Problem!

186 25 1
                                    

"Ngapain nih penganten nelpon pas lagi honeymoon?"
"Nin gue mau pulang"
"Loh kok, knp tiba-tiba pulang?"
"Cariin gue alesan biar bisa pulang Nin"
"Apaan sih Yun kalian baru dua hari loh disana"
"Tapi gue mau pulang"
"Lo ada masalah?"
"Lo diem artinya iya kan"

Yuna masih tidak menjawab pertanyaan Ninda membuat gadis itu menghela napas di seberang telponnya.

"Alesan aja ada panggilan dari kampus mendadak" saran Ninda
"Yaudah, gue tutup dulu telponnya kalo udah sampe jakarta gue bakal jelasin deh" katanya lalu menutup telponnya, tak lama setelahnya Jinan masuk sambil membawa bungkusan makanan.

"Ini makan dulu trus minum obatnya" ucap Jinan sambil membantu Yuna untuk makan.

"Aku aja mas" katanya lalu mengambil alih makanan yang ada di tangan Jinan. Gadis itu pun makan beberapa sendok lalu meminum obatnya.

"Mas bisa gak kita pulang besok? ada panggilang dari kampus tadi" tanyanya pada Jinan dan berharap suaminya setuju.

"Harus besok ya? Kita bahkan belum jalan-jalan lo"
"Gak papa lain kali juga bisa mas" jawabnya membuat Jinan berpikir sejanak lalu mengangguk.

"Yaudah aku pesen tiketnya dulu" katanya lalu mengambil ponselnya untuk memesan tiket pulang ke jakarta.

"Ini udah, besok kita berangkat jam 2 siang" katanya lalu menyimpan ponselnya di meja.

"Kamu istirahat aja, biar aku yang beresin barang-barangnya" katanya lagi dan di setujui Yuna, gadis itu pun berbaring dan mencoba untuk tidur.

Dalam hati jinan bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi pada istrinya kenapa dia berubah menjadi murung dan tidak bersemangat, tapi dia tidak ingin terlalu menekan Yuna dengan bertanya macam-macam itulah kenapa dia menuruti permintaan istrinya untuk segera pulang ke jakarta.

*****
Sudah sebulan setelah kepulangan mereka dari jogja, semua berjalan seperti biasa hanya saja komunikasi antara Yuna dan Jinan sangat kurang karena Yuna yang sibuk mengurus persiapan wisudanya dan Jinan yang sibuk di kantor papanya.

Kegiatan suami istri merekapun masih berjalan tapi tidak seintens saat awal mereka menikah. Yuna hanya berusaha melayani suaminya dengan baik karena sudah menjadi tugasnya sebagai istri. Saat ini Yuna berada di rumah Ninda setelah tadi dai kampus.

"Lo gak mau coba tes Yun?"
"Gue takut Nin, kalo nanti positif trus mas Ji gak terima gimana?"
"Seenggaknya lo tau dulu, takutnya kalo beneran positifkan lo bisa lebih jaga diri"
"Yaudah, gue keluar buat beli alatnya dulu"
"Gak usah gue punya kok" ucap Ninda lalu berjalan menuju lemarinya dan mengambil satu alat test dari dusnya.

"Nih cobain" katanya lalu memberikannya pada Yuna dan gadis itu pun masuk ke kamar mandi. Ninda menunggu di luar dengan perasaan cemas dia terus saja mondar mandir sampai akhirnya Yuna keluar dan menunjukkan benda kecil yang ada di tangannya.

 Ninda menunggu di luar dengan perasaan cemas dia terus saja mondar mandir sampai akhirnya Yuna keluar dan menunjukkan benda kecil yang ada di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh My God, selamat Yun gilak gue bakal jadi onty" seru Ninda lalu memeluk Yuna. Namun gadis itu hanya diam terpaku.

"Yun, dengerin gue cewek kemarin cuma masalalu kak Jinan. Apa yang terjadi dulu lupain. Gue yakin kak Jinan bakal seneng denger kabar ini" ucap Ninda mencoba menenangkan Yuna.

"Gue takut Nin"
"Udah lo harus tetap tenang, dan inget lo harus jaga diri karna sekarang lo gak sendiri" ucap Ninda "ada baby disini" sambungnya sambil mengusap lembut perut Yuna. Mendengar ucapan sahabatnya membuat Yuna sedikit tenang dan membalas senyum Ninda sambil memegang perutnya.

Ada rasa senang dihatinya karena sebentar lagi dia akan menjadi seorang ibu tapi tetap rasa takutnya tak mau meninggalkannya membuat Yuna terus-terusan memikirkannya.

*****
Saat ini Ninda sedang berada di depan rumah Yuna, dia berencana mengajak sahabatnya pergi berjalan-jalan sore agar Yuna menjadi lebih bugar dan sehat di masa kehamilannya.

"Kak Jinan Yunanya ada?" Tanyanya pada Jinan membuat lelaki itu menatapnya bingung.
"Tadi katanya mau keluar sama temennya, kirain pergi sama kamu" jawab Jinan membuat Ninda bingung.

"Masa sih? Dia pergi bareng Chaca kali ya?"
"Yaudah deh aku balik dulu kak" pamitnya lalu Jinan mengangguk.

Karena tak punya tujuan lain Ninda pun memutuskan pulang namun di tengah perjalanan Yuna menelponnya.

"Hallo Yun lo kemana dah?"
"Hai Ninda sayang, masih inget aku gak?"

Suara bariton yang menjawabnya membuat jantungnya berdegup kencang, Ninda melihat ponselnya dan tertera jelas nama Yuna disana tapi kenapa suara lelaki itu yang muncul.

"Kamu nyariin Yuna ya? Tenang aja dia aman sama aku kok" ucapnya lagi
"Jimmie kenapa hp Yuna ada sama kamu?"
"Aku kangen sama kamu, makanya aku pinjem hpnya Yuna"
"Mana Yuna?"
"Ada kok disini, kamu mau liat?" Tanyanya lalu mengubah panggilang menjadi mode video disana Ninda bisa melihat Yuna yang duduk dengan tabgan dan kaki yang terikat dengan mulut yang disumbat.

"Jimmie kamu apain Yuna? Hah?" Tanya Ninda
"Gak aku apa-apain sayang, kamu kesini deh jemput dia, kasian ibu hamil kan harus selalu sehat"
"Jimmie kamu jangan macem-macem!"
"Aku cuma mau satu macem ko sayang" katanya dengan senyum jahatnya "kamu kesini gantiin dia, setelah itu temen kamu yang lagi hamil ini aku bebasin" katanya lalu menutup telponnya.

Ninda mencoba untuk menelpon lagi namun tidak bisa panggilannya terus di tolak sampai saat satu pesan masuk di ponselnya.

📍location
Kamu kesini sendirian! Aku tunggu sampai jam 17.00 jangan ajak siapapun kalo kamu mau Yuna aman!

Setelah melihat pesan itu Ninda langsung melajukan mobilnya ke lokasi dimana Yuna disekap. Ninda melajukan mobilnya dengan air mata yang terus mengalir di pipinya. Dia sangat khawatir pada keadaan Yuna. Saat lampu merah Ninda mengirimkan pesan pada Seseorang.

📍location
Kak tolong kesini, Yuna lagi hamil dan sekarang dia di sekap sama Jimmie.

Setelahnya Ninda menaruh ponselnya asal dan kembali melajukan mobilnya membelah jalan menuju lokasi dimana yuna berada. Tidak sampai satu jam Ninda pun sampai tanpa menunggu gadis itu pun masuk ke sebuah rumah yang sudah di beritahukan Jimmie saat sampai di dalam dia melihat Yuna yang menangis menatapnya dan Jimmie yang yang berdiri di sampinganya.

Sementara di tempat lain orang yang tadi dikirimi pesan oleh Ninda sedang sibuk menuntaskan hasratnya bersama seorang wanita di kamarnya sehingga dia belum sempat melihat pesan gadis itu.

******
Lunalim_

De JavuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang