Flogi berjalan menyusuri hutan dengan hati-hati. Sesekali ia melihat kanan-kiri, juga belakang. Semalam, sesaat setelah Jun dan Eren pergi menuju Kenhill, ia diam-diam meninggalkan markas Elf Squad seorang diri. Sudah hampir 12 jam ia berjalan, tapi tampaknya masih belum ada tanda-tanda tempat yang ia tuju. Flogi menghela napas. Sesekali ia mengelap bulir-bulir keringat di dahinya dengan lengan bajunya.
Cuaca benar-benar tidak bersahabat. Panas menggeliat seenaknya. Ia melihat sekitar, mencari-cari jika saja ada sungai yang bisa ia ambil airnya untuk sekadar menghilangkan dahaga. Air yang ia bawa dari markas Elf Squad sudah habis sejak beberapa jam yang lalu. Flogi menghela napas lega begitu menemukan anak sungai setelah tadi ia mengikuti suara air dari kejauhan. Ia menghampiri anak sungai itu, lalu minum dan mengambil air secukupnya untuk bekal di perjalanan nanti.
Ssrkk! Ssrrkk!!
Flogi menoleh ke arah munculnya suara itu. Ia menatap waspada semak-semak di belakangnya. Perlahan tangannya mengambil belati yang ia ambil dari dapur markas Elf Squad tadi sebagai pertahanan. Tatapannya tidak lepas sedikitpun dari semak-semak itu sampai akhirnya muncul sosok yang membuatnya menghela napas kesal.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanyanya kepada sosok itu sambil kembali menyembunyikan belatinya.
Laki-laki yang sedikit mirip dengannya itu meringis. Rupanya sosok tadi ialah Neilson, sepupu Flogi.
"Aku mengikutimu."
"Kau pikir aku bodoh? Aku tahu kau mengikutiku, tapi kenapa? Bukankah kau ikut Jun dan Eren kembali ke Kenhill?"
Neil menghampiri sepupunya itu. Ia tersenyum sinis. "Sepertinya kau benar-benar salah paham padaku. Kau pikir hanya karena kemarin kau membantuku lolos dari Elf Squad, sikapku akan berubah padamu? Maaf saja, itu tidak akan terjadi."
"Lalu untuk apa kau mengikutiku?" Flogi sama sekali tidak terpengaruh. Wajahnya tetap saja datar, sama seperti sebelumnya.
"Aku hanya penasaran dengan yang kau dan laki-laki aneh itu rencanakan."
"Kami tidak merencanakan apapun."
Neil mendekatkan wajahnya ke Flogi. Ia menatapnya tajam dengan senyum sinisnya. "Kau pikir aku akan percaya? Flogi, aku tahu dengan baik bagaimana dirimu. Ingat itu." Ucapnya dingin.
Mereka berdua tampaknya memang sangat mirip. Entah itu ciri tubuh ataupun sifat. Saking miripnya sampai mereka sama sekali tidak bisa disatukan. Seperti saat ini, mereka hanya akan terus saling mencurigai satu sama lain.
Flogi menghela napas, tampaknya kali ini ia akan mengalah. "Terserah kau saja." Ujarnya, lalu melanjutkan perjalanannya kembali.
Baru tiga kali melangkah, ia harus berhenti ketika tiba-tiba mendengar suara yang seketika membuatnya merinding. Flogi memperhatikan sekitar. Ia menunjukkan sikap waspada.
Neil yang melihat sikap Flogi pun menjadi penasaran. Ia mendekati Flogi dan berdiri di sampingnya. "Ada apa? Kenapa wajahmu jadi memucat?" Tanyanya ketika melihat rona pias di wajah sepupunya itu.
"Diam. Dengarkan."
Mau tidak mau Neil pun diam. Ia segera berusaha menajamkan pendengarannya dan meningkatkan kepekaannya.
Hrrmmmm... Hrrrrggghhh....
Neil membelalakkan mata, ia menoleh ke arah suara itu berasal. "I-itu tadi... suara apa?" Tanyanya sambil melihat Flogi yang hanya menatapnya datar.
"Itu pasti suara salah satu monster."
"Apa??? Monster?? Monster apa maksudmu???" Neil bingung. Wajar saja, selama ini ia hanya mengikuti Elf Squad tanpa tahu apa yang menjadi target Elf Squad sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chemist Accident (TAMAT)
Fantasy"Hoaaammmm..." Terdengar sebuah suara yang mengagetkan mereka. Mata mereka terus menatap ke dalam gua. Sebuah bayangan berjalan mendekat ke arah mereka. Debaran jantung mereka semakin mengencang. Rasanya seluruh dunia mendengar debaran jantung mere...