0012

294 69 8
                                    

"Apakah aku hanya pemuas nafsunya saja?"


Ya!


Tentu saja fikiran seperti ini akan selalu terlintas di dalam benak han jisung, karena hubungan-nya dengan lee Minho telah terlampau jauh.

Bukan sekedar ciuman semata, mereka bahkan sudah sering menyatukan diri, tetapi satu hal yang tidak jisung ketahui, bahwa lee Minho tak pernah menyalurkan nafsunya pada lee felix.

Meskipun hubungan-nya dengan felix telah terjalin cukup lama, keduanya hanya menyatukan bibir, tak lebih dari itu.

Minho benar-benar menjaga lee felix seolah tak ingin merusak seorang pemuda manis berfreckles bak malaikat tercintanya tersebut.

Itu sebabnya, ketika felix akan membuka Bathrobe-nya, minho menahan-nya dengan keras.

Minho bahkan tak ingin siapapun melihat keindahan tubuh sang kekasih selain dirinya termasuk han jisung sekalipun.

Sayangnya, jisung Dan felix Sudah terbiasa melihat Satu sama lain, jangan lupakan bahwa mereka telah berteman sejak kecil.

Meskipun felix sering membuat sang kekasih menegang, dengan Susah payah Minho tetap menahan diri untuk tidak merusak sang kekasih.

"Aku sedang berusaha, tunggulah Sebentar lagi, Sebentar lagi aku Akan Akan membawamu pergi dari sendiri"

"Lixie tau sendiri kan, hyung sedang berusaha"

Itu Minho yang berbisik tepat di telinga sang kekasih.

Bukan tanpa sebab lino berkata sedemikian, felix Sudah tahu maksudnya, bahwa Minho sedang berusaha mencari uang untuk menikahi dirinya.

Batin felix seolah menjerit, tentu saja anak ini meronta sakit memikirkan sang sahabat tak lain si tupai han jisung.

Disini Felix juga tidak mengetahui bahwa hubungan jisung dan minhi telah sejauh itu, sementara jisung sebaliknya, ia tak mengetahui bahwa hubungan Felix dan Minho belum sejauh itu.

◑▩◑


Dan di waktu yang sama, Felix yang terbaring dirumah sakit tampaknya telah pergi meninggalkan tempat tersebut tanpa sepengetahuan siapapun.

Christopher yang sedang dalam meeting tiba-tiba meninggalkan pertemuan penting tersebut tanpa penjelasan.

Saat Chris pada akhirnya sampai di kantor perusahaan miliknya, ia pun segera menuju ruangan seo changbin.

"Hah.. Hahhhh" Nafas Chris berderu, tentu saja, karena ia berlarian demi untuk segara sampai disini.

Memangnya ada apa??

LEE FELIX!!

si kecil anak tujuh belas tahun itu datang ke gedung besar nan tinggi ini memaksa untuk masuk kesini meskipun telah diusir berkali-kali oleh penjaga disini, nyatanya anak itu masih kekeh untuk tetap masuk dengan cara menyelinap yang pada akhirnya tertangkap juga.

Beruntung seo changbin mengetahui anak ini, jika tidak, mungkin ni anak sudah berakhir di kantor polisi.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Chris pada si kecil, padahal disini yang kelihatan tidak baik-baik saja itu dirinya.

Lihat saja itu si Christopher masih mengatur pernapasan-nya.

Sementara si kecil hanya menyahuti dengan anggukan kecil.

"Semua orang disini melarangku untuk naik keatas"



DEG!!!!



Chris mendelik mendengar ucapan si kecil, ya tentu aja Chris mikir kalau ni anak mau bunuh diri lagi.

"Aku akan mengantarkanmu pulang" Ujar-nya dengan segera menarik pergelangan tangan si kecil.

Dengan polosnya Felix berujar "Paman juga melarangku?"

Tetapi tidak mendapatkan jawaban dari Chris, "tidak, aku tidak mau" Felix memberontak, berusaha melepaskan lengan kecilnya dari genggaman Christopher.

"Aku harus memastikan sesuatu"

"Tolong biarkan aku naik keatas"

"Paman! Paman!!" Felix bahkan meminta tolong pada changbin.

"Paman bilang, jika paman Chris sudah datang aku boleh naik keatas"

"Paman pembohong!!!"

Felix terus meracau, sembari berpegangan pada meja agar Chris tak dapat membawanya pergi keluar dari gedung ini.

Tanpa babibu Chris langsung saja menggendong si kecil, tak peduli meskipun si kecil meronta-ronta bahkan di liatin sama beberapa karyawan disini.

"Apa yang kalian lihat?!!!"

"Kalian di gaji disini bukan untuk ngeliatin urusan orang lain!!!!!" Suara Chris meninggi yang langsung membuat semua mata yang tadinya tertuju pada-nya, dengan serentak segera menunduk.

Si kecilpun yang berada di gendongnya seketika terdiam, matanya mengerjap-ngerjap takut, suara Chris bener-bener menakutkan.

Apalagi saat si kecil melihat wajah Chris dari tempatnya, terlihat begitu mengerikan.

Felix akhirnya di dudukan diatas meja ruangan Christopher.

Pria itu sedang berjalan berniat untuk mengunci pintu ruangan-nya, dan si kecil bisa saja turun dari meja dan segera kabur.

Tetapi sayangnya, kemarahan Christopher tadi ternyata cukup membuat nyali si kecil menciut.

Chris semakin mendekat kearahnya, Felix berusaha meringkus diri, tetapi ternyata paman ini membawa kepalanya kedalam dada bidang-nya.

Pria itu membelai hangat surai pirang si kecil.

"tidak ada orang yang baik-baik saja di dunia ini"

"Semua orang juga sedang berjuang dengan ujiannya masing-masing"

"Dunia memang tidak adil"

"Tetapi mengakhiri hidupmu bukanlah satu-satunya jalan"

"Masih ada banyak cara lain untuk meraih kebahagiaan didunia yang keras ini"

Si kecil menelan ludahnya dengan amat susah payah mendengar semua kalimat Christopher.

"Paman" Panggil si kecil.

Chris akhirnya menjauhkan tubuh keduanya agar dapat saling melihat.

"Terimakasih" Ujar Felix, Chris pun tersenyum teduh disana, dengan ragu-ragu si kecilpun berusaha membalas senyuman tersebut.

"Tetapi masalahnya siapa yang akan bunuh diri?" Si kecil membatin, padahal kan Felix kesini bukan untuk bunuh diri.

Niat banget mau bunuh diri harus pergi ke tempat Christopher, lah kan Felix juga bisa terjun dari rumah sakit kalau emang niatnya mau bunuh diri.

Si Christopher rada bloon juga ya.

Ya tapi gak salah Christopher juga sih, kan dia nangkep si kecil dari langit-langit atas sana, belum lagi kan Christopher ngiranya ni anak lagi patah hati.

What's Wrong [ Chanlix ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang