Problem! (2)

185 30 4
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam Charliee baru saja menyelesaikan kegiatan panasnya, dia bangun dan mengambil ponselnya lelaki itu melihat ada pesan dari gadis yang beberapa hari ini mengisi harinya.

📍location
Kak tolong kesini, Yuna lagi hamil dan sekarang dia di sekap sama Jimmie.

Melihat isi pesan itu membuatnya terkejut, dia langsung menghubungi Ninda namun ponsel gadis itu sudah tidak aktif.

"Shit! Chatnya 5 jam yang lalu" umpatnya lalu memakai pakaiannya. Lelaki itu menelpon seseorang untuk memastikan sesuatu.

"Kevin bagaimana bisa Jimmie bebas dari penjara?"tanyanya pada orang yang dia telpon
"...."
"Cepat cari tau!"

Setelah mengatakan itu dia menutup telponnya dan pergi untuk mencari Ninda dan Yuna. Sebelum itu dia menghubungi Jinan tapi tidak ada balasan membuatnya mau tidak mau harus menjemput sahabatnya.

*****
"Ngapain lo?" Tanya Jinan saat membuka pintu dan melihat Charliee
"Ikut gue!" Ujarnua lalu menatik Jinan
"Kemana anjing, nanti Yuna pulang bingung nyariin gue" ucap Jinan melepaskan tangan Charliee.

"Yuna di culik sama Jimmie mantan sialannya Ninda. Cewek itu nyusulin dan sekarang gak bisa di hubungin" jelas Charliee membuat Jinan terkejut.

"Maksud lo apaan, gak usah aneh-aneh semua org juga tau kalo Jimmie lagi di penjara" balas Jinan

"Yang di penjara itu kembarannya, si anjing itu nipu polisi" katanya "gue kecolongan harusnya gue kulik silsilah keluarga dia" sambungnya lagi.

"Sialan, jadi dimana Yuna sekarang?"
"Gatau tapi tadi Ninda kirimin lokasi kita ikutin aja" jawabnya lalu berlari ke arah mobilnya sementara Jinan berbalik mengambil ponsel dan menutup rumahnya.

Saat keduanya sudah di dalam charlie pun melajukan mobilnya mengikuti arah menuju lokasi yang dikirim Ninda.

"Kalo Yuna kenapa-napa gue matiin tu orang!" Ucap Jinan dengan penuh emosi "semoga Yuna sama bayinya baik-baik aja, lo harus tetap berdoa" ucapan Charliee membuat Jinan menoleh kaget.

"Bayi?"
"Lo gak tau?" Tanya Charliee
"Bayi apaan anjing?"

"Yuna hamil Ji, li beneran gak tau? ASTAGA!!!" Frustasi Charliee melihat sahabatnya.

"Dia gak ada ngomong Char"
"Udah lo sekarang doa aja, hubungin anak-anak yang lain suruh mereka nyusulin kita" katanya lalu kembali fokus pada jalanan. Sementara Jinan terus merapalkan doa sembari menghubungi teman-temannya.

Di tempat lain Binda sudah menangis wajahnya sudah babak belur Yuna yang melihat itu sudah tidak bisa melakukan apa-apa tenaga nya habis karena terus-terusan menangis.

"Lo Ayuna!Lo yang selalu gangguin waktu gue sama sama Ninda, lo itu sama aja sama anak konglomerat siapan itu!" Ucap Jimmie sambil menarik rambut Yuna sampai gadis itu mendongak menatapnya. Air mata Yuna terus mengalir tanpa henti.

"Jimmie please jangan sentuh Yuna, lo siksa gue aja" mohon Ninda sambil berlutut di bawah kaki Jimmie namun lelaki itu malah menendangnya hingga terpental jauh. Badan Ninda sudah hampir remuk karena sejak kedatangannya disini Jimmie terus menyiksanya.

"Lo hamil kan? Gue punya obat supaya kandungan lo itu kuat, diminum yaa" katanya lalu mengambil sebotol air bening dan membukanya. yuna hanya menggeleng dengan air mata yang terus mengalir.

Jimmie membuka bekapan mulut Yuna dan memaksa gadis itu meminum air yang di bawanya Ninda yang melihat itu berusaha menghentikannya namun terlambat air itu berhasil masuk ke dalam mulut Yuna.

"Enak kan Yun? Sebentar lagi kandungan lo akan kuat hahaha" katanya dan benar saja tidak lama setelahnya nyeri dirasakan Yuna di perutnya. Rasanya seperti di lilit terus terusan.

"Arghh.." rintihan Yuna mulai terdengar menyakitkan melihat itu Ninda berlari kearah sahabatnya untuk memastikan keadaannya namun Jimmie kembali menariknya dan menghempaskannya ke salah satu sofa di ruangan tersebut. Jimmie menindih Ninda sehingga gadis itu tidak bisa bergerak dan meninggalkan Yuna yang terus meringis kesakitan.

PLAK!
"Dasar jalang! Lagak lo nolak kalo gue mau sentuh tapi dengan mudahnya ngangkang di depan anak konglomerat itu!"

PLAK!
"Sehebat apa cowok itu hah? Sampe lo nolak gue dan rela di pake sama dia? Jawab ANJING!"

PLAK!
Tamparan kembali di terima Ninda. Pipinya sudah mati rasa membuatnya hanya bisa menangis.

"Sekarang lo harus rasain seenak apa permainan gue, lo gak akan lupain ini sekalipun lo makeout sama cowok sialan itu berkali kali!" Ucap Jimmie Lalu membuka celana yang di gunakannya.

"Jangan Jim gue mohon" mohon Ninda sambil terus berusaha melepaskan diri. Namun usahanya sia sia karena Jimmie sudah merobek pakaiannya dan tanpa aba aba ataupun pemanasan lelaki itu langsung memasukkan milikkinya pada Ninda membuat gafis itu menjerit kesakitan.

"Wow ternyata anak konglomerat itu belum ngerasain surga dunia kamu sayang" ucapnya dengan senyim bangga saat melihat darah segar mengalir dari inti Ninda.

Jimmie pun melanjutkan aksinya dengan memaju mundurkan pinggulnya, lelaki itu terus mendesah nikmat sementara Ninda terus menangis karena rasa sakit yang dia rasakan. Dia sudah hancur benar-benar hancur. Masa depannya tidak lagi berwarna semuanya gelap entah ada orang yang bisa menyelamatkannya dia tidak tahu.

Jimmie terus melakukan aksinya sampai dia mendapatkan 3 kali pelepasan dan saat itu juga Ninda pingsan. Melihat Ninda sudah tak berdaya Jimmie kembali menampar gadis itu agar bangun karena dirinya belum merasa puas.

Namun belum sempat melayangkan tamparan dirinya sudah ditarik dan sebuah pukulan melayang indah di wajahnya.

Bugh!

"Anjing lo! Bangsat!" Ucap Charliee yang sudah tiba di tempat. Dia memukul Jimmie membabi buta wajah lelaki itu memerah karena emosi.

Sementara Jinan membantu Yuna yang sudah setengah sadar dengan darah yang mengalir di kakinya. Tak lama Nanda, Hema, Rendi dan Januar masuk melihat keadaan yang sudah kacau.

Nanda melihat keadaan adiknya pun langsung berlari sambil membuka jaketnya dan menutupi tubuh adiknya. Dia menangis melihat betapa hancur adik yang selama ini dia jaga.

"Nin maafin kakak" ucapnya sambil menangis Hema yang melihat itu menarik Nanda dan membiarkan Januar mengangkat tubuh Ninda.

Sementara Hema membantu Jinan membuka ikatan Yuna agar gadis itu cepat di bawa ke rumah sakit. Saat Yuna sudah berada di gendongan Jinan gadis itu setengah sadar mengatakan sesuatu yang membuat tangis Jinan pecah.

"Mas, maaf aku gabisa jaga bayinya" setelah mengatakan itu Gadis itu pun tak sadarkan diri. Dengan segera Jinan Hema dan Januar membawa kedua gadis itu kerumah sakit sementara yang lainnya menunggu polisi datang untuk membawa Jimmie.

Bugh!
"Anjing! Apa salah Ninda hah?"

Bugh!
"Mati lo bangsat!"

Charliee terus memukul Jimmie bahkan saat lelaki itu tak sadarkan diri membuat Rendy terpaksa harus menarik temannya karna jika sampai Jimmie mati masalah akan semakin runyam.

"Udah Char" katanya menenangkan Sementara Charliee terduduk lemas sambil menangis membuat Rendy yang melihatnya sedikit terkejut karena Charliee bukan tipe org yang mudah menangis.

"Harusnya gue lebih cepet baca pesan Ninda" katanya dengan suara parau "harusnya gue lebih cepet dateng" ucapnya lagi "Ninda gak akan kayak gini kalo gue cepet" Rendy terus menenangkan Charliee

"Dia gak mungkin begini kalo gue gak kecolongan masalah bangsat satu ini"

Kalimat-kalimat penyesalan terus keluar dari mulutnya membuat Nanda yang sejak tadi diam di belakang pun menangis memikirkan adiknya. Lelaki itu berdiri berjalan ke arah Jimmie lalu menendang dan menginjak perut lelaki itu sampai Jimmie mengeluarkan darah dari mulutnya. Saat ingin kembali menyerang Polisi sudah tiba membuatnya kembali terduduk kaku di lantai.

"Kami akan bawa pelaku" ucap polisi lalu membawa Jimmie keluar dari rumah diikuti dua pengacara Charliee. Sementara Rendy mengajaj dua temannya untuk menyusul ke rumah sakit.

*****
Lunalim_

De JavuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang