"Abang, cemberut aja sih."
Kiki sengaja menggoda Ozi yang cuek padanya. Kiki jelas tahu penyebabnya. Karena pisang Ozi ia perjakain kapan hari.
Padahal sudah berlalu tiga hari, tapi tetap saja Ozi ngambek. Tak menyapa dirinya, tak mengajak bicara, tidur juga tak diajak, makan tak berkomentar, bahkan Kiki kayang di depan Ozi saja laki-laki itu diam tanpa peduli Kiki bakalan encok pegal linu setelahnya.
"Yah, Bang. Udah tiga hari masa masih marah aja sih. Nggak baik loh suami istri tengkar lebih dari tiga hari. Yok lah, Bang, baikan kita." Kiki menempel ke pintu kamar, merayu agar Ozi mau berdamai.
Sepi saja rasanya tak melihat Ozi bertingkah dan berkomentar. Lihat TV berdua saja ogah. Malah Ozi lihat bola di kamar dengan ponselnya. Padahal TV juga nganggur nggak ditonton, malah rela bayar paketan buat bisa akses bola.
Kiki sampek merasa gagal dalam debutnya kemarin. Apa ia kurang menjiwai ya. Atau tangannya kurang dikasih pelumas makanya bukan Ozi merasa enjoy tapi perih. Habisnya, Ozi pakek acara nangis segala sih. Kayak Kiki jadi istri jahad yang memperkaos suami. Padahal niatnya kan baik.
"Bang, jelasin dong apa salahku. Kan aku juga udah minta maaf tiap hari. Abang diem aja."
Ozi masih tak terpengaruh. Ia masih marah dengan Kiki. Bisa-bisanya menodai harga dirinya sebagai pejantan yang tak berdaya.
Kiki tak putus asa. "Sebagai permintaan maaf, Abang boleh minta apa aja deh. Serius! Mau kerjaan rumah aku yang urus, ok. Mau dimasakin rendang dinosaurus juga bakal diusahain. Ehm ... atau sewa bulan depan aku yang bayar juga boleh. Apa aja deh, Bang."
Tetap. Ozi bergeming. Ia tak tertarik sama sekali dengan tawaran Kiki. Ia fokus pada tendangan pemain bola kesukaannya yang hampir mencetak gol tapi gagal.
Kiki manyun. Capek juga dicueki gini. Ya sudah lah, ia balik ke depan TV buat matiin benda tersebut. Ke kamar mandi, ia dapati dirinya sedang datang bulan. Makanya ia ikut badmood juga. Sudah Ozi ngambek, dirinya juga lagi palang merah. Lengkap sudah.
Ke kamar terbirit-birit, Kiki mengambil stok pembalutnya. Mencari celana dalam buat ganti juga. Setelah bebersih di kamar mandi, Kiki membuka pintu belakang untuk menjemur benda keramat.
Melirik Ozi yang masih menganggapnya tak ada, Kiki meraih kunci motor.
"Aku keluar dulu, Bang. Cari pisang lain buat di spong bob in."
Kiki menutup pintu dan pergi gitu aja. Meninggalkan Ozi yang berlari mengintip ke jendela. Melihat motor Kiki melesat pergi.
"Hadeh, nggak tahan juga diem-dieman gini. Bosen banget ini rumah. Tapi demi harga diri, bertahan pokoknya! Lagian sok-sok nyari pisang lain. Megang punyaku aja masih amatir," monolog Ozi sambil berlalu kembali ke kamar.
***
Tujuan Kiki saat datang bulan tak lain dan tak bukan adalah bakso. Di mana saja boleh, asal ramai. Katanya kalau ramai, kebanyakan rasanya endulita. Makanya saat perjalanan tanpa arah Kiki menemukan pedagang bakso, ia langsung mampir. Pesan seporsi bakso dengan minum teh manis panas setengah hangat. Biar menetralisir rasa pedasnya kelak.
Begitu pesanan datang, Kiki langsung menuangkan sambal banyak. Sedikit kecap dan saus. Mengadukanya dan melahap dengan brutal. Melampiaskan kekesalannya menghadapi kediaman Ozi. Rasa pedas bertemu dengan teh. Perpaduan yang kawin dan cucok meong pastinya.
Pulang menyantap bakso, Kiki tak langsung pulang. Ia mampir ke mini market buat beli stok pembalut karena di rumah sisa bulan lalu sebelum ia nikah. Selain itu ia beli minyak kayu putih buat menangkal rasa nyeri esok hari yang datang di hari pertama dan kedua.
Sampai di rumah, Kiki masuk rumah dengan santai. Ia tak ambil pusing sejenak soal Ozi. Makin stres ntar dia. Ia lihat Ozi sudah terbaring dengan ponsel masih dalam genggaman. Belum sempat dimatikan tapi orangnya malah ketiduran.
Kiki mendekat dan hendak mematikan ponsel, tapi malah membangunkan Ozi. Laki-laki itu mengerjap. Tanpa kata, ia menarik ponsel dalam genggaman Kiki. Namun, Ozi bisa melihat bibir Kiki dower. Lebih merah dan tebal dari pada biasanya.
Matanya yang agak mengantuk langsung melebar dengan kesadaran maksimal. Apakah benar Kiki habis dapat mangsa baru buat pelampiasan karena dirinya abai? Waduh gawat. Dia juga mau dong di spong bob in kalau efek bibir Kiki jadi dower begitu. Pasti udah terlatih nantinya setelah pembelajaran intens.
"Udah, tidur lagi aja. Aku nggak ganggu."
Kiki berlalu ke kamar mandi buat bersih-bersih. Meninggalkan Ozi yang melihat istrinya pergi begitu saja dengan banyak kekepoan yang memuncak.
"Benarkah Kiki nyari pisang lain selain punyaku? Punya siapa ya kira-kira?" batin Ozi.
_________
KANGEN kalian semua ya ampun. Sama kangennya kayak Kiki merindu pisang Ozi. Wakaka tenang, aku masih di sini. Masih sibuk daily yang menguras jiwa raga tapi demi beli kambeng 🤣
Masih setia dong nungguin? Diharap kesabarannya ya semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Live
Humor"Barang ready, Say. Kepoin aja yuk. Gercep pokoknya. Naikkan no WA biar admin catat sekalian pesanannya ya." Kisah Kiki, pedagang online yang mengadu nasib di kota berjuluk pesut Mahakam. Dipaksa nikah hanya dengan alasan 'biar ada yang jagain'. Ad...