Ozi melipat baju dari jemuran yang diangkat Kiki. Daripada nganggur, ia ikut bantu Kiki saja. Sang istri yang makin uwu saja setelah di unboxing kemarin, tengah sibuk bersiap live dengan Nanda.
"Bang?" panggil Kiki yang berdiri di depan pintu.
Ozi mengangkat dagu. "Apa?"
"Jadi model lagi yuk!"
"Kok lagi sih. Kan udah kapan hari."
Kiki mendekat. Ikut duduk sambil bergelayut manja di lengan Ozi. "Ayo dong, Bang. Biar makin rame. Biar bisa beli AC. Kamar kita gerah loh."
Ozi enggan sih, tapi melihat Kiki yang mendusel di lengan dan tangannya bergerilya di balik sarung, ia pun luluh. Ah, lemah sekali dia.
"Ya deh. Tapi, nanti malem lagi ya?"
Kiki langsung mendelik. "Yah, masih perih, Bang. Nggak kasihan apa sama aku."
Kiki mengerucutkan bibir. Memelas agar tak dihabisi lagi oleh Ozi. Ia butuh jeda, kira-kira seminggu untuk pulih.
"Kamu aja udah mancing nyari pisang. Mana ada kamu masih perih. Mau minta lagi kan pasti?" tuduh Ozi.
Kiki jelas mengelak. Ia hanya menggoda Ozi, agar mau membantunya berdagang. Bukan minta diulangi lagi. Aduh, ia saja ragu mengulang lagi kalau rasanya perih seperti kemarin.
"Udah, nggak usah malu, Ki. Kalau mau bilang aja. Kalau mau non stop ntar aku bikin ramuan dulu."
Kiki mundur dan menggelengkan kepala. "Ih, non stop apaan. Pingsan yang ada."
"Kemarin kan cuma satu gaya aja, Ki. Nanti selanjutnya kita pakek gata lain. Biar ada variasi gitu nah."
"Emangnya lagi foto model ya, pakek gaya segala."
Ozi mendorong kening Kiki hingga kepala perempuan itu mundur. "Nggak usah sok polos elah, Ki. Kau nih. Demi keharmonisan rumah tangga kita."
"Halo, spada. Bapak dan Ibu. Bisa nggak kita mulai aja live-nya. Urusan ranjang bisa dibicarakan setelah aku pulang. Mohon ya, dijaga obrolannya. Ada gadis polos masih perawan yang belum pantas dengernya," sahut Nanda yang berdiri di depan pintu. Memperingatkan perseteruan pasangan suami istri yang baru perdana lepas segel ori semua.
Kiki menoleh. "Polos apanya."
"Dah ah, buruan kita Live nih. Keburu malem. Kasihani anak gadis ini ntar kalau pulang malem-malem."
Kiki menarik tangan Ozi agar berdiri. Menyeretnya ke kamar gun berganti baju yang akan diperdagangkan malam ini. Semoga laris manis.
Ozi pasrah saja. Baiklah, ia bisa berbuat apa memangnya selain menerima Kiki mendandaninya dengan barang jualan. Berpose manekin di depan kamera ponsel. Menunjukkan bahan baju yang ia kenakan.
Kiki memandu live, sementara Nanda yang merekap pesanan yang akan diantar esok hari.
Banyak yang komen soal modelnya, namun keberadaan Ozi memang penglaris jualan. Beberapa minta nomor ponsel modelnya, agar bisa dikarungi di rumah.
Rekap sudah tercatat. Jam sudah pukul sepuluh malam lebih dua puluh menit saat Nanda pamit pulang. Esok pagi bakal lanjut packing barang dan siangnya mengantar pesanan.
Nanda pamit, Ozi sudah rebahan di kamar. Sementara Kiki tidur belakangan. Melirik Ozi yang sudah mendengkur duluan.
"Hilih, tadi bilangnya mau diulang yang kemarin. Malah molor duluan. Dasar!"
_________
KAMU SEDANG MEMBACA
Live
Humor"Barang ready, Say. Kepoin aja yuk. Gercep pokoknya. Naikkan no WA biar admin catat sekalian pesanannya ya." Kisah Kiki, pedagang online yang mengadu nasib di kota berjuluk pesut Mahakam. Dipaksa nikah hanya dengan alasan 'biar ada yang jagain'. Ad...