Sepasang suami istri yang sudah cukup lama berpisah sekarang sudah bersatu kembali. Keduanya sudah berada di kamar sejak awal kedatangannya Jinan memang langsung membawa Yuna masuk ke dalam kamar, lelaki itu mengangkat tubuh Yuna dengan begitu mudah.
Jinan sudah menyerang istrinya tanpa ampun, lelaki itu mencium Yuna begitu dalam, melumat bibir istrinya yang sudah lama di rindukannya.
Ciuman Jinan begitu cepat membuat Yuna hanya meleguh sambil sesekali menarik rambut suaminya. Bibir Jinan sudah turun hingga leher jenjang Yuna mengabsen setiap inti tubuh istrinya.
Tangannya yang lihai sudah berhasil membuka pakaian bagian atas Yuna membuatnya lebih mudah memgakses tubuh istrinya. Namun saat Jinan mulai sibuk membuka kancing celana Yuna gadis itu menahannya membuat Jinan menatap istrinya dnegan tatapan tanya dan napas yang memburu di penuhi nafsu.
"Aku lagi dapet" ucapan Yuna seperti bom bagi Jinan "kenapa baru bilang?" Tanyanya frustasi membuat Yuna menampilkan wajah penuh rasa bersalah. Melihat suaminya berusaha menenangkan dirinya Yuna pun turun dari pangsuan Jinan dan berlutut di antara paha lelaki itu membuat Jinan menatapnya heran.
"Kamu mau apa?"
"Aku bantuin, kasian kamu pasti sesak" jawabnya lalu mencoba membuka celana yang di gunakan Jinan namun lelaki itu menahannya."Gak! Apaan sih" katanya marah melihat Yuna "aku kan cuma mau bantu kok marah sih" balas Yuna santai lalu kembali meraih kancing celana Jinan.
"Gak yaa, siapa sih yang ajarin kamu? Bisa-bisanya mikir begitu" ucap Jinan dan menjauhkan tangan Yuna baginya sebesar apapun dia merindukan istrinya dia tidak mau jika Yuna harus melakukan oral pada miliknya karena menurut Jinan hal itu sama saja dia merendahkan istrinya.
Namun bukan Yuna namanya jika tidak melawan gadis itu kembali meraih kancing celana Jinan dan berusaha membukanya.
"Nurut atau aku balik ke rumah ibu?" Ancamnya membuat Jinan seketika diam. melihat keterdiaman Jinan membuat Yuna lebih mudah melancarkan aksinya. Setelah berhasil tak lama lelaki itu mendesah sambil mengangkat kepalanya sambil menutup matanya menikmati pelepasan yang di berikan Yuna. Napas Jinan memburu membuatnya lemas tak berdaya melihat itu Yuna pun membereskan sisa kegiatannya lalu kembali naik ke pangkuan suaminya. Keduanya pun tidur di sofa bed dalam keadaan Jinan yang duduk sambil memangku Yuna.
*****
Rasa pegal di seluruh tubuhnya membuat Jinan terbangun, ia melihat Yuna yang tidur dengan tenang di dadanya membuatnya perlahan-lahan mengangkat tubuh istrinya untuk di baringkan ke ranjang. Setelah berhasil dia mengecup singkat kening dan bibir Yuna lalu keluar dari kamar.Jinan berencana memasak makanan karena dirinya merasa sangat lapar, waktu sudah menunjukkan pukul tiga pagi, lelaki itu hanya mengambil dua buah mie instan lalu memasaknya. Sambil memasak Jinan memikirkan apa yang tadi terjadi lelaki itu tidak habis pikir dengan tingkah istrinya.
"Siapa yang ngajarin Yuna aneh-aneh sih" tanyanya dalam hati dan berpikir untuk menanyakannya nanti setelah istrinya itu bangun.
Setelah selesai memasak Jinan pun menikmati makanannya dengan tenang sampai tiba-tiba Yuna duduk di hadapannya.
"Kenapa bangun?"
"Gak papa" jawabnya
"Selama di rumah ibu kamu ngapain aja?" Tanya Jinan "gak ngapa-ngapain, paling bantuin ibu masak atau beberes" jawabnya sambil mencomot nugget yang sengaja di goreng Jinan sebagai tambahan lauknya."Terus yang ajarin kamu kayak tadi siapa?" Tanya Jinan "yang mana?" Tanya Yuna membuat Jinan menatap istrinya sebal.
"Jangan pura-pura bego deh" ucap Jinan
"Di ajarin karin" jawabnya jujur membuat Jinan sedikit terkejut. "Karin? Mahasiswanya Jaja?" Yuna mengangguk
"Kok bisa?"
"Aku pernah mergokin dia di kamar Kakak lagi kayak kita tadi" jawaban Yuna membuat Jinan menatap tak percaya karena setaunya Januar bukan laki-laki seperti itu.
"Karena aku penasaran Karin saat itu ngapain, pas kita duduk berdua di teras aku tanyain deh" ucapnya
"Kamu tanyain apa?"
Flashback on
Karin dan Yuna saat ini sedang susuk di teras menunggu Januar yang masih mandi, mereka bertiga akan pergi ke rumah sakit untuk kontrol rutin Yuna.
"Rin gue mau tanya" tanya Yuna "Tadi lo ngapain sama kakak?" Mendengar pertanyaan Yuna Karin gelagapan "kapan?" Bukannya menjawa Karin malah pura-pura tidak mengerti.
"Tadi lo jongkok sambil ngangguk angguk di depan kak Jaja" ucapan Yuna membuat Karin tersedak air liurnya sendiri. Dia berpikir adik dosennya ini memang sepolos itu kenapa hal sepele saja dia tidak tau.
"Gak ngapa-ngapain kok" jawab Karin namun Yuna tidak puas dengan jawaban itu.
"Jangan bohong deh! Tadi gue liat kok Kak Jaja ekspresinya kayak Kak Jinan kalo mau keluar" ucap Yuna membuat wajah Karin merah merona.
"Tuhkan, lo blushing" ucap Yuna lagi sambil menunjuk wajah Karin " Lo pacaran sama kakak gue kan?" Tanya Yuna dan Karin menggeleng.
"Gak, kita gak pacaran"
"Ck terserah deh, tapi gue serius yang lo lakuin tadi apaan? Gue penasaran biasanya gue tanya ke Ninda tapi dia gak ada disini" tanya Yuna lagi."Lo beneran gak tau Yun?"
"Ck kalo gue tau gak akan gue tanya Rin""Mm gimana ya, lo cari aja deh di gugel yang tadi itu namanya BJ definisinya lo cari aja di gugel" ucap Karin membuat Yuna menghela napas kesal lalu membuka ponselnya dan mencari kata kunci yang di sebut Karin.
"Ewhh, kok lo mau sih Rin?" Tanya Yuna sesaat setelah membaca beberapa ulasan di gugel.
"Apanya?"
"Lo kok mau ngelakuin itu? Kan jorok!"
"Ya pak Janu kan butuh pelepasan, tapi kita gak bisa ML karna bukan suami istri jadi biar pak janu gak tersiksa gue bantuin deh" jawabnya santai"Kok lo santai banget sih?"
"Udah biasa Yun, kalo aja gue gak ketemu pak janu mungkin gue masih ngelayanin banyak cowok hidung belang di luar sana" jawab karin
"What? Lo?" Karin mengangguk tidak sampai situ Yuna terus-terusan bertanya perihal banyak hal pada Karin sampai Januar keluar dan mereka pergi ke rumah sakit.Flashback off
"Kamu serius?" Tanya Jinan setelah mendengar penjelasan istrinya. Lelaki itu tak habis pikir dengan pikiran kakak iparnya.
"Iyaa, Karin bilang hubungan itu harus aktif, gak melulu aku pasif dan biarin kamu terus-terusan dominan" ucap Yuna membuat Jinan benar-benar tak percaya. Ilmu apa yang di ajarkan Karin pada istrinya.
"Lain kali kamu gak usah tanya ke karin soal begituan"
"Loh kenapa, bagus lo dia berpengalaman kayak kak Charliee" ucapan Yuna membuat Jinan menghela napas frustasi.
"Pokoknya gak usah, kalo mau nanya sama aku aja" balasnya lalu berdiri menyimpan piring bekas makannya dan menarik Yuna masuk kembali ke kamar untuk kembali beristirahat.
*****
Keesokan harinya Jinan dan Yuna pergi ke rumah ibu Yuna untuk mengambil beberapa barang penting miliknya. Ketika Yuna sedang di kamar membereskan barangnya Jinan duduk di ruang tengah sambil menonton Tv. Tak lama Januar datang dengan banyak buku di tangannya."Udah lama lo?"
"Baru aja"
"Yuna beneran balik?" Jinan mengangguk lalu menatap Januar lekat membuat lelaki itu bingung karena di tatap begitu oleh Jinan."Karin mana?"
"Hah?"
"Hah hoh hah hoh, karin mana?"
"Di rumahnya lah, lagian tiba-tiba banget lo tanyain karin" jawab Januar "Sejauh mana lo sama dia?" Tanya Jinan lagi membuat Januar menegang."Ja, kalo emang udah klop, nikahin aja lo gak mau kan kejadian Yera keulang sama Karin" nasihat Jinan namun Januar hanya diam.
"Ohh iya tanyain sama karin jangan ajarin Yuna aneh-aneh. Otak yuna itu masih bersih" ucapnya lalu meninggalkan Januar sendiri dan meyusul Yuna ke kamar. Mendengar penuturan Jinan membuat Januar kembali dilanda kebingungan. Lelaki itu memilih masuk ke kamarnya untuk mengistirahatkan tubuh dan juga pikirannya.
*****
Lunalim_