First Kiss

865 63 1
                                    

Lantunan musik  memenuhi cafe yang saat ini menjadi tempat pria tampan incaran para gadis duduk memainkan tabnya sembari menunggu kawan-kawannya tiba.

Duk...
"Aduhh mas maafin anak saya" ucap seorang ibu setelah anaknya tidak sengaja menabrak meja lelaki itu sehingga menyebabkan sedikit minumannya tumpah mengenai celananya.

"Gak papa bu, addknya juga gak sengaja" Balasnya sambil tersenyum hangat lalu memandang adik kecil yang terlihat ketakutan berdiri di belakang ibunya.

"Nama kamu siapa?"
"Deo Om" jawab anak itu masih bersembunyi di belakang ibunya
"Lain kali hati-hati yaa, kalo kamu kepentok meja kan bisa luka" ucap lelaki itu lagi sambil mengelus lembut surai anak itu membuatnya mengangguk.

"Sekali lagi saya minta maaf ya mas" ucap ibu tadi lelaki itu hanya mengangguk dan tersenyum "iyaa bu gak papa, saya permisi dulu bu" ucapnya kemudian berlalu menuju toilet untuk membersihkan celananya yang terkena minuman.

Setelah kurang lebih 10 menit di dalam kamar mandi lelaki itu pun keluar dan kembali ke mejanya. Dia berjalan sambil melihat-lihat sekitar, matanya menangkap seorang gadis yang dia kenal penasaran dengan apa yang dilakukan gadis itu dia memperlambat langkahnya sambil memperhatikan gerak gerik gadis itu bersama lelaki yang ia tebak seumuran dengan sang gadis.

Mereka seperti terlibat debat yang membuat gadis itu menekuk wajahnya sebal. Karena tidak ingin mengganggu lelaki itu pun kembali berjalan ke mejanya dan berhenti menatap kearah mereka.

"Kak Ji..." langkahnya terhenti mendengar namanya di panggil. Lelaki yang di panggil Ji itu berbalik dan melihat gadis yang tadi dilihatnya berjalan ke arahnya. Lelaki itu menaikkan alisnya ketika gadis itu sampai di hadapannya.

"Maafin aku, tapi aku mohon bantu aku sekali aja" ucap gadis itu membuatnya mengerutkan alis bingung.

"Kamu mau ap.." belum selesai bertanya gadis itu sudah berjintit dan menempelkan bibir mungilnya pada bibirnya. Lelaki itu membulatkan matanya terkejut dengan apa yang dilakukan gadis di depannya ini.

Ekor matanya menangkap lelaki yang tadi di ajak bicara gadis didepannya ini menatap mereka berang, membuatnya mengerti.

Gadis itu perlahan melepaskan diri tapi dengan cepat lelaki itu menahan tengkuknya dan memperdalam ciuman yang awalnya hanya sebuah kecupan itu membuat gadis itu terkejut dan membuka matanya.

Aksi keduanya menjadi tontonan para pengunjung cafe yang tidak terlalu ramai bahkan dari meja tempat lelaki itu pun berdiri beberapa orang yang terkejut melihatnya.

"Jinandra lo apain adek gue" suara lelaki yang saat ini menahan emosi pun menyadarkannya dan melepaskan tautan mereka.

Setelah memisahkan diri Jinandra menatap sekitar lalu berjalan menuju mejanya dimana teman-temannya sudah berkumpul disana. Gadis yang saat ini merutuki aksinya pun mengikutinya.

"Kalian pacaran?" Tanya Nanda salah satu teman Jiandra

"Gak!!!" Ucap keduanya bersamaan

"Trus tadi itu apa?" Tanyanya lagi sementara yang lain hanya menunggu penjelasan saja.

"Gak ada"

"Gak ada apa, semua orang juga liat kalian tadi ngapain" Ucap Carlie namun Jinandra hanya mengedikkan bahu lalu duduk di tempatnya. Menyadari jika Jinandra tidak akan menjelaskan apa-apa membuat Januar kakak dari sang gadis pun kembali bersuara.

"Yun jelasin!" Titahnya membuat sang gadis menunduk tak mau menatap kakaknya.

"Ayuna Landria Dinata" mendengar itu membuat Yuna mendongak dan menghentakkan kakinya sebal.

"Kan tadi udah liat, kak Charlie aja ngerti kita ngapain" ucap yuna membuat Januar melotot kepadanya.

"Ayuna!!"
"Apa sih kak, itukan cuma ciuman gak usah rempong bisa gak sih" ucapnya lagi membuat semua teman-teman kakaknya menggeleng tak percaya dengan kelakuan ajaib yuna.

"Kamu bilang cuma ciuman?"
Gadis itu hanya mengedikkan bahu mendengar pertanyaan kakaknya lalu menyeruput minuman yang ada di atas meja.

"Udahlah aku mau pulang. Kak jaja gak asik" katanya lalu melenggang pergi meninggalkan para lelaki yang masih menatapnya tak percaya.

Setelah kejadian itu jungkir balik kehidupan dua insan itu pun dimulai.

*****
Lunalim_

De JavuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang