0024

198 53 5
                                    

"Lixie kenapa enggak bilang kalau kamu alergi udang?" Ini jeongin yang bertanya pada si felix kecil.

"Maaf" Lirih si kecil.

Waktu tau kalau nasi gorengnya ada udang nya, sebenarnya si kecil tahu tentang alergi-nya, tetapi felix tidak enak jika menolak makanan yang pastinya sudah dibuat penuh cinta oleh paman seungmin.

Padahal itu yang masak bukan seungmin sendiri, ttetapi tetap aja yang menata rantang makanannya pasti seungmin.

Felix tidak mau menyia-nyiakan cinta tersebut, meskipun sekarang ia berakhir seperti ini.

"Huh dasar" Sentil jeongin pada puncak hidung mungil si kecil.

"Lixie sudah boleh pulang kan daddu?" Tanya jeongin pada sang daddu.

"Boleh" Sahut seungmin halus.

"Lixie ikut pulang kerumah kita aja" Ini hyunjin yang sudah berada diambang pintu.

"Innie setuju!"

"Tapi??" Ini sikecil.

"Enggak ada tapi-tapian, ntar kamu ribut lagi sama dua orang gajelas itu" Pungkas jeongin mantab.

"Jiji itu sahabat-nya lixie tau" Si kecil memanyunkaan bibir.

Sementara seungmin berkutat dengan fikiran-nya, selain memikirkan sang suami yang tidak pulang dan tak dapat dihubungi.

Pria dua anak ini juga memperihatinkan perilaku si felix kecil. Seungmin memang belum pernah bertemu dengan felix dewasa, tetapi seungmin merasa ada yang aneh dengan anak ini.

Tapi lagi-lagi itu tak jauh-jauh dari kesehatan mentalnya sehingga felix benar-benar seperti anak kecil.

Berbeda dengan hyunjin yang mulai akan mencari tahu siapa jisung dan minho. Tentu saja sang adik telah memberitahu-nya bahwa salah satu diantara dua pemuda tersebut, mengaku sebagai kekasih lee felix.

Tetapi dari sikap felix saat menampar dan berusaha melindungi sahabat-nya. Jeongin bisa melihat bahwa pemuda dengan muka juteknya itu adalah kekasih dari pemuda yang mirip dengan tupai itu.

Pada akhirnya lee felix yang berusia tujuh belas tahun kembali tinggal dirumah besar milik kediaman BANG.

◑▩◑

Malam ini minho menginap di rumah kecil tempat lee felix dewasa dan han jisung tinggali beberapa tahun terakhir.

Pemuda tupai itu tampak terlelap didalam pelukan pemuda kelinci tercintanya.

Sementara lee minho sendiri nampaknya masih belum memejamkan matanya. Kejadian tadi masih memutari pemikiran-nya.

"tujuh belas tahun??" Kening minho mengerut.


Ucapan jeongin itu beberapa kali terlintas diingatan pemuda kelinci ini.

Sebenarnya sebelum felix kecil tumbang, lee minho sedang memperhatikan anak itu baik-baik, itu sebabnya ia hanya diam saat jisung dan jeongin beradu mulut.

Ya...

Sebenarnya ada dua cara untuk membedakan lee felix yang berusia tujuh belas tahun dengan lee felix yang berusia dua puluh tahun.

Selain tatto yang berada di sekitaran pusar si kecil, tinggi badan mereka juga berbeda.

Tinggi badan felix dewasa sekitar seratus tujuh puluh satu, sementara felix kecil sekitar seratus enam puluh tujuh.

Perbedaannya tipis, namun itu cukup sangat terlihat jika mereka melihatnya dengan amat sangat teliti.

Dan inilah yang sekarang berada dalam pikiran lee minho, karena felix lebih tinggi dari jisung, namun yang ia lihat tadi justru jisung lebih tinggi atau hampir setara dengan-nya.

Minho yakin ada sesuatu yang tidak beres terjadi disana. Pemuda kelinci ini juga akan mencari tahu apakah itu benar felix sang kekasih atau bukan.

Selama mereka menjalin hubungan baru kali ini felix menampar nya. Kekuatan anak itu bahkan tidak main-main, tentu saja rasa sakit itu masih terasa sampai sekarang.

Minho benar-benar tidak melihat felix sang kekasih didalam pemuda yang menonjoknya tersebut.

Berbeda dengan Chris yang tidak menyadari  bahwa Felix yang bersamanya tidak memiliki tatto, meskipun Chris telah melihat tubuh telanjang-nya. Namun saking kalutnya Chris juga tak sekurang ajar itu untuk melihat dengan teliti.


◑▩◑

Waktu sudah menunjukkan jam sepuluh hampir setengah sebelas waktu setempat.

Christopher, pria ini akhirnya kembali pulang kerumah besarnya dimana suami dan dua putranya tinggal disana.

Tak sampai satu jam pria itu memasuki rumah, Christopher telah melangkah kembali keluar dengan wajah yang tak enak untuk di lihat.

Chris bahkan membanting pintu mobilnya sebelum pada akhirnya mobil itu bener-bener bergerak pergi.

Aku tidak tahu apa yang terjadi dan kemana Christopher pergi, pria ini juga tidak pergi ke apartemen dimana felix dewasa masih tinggal disana.

Kepergian-nya ini disaksikan oleh sang putra sulung, yakni samtopher bang hyunjin dari balik korden kamar-nya.

Hyunjin berniat untuk tak tidur dan menunggu kepulangan sang daddy, hingga waktu saat ini telah menunjukkan jam dua pagi yang ditunggu pun belum juga kembali.

Jemari-jemari panjang milik hyunjin itu mulai terlihat mengerat.

Sebenarnya kemana sang ayah pergi hingga Selarut ini ia belum juga kembali.

Apakah selama ini ayahnya selalu pulang Selarut ini?

Begitu banyak pertanyaan dibenak hyunjin saat ini.

"Hyung?"

"Adek?"

"Lo ngapain?" Tanya jeongin, dengan muka malas bangun tidur-nya, bukan bangun sih, lebih tepatnya jeongin terbangun berniat untuk mengambilkan air untuk felix.

Ya..

Sibungsu ini lebih memilih tidur bersama felix kecil, bertujuan untuk menjaga-nya.

Karena menurutnya, ia harus bertanggung jawab karena sudah membuat si kecil jatuh sakit. Padahal kata felix juga gak perlu.

Tetapi juga namanya anak bungsu, jadi rada susah buat dilarang. Mau tak mau seungmin pun membiarkan.

"Mo ngambil minum"

"Tolong Ambilin sekalian deh, hooaaaamm" Ucap jeongin seraya menguap "Buat lixie" Imbuhnya dengan memberikan botol air pada sang kakak.


Tak ingin sang adik bertanya lebih hyunjin pun menuruti, sementara jeongin membanting tubuh kekarnya pada sofa dan kembali memejamkan matanya disana.

What's Wrong [ Chanlix ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang