Manda duduk dengan wajah datarnya menatap dua manusia di hadapannya. Satu orang terus menunduk tak berani menatap balik Manda sementara satunya tetap tenang dengan senyum indahnya.
"Hari itu Ninda keluar bareng sama orang tuanya, dan yang di rumah cuma Nanda" ucap Julia mengawali ceritanya.
"Sejak awal gue emang udah jatuh cinta sama Nanda"ungkapnya "Lo bisa bilang gue gila, tapi gue jatuh cinta sama dia disaat gue udah punya suami" lanjutnya sambil menunjukkan cincin melingkar di jari manisnya.
"Awalnya gue gak tau kalo ternyata Nanda udah punya pacar, makanya saat punya kesempata gue coba buat deketin dia" katanya "Sampai hari dimana lo dateng dan liat kita ciuman dikamar, semua itu ulah gue yang maksa dia" lanjutnya."Suami gue tipe yang membosankan, itu alasan gue bisa jatuh cinta sama Nanda" ungkapnya "Nanda bahkan bukan yang pertama, sebelumnya gue udah sering main di belakang suami gue" lanjutnya
Flashback on
"Bibi saya mau ke kamar Ninda yaa" Ucap Julia saat bertemu dengan Elis asisten rumah tangga keluarga Ninda.
"Aduh bu dokter, Non Ninda lagi keluar sama nyonya dan tuan yang di dalam cuma den Nanda" ucap Elis "Kalo ibu mau nunggu di dalam tidak papa, tapi saya tidak bisa temani karena harus ke supermarket untuk membeli bahan makan malam" katanya lagi.
"Yasudah saya tunggu di dalam, nanti biar saya hubungi Nindanya" ucap Julia membuat Elis memberinya jalan untuk masuk ke dalam.
Setelah sampai di ruang tengah dia melihat Nanda yang sedang menyeduh teh di dapur.
"Ohh Hai Julia, Ninda lagi keluar tapi mungkin bentar lagi dia balik" ucap Nanda saat Julia masuk gadis itupun menyusulnya masuk ke dapur.
"Lagi apa?" Tanyanya
"Bikin teh aja sih, cuacanya lagi dingin, Lo mau?" jawabnya sekalian menawarkan."Boleh, Makasih lo sebelumnya"
"Sans, cuma teh juga" ujarnya lalu mengambil satu lagi gelas Julia berdiri dari duduk nya dan mulai mendekat untuk membantu tapi Nanda menolak tapi Julia tetap memaksa sehingga pergerakan mereka menjadi Chaos dan menyebabkan gelas di meja jatuh dan pecah."Omg sorry Nan" katanya lalu berjongkok berusaha membersihkan pecahan kaca.
"Gak usah biar gue aja" ucap Nanda
"Gapapa Nan" katanya lagi masih membereskan pecahan kaca."Awwhh.." Tangan Julia berdarah membuat Nanda menarik gadis itu menjauh dari pecahan beling.
"Tunggu sini gue ambilin obat" katanya lalu berjalan menuju kamar Ninda dima akotak obat berada. Namun bukannya menunggu Julia malah mengikuti Nanda ke arah kamar Ninda.
"Kok malah ikut si?" Tanya Nanda lalu menarik Julia dan mengobati luka gadis itu dengan begitu telaten. Nanda sesekali meniup lukanya di kala Julia meringis karena merasakan perih.
"Udah, lain kali hati-hati" ucapnya setelah menempelkan plester pada luka Julia. Namun sejak tadi gadis itu hanya menatap wajah tampan Nanda membuat Lelaki itu menatap Julia Bingung.
"Julia? Ini udah" katanya
"Ganteng" gumam Julia masih terus menatap Nanda membuat lelaki itu menepuk pelan bahu Julai."Ehh iya?" Tanya Julia gelagapan.
"Ini lukanya udah" Julia melihat jarinya yang sudah tertutup plaster membuatnya tersenyum. Gadis itu pun kembali menatap Nanda dengan snyumnya membuat Nanda menatapnya.CUP
Julia mengecup bibir Nanda membuat lelaki itu membola. "Makasih Nan" ucapnya setelah menjauhkan wajahnya. Nanda masih diam mematung tak merespon. Membuat Julia tersenyum lalu berdiri keluar dari kamar Ninda.