Sudah dua minggu Ninda dan Charliee berbulan madu, mereka benar-benar mengelilingi Eropa. Hari-hari Ninda di isi dengan banyak kejutan tak terduga dari Charliee. Honeymoon yang di rencanakan hanya seminggu pun terlewat hingga minggu berikutnya.
Hari ini adalah hari terakhir keduanya berada di Prancis, keduanya memilih berdiam diri di kamar hotel sambil menikmati pemandang indah kota Paris sebelum esok hari keduanya sudah harus terbang kembali ke Indonesia.
"Nin?"
"Hmm"
"Kamu tau kalo Yuna konsumsi obat?" Pertanyaan Charliee membuat Ninda langsung menoleh."Kakak tau darimana?"
"Jinan, sekarang Yuna hamil dan kandungannya lemah karena efek samping obat yang sering dia konsumsi""Yuna udah ngomong ya" ucap Ninda membuat Charliee menatapnya bingung.
"Maksud kamu?""Iyaa, sebelum berangkat Yuna sempet bilang kalo dia positif hamil, pengen kasih kejutan ke kak Jinan nanti pas ultahnya tapi malah udah ketahuan" jelas Ninda
"Yuna udah tau kalo dia hamil?" Ninda mengangguk "jadi obat itu?" Tanya Charliee
"Udah berenti konsumsi sih setauku, udah lama juga" jawabnya
"Astaga Yuna bener-bener yaa" ucap Charliee
"Kenapa?"
"Jinan tuh udah marah hampir seminggu karna nemuin obat itu, dan Yuna gak ada jelasin apa-apa dia cuma minta maaf" jawab Charliee"Tadi kakak bilang kandungannya lemah, Yuna baik-baik aja kan kak? Soalnya selama disini dia jarang hubungin aku" tanya Ninda
"Dia udah sehat kok, kamu tenang aja" katanya
"Mmm kak?" Panggil Ninda
"Kenapa?"
"Kak Jinan bentar lagi jadi papa loh, kakak gak mau gitu?" Tanya Ninda membuat Charliee menoleh menatap Ninda."Kan udah ada Reksa"
"Jadi Reksa udah cukup?" Tanya Ninda lagi "Kamu mau hamil lagi? Reksa bahkan belum genap setahun Nin, kamu juga belum bisa buatnya" ucap Charliee membuat Ninda sedikit malu."Makanya di coba kak, selama honeymoon kita cuma jalan-jalan" katanya "Kata dokter Windi aku harus coba pelan-pelan, dan aku mau coba kak" ucapnya
"Kamu serius?" Tanya Charliee dan Ninda mengangguk setelah melihat itu Charliee langsung maju dan mengecup pelan bibir manis Ninda keduanya larut dalam ciuman dengan posisi Charliee sudah menindih badan Ninda.
Saat ciuman Charliee sudah bergeser kearah leger Ninda, gadis itu menahannya dengan napas tertahan membuat Charliee menatap istrinya khawatir.
"Gak usah dulu ya Nin, aku gak mau kamu kenapa-napa" ucap Charliee saat melihat respon Ninda yang masih sama seperti hari-hari sebelumnya.
"Kakak bawa dasi gak?" Tanya Ninda membuat Charliee menaikkan alisnya bingung.
"Bawa, kamu mau apa?"
"Tolong ambilin" pintanya membuat Charliee langsung bergerak ke arah almari dan mengambil sebuah dasi yang diminta Ninda. Gadis itu menggunakan dasi itu untuk menutup matanya Charliee yang melihatnya hanya bisa terdiam bingung."Kamu ngapain Nin?"
"Kata dokter Windi aku bisa coba berhubungan dengan mata tertutup" jawabnya lalu berusaha meraih Charliee agar kembali menindih badannya."Lanjutin aja kak" katanya ketika posisi mereka kembali seperti semula. Charliee hanya diam memandang Ninda yang matanya sudah tertutupi dasi miliknya membuat hatinya perih karena gadis di bawahnya begitu berusaha untuk sembuh dari traumanya.
"Kak kok diem?" Tanya Ninda membuat Charliee langsung maju dan mengecup bibir Ninda lembut. Keduanya berpangutan lebih dalam saling mencari kehangatan dari suhu dingin di luar.
Ciuman Charliee sudah turun kearea leher dan dada Ninda, hal ini merupakan skinship paling intim yang pernah dia lakukan dengan istrinya. Sampai tahap ini Ninda masih tenang menikmati permainan Charliee membuat lelaki itu lebih percaya diri dan mengeksplor lebih dalam tubuh Ninda.