Julia

142 28 2
                                    

Seminggu sudah berlalu Ninda belum juga sadar, namun karena kondisi perempuan sudah stabil akhirnya dia dipindahkan di ruang rawat bersama dengan bayinya. Disana sudah ada Charliee dan Nanda yang sedang duduk berjauhan. Keduanya masih terlibat perang dingin yang membuat semua temannya harus bergantian untuk menjaga karena jika dibiarkan bersama keduanya akan bertengkar.

Charliee saat ini duduk di dekat box bayi sambil mengawasi bayi kecil yang sedang tertidur. Entah mungkin mengerti dengan keadaan orang tuanya, bayi kecil itu tidak pernah rewel sehingga Charliee tidak perlu terlalu repot merawatnya.

Jinan yang baru saja keluar dari toilet pun melihat Charliee yang terus saja menatap bayi kecil dalam box itu. Lelaki itu mendekati Charliee dan ikut menatap bayi kecil itu.

"Seandainya kemarin calon bayi gue bisa selamat mungkin Reksa ada temennya" ucapnya sambil mengusap lembut pipi bayi kecil itu, Nanda yang melihat dan mendengar Jinan pun menatap sahabatnya iba.

"Seandainya kejadian kemarin gak pernah terjadi, bayi itu gamungkin ada di dunia ini" batin Nanda

Jinan masih terus mengusap Baby Reksa dengan tangan besarnya membuanya bergerak tidak nyaman dan mulai membuka matanya perlahan.

"Mmmm oeek oek, Oek OEk....." tangisan baby Reksa semakin mengeras membuat Jinan seketika panik, semntara itu Charliee langsung menenangkannya namun bayi itu tetap saja menangis dengan wajah yang mulai memerah.

Karena tidak tau harus bagaimana akhirnya Charliee menggendong bayi itu dengan hati-hati sambil menepuk-nepuk bokongnya. Tangisan Reksa sudah mereda sedikit demi sedikit. Charliee membawa bayi itu duduk bersamanya di sofa diikuti Jinan di sampingnya.

Namun tiba-tiba Nanda melompat mendekati ranjang Ninda membuat kedua orang tadi terkejut dan menatapnya bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namun tiba-tiba Nanda melompat mendekati ranjang Ninda membuat kedua orang tadi terkejut dan menatapnya bingung.

"Lo kenapa?" Tanya Jinan
"Ninda sadar" katanya dan Charliee langsung berdiri menaruh Reksa kembali di boxnya dan mendekat kearah ranjang Ninda.

"Panggilin dokter Ji" pinta Charliee

Tak lama dokter pun tiba dan memeriksakan keadaan Ninda.

"Apa yang terjadi?" Tanya dokter
"Tadi jarinya gerak dokter" jawab Nanda

"Bu Ninda? Ibu bisa denger saya?" Tanya dokter sambil menggoyangkan sedikit badan Ninda. Setelah itu tangan perenpuan itu kembali bergerak. Semua orang menatap dengan cemas dan penuh harap.

"Bu Ninda?" Panggil dokter lagi dan sedikit demi sedikit mata perempuan itu mulai terbuka.

"Bu Ninda denger suara saya? Kalo dengar ibu bisa gerakin jarinya" Tanya dokter kemudian Ninda benar menggerakkan jari-jarinya.

"Alhamdulillah, pak bu Ninda sudah sadar" ucap dokter membuat ketiga lelaki yang ada di sana serentak mengucap syukur.

Setelah itu dokter kembali memeriksa Ninda dan memberikannya beberapa suntikan vitamin lalu memberitahukan apa saja yang harus dilakukan keluarga. Setelah dokter keluar Charliee pun mendekat dan mengusap surai panjang Ninda sementara Nanda terus menggenggam tangan adiknya.

De JavuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang