End

147 19 3
                                    

Hari ini adalah hari pernikahan Januar dan Karin, Kedua mempelai saat ini sudah duduk manis di atas singgasananya membuat semua tamu undangan menatap mereka kagum. Banyak tamu yang berasal dari mahasiswa maupun rekan dosen Januar. Semuanya tampak terkejut karena yang menjadi mempelai wanitanya adalah Karin yang merupakan mahasiswa Januar yang memang terkenal karena merupakan duta di kampus mereka.

"Wah, gak nyangka loh gue si Karin nikah sama pak Janu" ucap salah satu tamu yang merupakan teman sekelas Karin di kampus.

"Jarak umur mereka jauh gak sih?" Tanya yang lainnya
"Iyaa deh, Pak Janu kan pasti umurnya udah diatas tiga puluh tahun" ucap nya "Ehh Pak Janu kan juga duda kan yaa?" Tanyanya lagi dan dua orang lainnya mengangguk.

"Yakin sih gue kalo Karin cuma ngincer duit doang, kalian tau sendirikan dia miskin, adeknya juga sakit-sakitan mana yatim piatu lagi" ucap  orang itu lagi.

"Kalian itu bukannya beri selamat ke pengantinnya, malah gosipin aneh-aneh" Ucap lelaki yang sejak tadi mendengar ketiga gadis itu bergosip. Mendengar teguran lelaki asing itupun membuat ketiganya berlalu menjauh membuat lelaki itu menggeleng.

"Ngapain Ren?" Tanya Charliee yang menghampirinya bersama teman-temannya yang lain.

"Itu temen kampusnya Karin, gosipin dia yang gak-gak" jawabnya "Lagian kok bisa sih kak Jaja undang semua orang di kampus, Pastilah jadi bahan Gosip mana nikahnya dadakan lagi" ucap Ninda

"Tau sendiri kan si Jaja gimana orangnya" balas Hema "Yaudah kita naik foto aja deh sekarang mumpung gak ada tamu" ajak Charliee dan semuanya ikut untuk berfoto bersama.

*****
Setelah acara pernikahan berakhir Yuna dan Jinan langsung pulang kerumah, keduanya membersihkan diri sebelum istirahat. Yuna yang memang masih sibuk membersihkan make up pun membiarkan Jinan mandi terlebih dahulu.

Setelah Jinan selesai lelaki itu memutuskan duduk di balkon sambil mejikmati angin malam dan memeriksa beberapa pemasukan Restorannya. Sementara itu Yuna masuk ke kamar mandi, hanya membutuhkan waktu lima belas menit Yuna selesai dan dia menyusul Jinan ke Balkon berhubung rasa kantuk belum menyerangnya.

"Ngerjain apa mas?"
"Ini aku ngecek pemasukan sama pengeluaran restoran aja, beberapa hari ini kan aku kurang pantau" Jawab Jinan tanpa menoleh manatap Yuna yang saat ini sudah bersandar di bahunya.

"Mas..."
"Hmmm?"

Yuna kembali diam membuat Jinan segera menyelesaikan pekerjaannya dan menutup Tablet nya dan menatap istrinya.

"Kenapa sayang?" Tanyanya
"Nanti abis nikahan kak Hema kita liburan bisa gak?" Tanya Yuna "kemarin kan ke koreanya batal" sambungnya

"Udah ada rencana sih, kita holiday bareng yang lainnya" ucap Jinan
"Yang lain siapa?"
"Para pengantin baru dan temen-temen yang lain sih" Jawab Jinan

"Serius?" Jinan mengangguk membuat senyum Yuna mengembang "Tapi belum pasti sih jadi bareng atau gak soalnya kan Karin lagi hamil, Jaja mau pastiin dulu Karin aman buat perjalanan jauh apa gak" Jelas Jinan.

"Kalo misal nanti batal, kita liburan ke Bali aja gimana?" Tanya Jinan membuat Yuna berpikir keras "Kerjaan di kantor lagi banyak banget, karna beberapa hari terbengkalai. Kalo kita maksa ke korea takutnya kamu gak bisa leluasa jalan-jalannya" Jelas Jinan.

"Gak papa Mas, aku tuh cuma mau jalan-jalan habisin waktu berdua sama kamu aja gitu" Ucap Yuna

"Ini kita berduaan kok"Ucap Jinan sambil menatap jail pada Yuna "Ihh bukan gitu" Rajuk Yuna

"Terus gimana sayang?"
"Aku tuh cuma mau kita kayak pasangan lain"
"Emang kita kenapa?"
"Yaa Mas pikir aja deh, kita nikah tuh bukan karna pacaran atau saling cinta awalnya" jawab Yuna membuat Jinan menatap sambil terus mendengarnya.

"Abis nikah banyak drama, penculikan lah, aku yg kabur lah, mas yang ngambek dan nyuekin aku lah, banyak deh masalahnya"

"Aku tuh mau kita romantis-romantisan gitu" Jinan pun menggeser Yuna dan mengangkatnya agar duduk di pangkuannya.

"Ini udah romantis lo" katanya setelah Yuna duduk di pangkuannya dengan wajah yang mulai sedikit sebal.

"Ihh bukan romantis gini" katanya lalu berusaha kembali ke tempat duduknya namun Jinan menahan.

"Terus gimana?"

"Aku tuh mau kita jalan berdua, main, kayak orang lagi pacaran. Mas pasti taulah gimana orang pacaran itu" katanya

"Gini yaa kalo nikah sama abg, mintanya tuh yang uwu-uwu gitu" ucap Jinan membuat Yuna memberenggut sebal.

"Aku bukan abg mas" rajuknya lagi membuat Jinan benar-benar gemas.

"Iya-iya, kalo gitu nanti aku pastiin waktu kita berangkatnya kamu cuma perlu siap-siap aja" ucap Jinan "Beneran?" Tanya Yuna berbinar dan Jinan mengangguk dengan senyum manisnya.

"Tapi ini gak akan ada masalah lagi kan? Jalan-jalan bakalan jadi kan?"
"Iyaa Sayang" jawab Jinan membuat Yuna tersenyum senang sambil terus memeluk erat Jinan.

"Makasih Mas"
"Tapi inget yaa, kamu harus tetap rutin kontrol dan minum vitamin" peringat Jinan dan Yuna hanya mengangguk dengan senyum lebarnya.

"I love you Mas Jinandra" ungkapnya lalu mengecup singkat bibir Jinan membuat lelaki itu tersenyum hangat.

"Love you More, Sayang" balasnya lalu memeluk Kembali memeluk Istrinya. Keduanya terus di posisi itu sambil menikmati angin malam dan di temani bulan yang begitu indah.

******
End
*****
Sampai disini cerita Jinan dan Yuna, maaf kalo kalian mungkin kecewa dengan banyaknya kekurangan dari cerita ini. Sebelumnya saya ucapkan tetima kasih untuk semua pembaca setia yang telah memberikan support. Saya juga minta maaf untuk segala kekurangan.

Sekali lagi terima kasih untuk semua dukungannya. Saya Lunalim pamit undur diri dari cerita de Javu dan sampai jumpa di cerita selanjutnya.

Salam hangat
Lunalim_

De JavuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang