Terima kasih kepada Eren yang tiba-tiba meminta izin untuk kembali ke Kenhill terlebih dulu. Karenanya, kini Neil sendiri yang harus menemani Flogi untuk bicara dengan Levine tentang monster yang suaranya sempat ia dengar sendiri tempo hari. Ia bahkan tidak mengerti hal bodoh apa yang sudah Eren, Flogi, dan Selyn lakukan hingga terlibat jauh dalam masalah yang ia sendiri tidak pernah dengar.
Tentu saja, raja selama ini sudah menyembunyikan fakta jika ada monster yang berkeliaran di perbatasan setiap kota. Pantas saja ada aturan bodoh tentang penutupan akses ke setiap kota bagi orang-orang yang tidak memiliki izin khusus. Itu sebabnya ia dan Flogi segera ditangkap begitu ketahuan memasuki ibu kota diam-diam.
"Aku terkejut kau dan teman-temanmu bisa membuat tikus itu bertransformasi hanya dengan peralatan yang tertinggal di laboratorium lama itu." Itu adalah Levine. Ia baru berkomentar setelah Flogi menyelesaikan ceritanya. Neil sendiri hanya duduk diam di depan mereka sambil memperhatikan keduanya bicara. Jujur, baru kali ini ia melihat Flogi banyak bicara.
"Aku juga terkejut dengan apa yang kami hasilkan dengan mengikuti buku itu."
"Buku?"
"Iya, Ayah. Kau ingat buku coklat yang ditulis Profesor L?"
Levine menghela napas. "Buku itu hilang dari laboratorium."
"Selyn menemukannya, entah dari mana."
"Sebenarnya buku itu ciptaan kakekmu, ayahku. Profesor Leo Levinson."
Flogi menganga. "Benarkah?" Ia terdiam. Sepertinya di otaknya mulai muncul pertanyaan liar lagi. "Tapi untuk apa dia menulis cara untuk menciptakan monster?"
"Mungkin saja kakekmu kriminal." Celetuk Neil, cukup untuk membuatnya terkena pukulan di kepalanya yang malang dari Flogi. Ia meringis. Sejak kapan gadis ini melakukan reaksi fisik seperti ini?
Levine tertawa kecil. "Neil, aku ingat sejak dulu kau memang suka bicara sinis dengan siapa pun. Tidak kusangka kebiasaan itu masih ada hingga sekarang."
Neil diam. Ia mulai malu dengan mulutnya sendiri yang terkadang sulit diajak kerja sama.
"Sebenarnya... rencana awal dari proyek itu bukan untuk membuat monster, tetapi membuat senjata perang. Proyek itu berhasil, tetapi bencana terjadi setelah perang berakhir. Senjata – monster – itu tidak bisa mati. Pada akhirnya monster-monster itu menyerang pasukan kita sendiri dan merugikan kerajaan. Kakekmu berhasil membuat vaksin yang bisa menidurkan monster-monster itu. Dia menulis semuanya di buku untuk mengingatkannya tentang kejadian itu, juga untuk mencari solusi lain yang bisa benar-benar melenyapkan mereka. Sayang sekali, ayah tidak tahu jika kehilangan buku itu bisa membuat bencana ini terulang lagi."
"Jika kau bilang mereka hanya tertidur, di mana mereka diletakkan?" Neil akhirnya tertarik untuk bertanya.
Levine memperhatikan putri dan keponakannya yang sedang serius memandanginya. Ia menghela napas, lalu menatap Neil dengan serius.
"Di bawah tanah Kenhill."
***
Eren akhirnya bisa menghela napas lega. Setelah berhari-hari berada di luar kampung halamannya dengan segala kerumitan masalah yang ada, sekarang Eren bisa benar-benar menghirup udara di kota kelahirannya.
Setelah pulang dan menerima sejuta pertanyaan dari kedua orang tua dan ketiga kakaknya, Eren memutuskan keluar rumah dan mengunjungi rumah sakit tempat Selyn dirawat.
Jujur saja, sejak awal tujuannya pulang lebih dulu memang untuk mengunjungi Selyn dan memastikan sendiri keadaan gadis itu. Terlebih setelah ia selesai membaca semua buku harian Selyn yang ia temukan di bawah pohon belakang sekolah. Ia tidak memberitahu siapa pun, tapi ia mencurigai seseorang di balik monster-monster itu. Ia berencana memastikan dugaannya terlebih dulu sebelum memberitahu Jun dan Kapten Lenon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chemist Accident (TAMAT)
Fantasy"Hoaaammmm..." Terdengar sebuah suara yang mengagetkan mereka. Mata mereka terus menatap ke dalam gua. Sebuah bayangan berjalan mendekat ke arah mereka. Debaran jantung mereka semakin mengencang. Rasanya seluruh dunia mendengar debaran jantung mere...