Kerlap kerlip lampu jalan ditambah alunan musik mengisi keheningan di dalam mobil dua insan yang baru saja selesai menonton pertunjukan film yang menambah kecanggungan keduanya semakin besar.
Padatnya kendaraan yang bersusun di tengah jalan seperti sebuat barisan semut jika seseorang melihatnya dari atas gedung.
"Kamu gak laper Yun?" Suara Jinan memecahkan keheningan membuat Yuna yang awalnya melihat ke luar pun menoleh.
"Laper kak" jawabnya jujur karena sejak satu jam yang lalu mereka terjebak macet perutnya sudah meronta-ronta meminta jatahnya.
"Mau makan apa?"
"Hmm terserah si kak" jawabnya, mendengar itu Jinan kemudian mengarahkan mobilnya ke gang untuk mencari tempat makan, karena tidak akan mungkin mereka bisa mencarinya di jalan yang sesak dengan banyak kendaraan.Mobil Jinan melaju menyusuri gang sampai saat mereka melihat di ujung sudah ramai dengan banyak lampu yang menyala.
"Kita mampir di sana aja ya?"
Peetanyaan Jinan hanya di angguki Yuna, kemudian lelaki itu mengarahkan monilnya untuk parkir sesuai dengan arahan bapak-bapak yangbterus saja meniup peluit.
Setelah berhasil memarkirkan mobilnya keduanya pun turun berjalan beriringan menuju tempat dimana banyak lampu-lampu yang menyala.
"Ternyata pasar malem kak" ucapnya saat sampai di gerbang, di dalam sana sudah ramai pengunjung yang bermain beberapa wahana, dan juga banyak yabg berkeliling mencari makanan.
"Kamu mau ke tempat lain?" Yuna menggeleng "masuk aja yuk kak, kayaknya seru" ajaknya lalu berjalan maju, melihat Yuna yang sudah berjalan di depannya Jinan pun mengikuti dan mulai mensejajarkan langkahnya.
Keduanya berkeliling melihat-lihat stan makanan dan juga berbagai permainan. Pasar malam uni begitu ramai sampai Yuna berkali-kali di senggol orang-orang yang sedang lewat. Menyadari hal itu Jinan langsung menarik pinggang Yuna agar lebih dekat dengannya dan gadis itu bisa lebih aman.
Tindakan Jinan membuat Yuna berjengit kaget dan bergerak tidak nyaman. Memyadari itu Jinan mendekatkan wajahnya pada telinga Yuna sampai nafasnya bisa Yuna rasakan di sekitar lehernya.
"Gini aja, kalo kamu ilang aku yang repot" bisiknya membuat Yuna bergidik, jantungnya berdetak semakin kencang dan dia merasa otaknya berhenti berfungsi. Jinan menuntun Yuna kembali berjalan menyusuri pasar malam untuk mencari sesuatu yang bisa mereka makan.
"Kamu mau makan apa jadinya?"
"Ters..." belum selesai menjawab Jinan kembali memotongnya "gak ada jawaban terserah yaa" ucapnya membuat Yuna mencebik lalu melihat beberapa stan makanan."Gimana kalau mie ayam yang di sana kak" katanya lalu menunjuk stan yang dekat dengan wahana kincir angin. Tanpa menunggu lama Jinan menarik Yuna ke tempat mie ayam yang di tunjukkan gadis itu.
Saat sampai mereka langsung duduk di kursi yang kosong dan memesan dua porsi mie ayam beserta minumannya.
"Kak Ji" panggil Yuna membuat Jinan menoleh dan melemparkan tatapan bertanya.
"Enggak deh gak jadi" ucapan Yuna membuat Jinan menautkan alisnya. Sementara gadis itu kembali menatap sekitar.
"Kenapa Yun? Kamu mau main?" Tanya Jinan yang melihat Yuna terus menatap beberapa wahana yang ada di pasar malam.
Mendengar pertanyaan Jinan membuat Yuna refleks menganggukkan kepalanya. "Yaudah, kita main abis makan" Ucapnya membuat Yuna tersenyum senang dan memamerkan gigi putihnya.
"Boleh gak kalo kita naik itu?" Tanya Yuna sambil menunjuk kincir angin yang menjulang tinggi di dekat tempat mereka duduk saat ini.
"Kamu berani?" Yuna mengangguk semangat
"Yaudah nanti kita kesana" katanya membuat Yuna bertepuk tangan gembira.