Suara jangkrik dan kelelawar turut menemani ketakutan ketiga remaja itu. Entah kenapa, waktu bumi terasa lebih lama dari normalnya. Debar jantung mereka terasa semakin menggema. Meluruhkan benteng pertahanan rasio mereka. Sebenarnya itu bayangan apa? Pikiran mereka turut berkelana dalam tekanan imajinasi yang mereka buat.
Mereka terus menatap lurus ke dalam gua. Memperhatikan bayangan kurang ajar itu. Jantung mereka terus bertalu. Eren dan Selyn gemetar, begitu pula Flogi. Logikanya yang selalu bermain, kini tak bisa diajak bermain. Ia terlalu tegang.
Bayangan itu semakin dekat... semakin dekat... semakin dekat...
"AAAAARRRRGGGGGGHHHHHH!!!!!!!!" Mereka menjerit begitu sosok itu muncul. Sosok gelap itu...
"I-i-i-itu... y-y-yang w-waktu itu... di-dia..." telunjuk Selyn menunjuk sosok itu dengan gemetar. Ia segera berlindung di balik punggung Eren begitu ia dan kedua temannya berdiri. Mencoba menghindari sosok misterius itu.
Sosok itu berjalan mendekat. Bentuk wajahnya yang begitu mengerikan membuat ketiga remaja itu terus berjalan mundur saat sosok itu melangkahkan kaki dan mendekati mereka. Mereka terus melakukan itu sampai tiba-tiba Flogi berhenti melangkah mundur. Flogi masih berdiri dan menatap sosok itu bahkan meski sosok itu sudah berada semakin dekat dengannya.
"Flogi! Kau sudah gila, ya?!" Eren meneriaki Flogi. Mencoba menyadarkan Flogi yang ia anggap sudah gila. Bagaimana bisa Flogi tetap berdiri mematung bahkan menatap sosok itu dengan begitu tajam di saat ia dan Selyn ingin melarikan diri?
"Flo!!!" Eren terus berteriak, apalagi saat melihat sosok itu yang sudah berada tepat di depan mereka. Mata merah sosok itu menatap mereka dengan tatapan yang sangat menakutkan bagi Eren, bahkan mungkin lebih menakutkan daripada tatapan Guru Hans.
Sosok itu memiringkan kepalanya, pupil merahnya seakan mencoba menelusuri pikiran tiga makhluk di depannya. Eren dan Selyn menjerit begitu sosok itu menggerakkan tangannya. Selyn, yang sejak tadi kepalanya sudah berdenyut, pingsan begitu saja. Beruntung, Eren menangkapnya sebelum tubuh Selyn menyentuh tanah.
"Selyn!" Eren kebingungan. Ia menyandarkan tubuh Selyn. Merengkuhnya. Sedang Flogi sama sekali tidak memperhatikan kedua temannya yang sejak tadi heboh sendiri. Ia terus menatap sosok itu dengan tangan terkepal. Menahan dirinya, juga emosinya. Wajah datarnya sama sekali tak berekspresi. Dingin. Seperti biasa.
Sosok itu menuntun tangannya menuju wajahnya. Ia seperti meraba sesuatu di sebelah kiri wajahnya. Lalu perlahan namun pasti, ia menarik sesuatu di wajahnya. Sebuah topeng.
Eren menatapnya tak percaya. Jadi, selama ini ia adalah manusia? Bukan makhluk absurd seperti yang selama ini ia bayangkan?
"Siapa kau?" Eren sudah tidak tahan lagi untuk bertanya. Ia menatap sosok yang kini sedang melepas topeng yang membuat Selyn pingsan itu dengan tatapan tajam. Sedang yang ditatap hanya diam dan tidak mengacuhkannya. Laki-laki itu malah menatap Flogi dengan tatapan yang tajam, setajam tatapan Flogi padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chemist Accident (TAMAT)
Fantasy"Hoaaammmm..." Terdengar sebuah suara yang mengagetkan mereka. Mata mereka terus menatap ke dalam gua. Sebuah bayangan berjalan mendekat ke arah mereka. Debaran jantung mereka semakin mengencang. Rasanya seluruh dunia mendengar debaran jantung mere...