23. Pelaku Sesungguhnya

12 4 2
                                    

Sudah tiga tahun sejak Levine berada dalam penjara Elfados saat tiba-tiba seorang prajurit membukakan pintu selnya dengan dalih ada yang ingin menemuinya. Levine mengikuti prajurit itu dengan langkah santai. Tiga tahun dipenjara membantunya menerima keadaan yang ia lalui. Ia pasrah saja saat beberapa tahanan lain mengganggunya. Ia biasa saja saat melihat teman satu selnya mati menggigit lidahnya sendiri. Semua itu adalah pemandangan yang biasa terjadi di penjara abadi Elfados.

Sebuah ruangan menyambut penglihatannya saat prajurit di depannya menghentikan langkahnya. Prajurit itu terlihat menunduk kepada seseorang, lalu pergi meninggalkannya. Levine mengangkat kepalanya yang sejak tadi hanya menunduk demi melihat seseorang yang katanya ingin menemuinya itu. Ia terkejut saat ternyata orang yang dimaksud prajurit tadi adalah sahabat lamanya, sang raja. Di samping raja ada Kapten Rexy yang terus menatapnya seperti biasa.

Levine menundukkan kepalanya demi menghormati rajanya. "Yang Mulia..." Ia terkejut saat tiba-tiba Raja Albert memeluk tubuhnya yang sangat kotor. "Yang Mulia, kenapa Anda seperti ini? Ada apa?"

"Maafkan aku, Levine, maafkan aku." Ucap sang raja. Levine bisa merasakan bahu raja bergetar hebat, sepertinya sahabatnya itu sedang menangis.

"Tidak ada yang perlu aku maafkan darimu, Albert. Kau tidak bersalah."

Raja Albert segera melepaskan pelukannya dan menatap sahabatnya itu lama. Rasanya sudah lama ia tidak dipanggil hanya dengan nama depannya seperti itu. Tentu saja. Tidak ada yang berani memanggilnya seperti itu kecuali Levine.

"Aku benar-benar sangat menyusahkanmu selama tiga tahun ini. Maafkan aku, Levine." Albert mengusap air matanya. "Sekarang kau tidak perlu khawatir lagi. Prajuritku sudah menemukan pelaku yang sebenarnya, jadi kau sudah bebas dari tuduhanmu. Bersiaplah. Setelah ini aku akan mengantarmu ke Kenhill menemui putrimu."

Berita yang baru saja didengar Levine adalah sesuatu yang selalu ia tunggu-tunggu. Pulang. Tentu saja ia ingin pulang dan menemui putri kecilnya, apalagi setelah ia tahu jika saat ini putrinya hanya sendirian. Istrinya sudah meninggal satu tahun yang lalu karena sakit.

"Terima kasih. Tapi sebelum itu, bisakah aku memohon satu permintaan?"

"Apa itu? Katakanlah."

"Aku ingin menemui pelakunya."

Raja Albert mengangguk. Ia kemudian menoleh kepada Kapten Rexy dan menyuruhnya mengantarkan Levine menuju sel si pelaku yang sesungguhnya.

Selama perjalanan, Kapten Rexy terus memperhatikan laki-laki di sampingnya. Sejak ia menangkap laki-laki itu, tidak pernah sekali pun Levine membuat masalah seperti tahanan Elfados pada umumnya. Entah kenapa, laki-laki itu memiliki aura yang membuat orang lain ingin menghormatinya.

Kapten Rexy menghentikan langkahnya pada salah satu sel di antara sel-sel lain. Ia menunjuk seseorang berambut merah bata di dalam sel yang sedang duduk menunduk itu. "Itu orangnya." Ia berkata kepada Levine.

Pria berambut coklat panjang itu memperhatikan tahanan di dalam sel yang ditunjuk Kapten Rexy. Ia terkejut saat menyadari identitas orang dalam sel. Levine terduduk, seakan tidak percaya dengan penglihatannya.

"Kenapa kau melakukan ini?"

Levine masih menunggu pria di depannya membuka mulut. Tapi meski ia menunggu cukup lama, tidak ada satu pun kata yang keluar dari mulut orang itu.

"Veer, katakan padaku, kenapa kau melakukannya?!"

Kapten Rexy terlihat terkejut. Baru kali ini ia melihat pria itu berteriak. Sebelumnya, siapa pun akan mengatakan jika pria di hadapannya adalah orang yang tenang. Tapi, ada apa ini? Kenapa hari ini pria itu terlihat emosional?

Chemist Accident (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang