Kepulan asap rokok dan bisingnya hingar bingar musik membuat siapa saja yang berada disana akan merasa sesak. Rendy dan Hema yang baru saja mendapat telpon dari salah satu pelayan di bar langganannya pun berusaha mencari keberadaan seseorang. Sampai saat Dewa melambaikan tangan memanggil keduanya mendekat kearahnya.
"Mereka berdua udah disini sejak sore, si Rosa udah nyoba ajakin Charliee check in tapi si doi nolak dan minum sampai tepar kayak gini" ucap Dewa pada Rendy dan Hema.
"Si Jinan minum juga?"
"Iyaa, makanya gue kaget gak biasanya dia gini" jawabnya. Hema dan Rendy pun langsung membawa kedua sahabatnya pulang.
Sejak Yuna pulang ke rumah ibunya Jinan memang menjadi sangat kacau Sementara Charliee lebih sering mabuk setelah kepergian Ninda dan Nanda ke Jepang. Keempat lelaki itu sudah sampai di rumah Hema. Charliee dan Jinan dibiarkan tergeletak di atas kasur.
"Mereka kalo patah hati nyusahin ya" ucap Rendy
"Mau gimana lagi kita juga gak bisa apa-apa"ucap Hema lalu melepaskan jaketnya."Udah hampir sebulan lo Yuna di rumah ibunya, mereka beneran mau pisah?" Tanya Rendy
"Gatau ren, gue tanya ke Jaja juga dia gatau" jawab Rendy."Gue ada ide" ucap Rendy lalu mengeluarkan ponselnya dan menelpon seseorang membuat Hema menatapnya bingung.
"Hallo Yun"
"Iya kak kenapa?"
"Sorry nih gue ganggu, sekarang lo ada kerjaan gak?"
"Gak ada kak"
"Gini yun gue mau minta tolong"
"Apa itu kak?"
"Lo bisa ke rumah hema gak? Barengan sama Jaja jangan sendirian"
"Ngapain kak?"
"Gini yun tadi si Jinan sama Charliee ke bar berdua dan mereka minum ampe tepar" mendengar ucapan Rendy membuat Hema paham.
"Nah si Charliee ini sejak tadi muntah muntah Yun rencana gue sama Hema mau bawa dia ke rumah sakit tapi si Jinan gak ada yang nemenin gue takutnya dia aneh-aneh kalo di tinggalin sendiri" Jelas Rendy lagi
"Bisa gak lo kesini jagain Jinan? Sebentar aja kok" tanyanya
"Hmm kalo yang ke sana kak Jaja aja gimana?"
"Jangan, kamu tau kan Jaja orangnya emosian yang ada ntar Jinan di buat koit sama dia" ucap Rendy diseberang telpon Yuna diam membuat lelaki itu menunggu jawaban Gadis itu.
"Gimana Yun?"
"Yaudah kak, aku tanyain kak Jaja dulu"
"Oke deh Yun makasih ya"Setelah mengucapkan itu Rendy menutup telponnya dan langsung membuka grup chat mereka untuk memberitahukan pada Januar rencananya.
Rendy : Ja lo ikut aja ya sama ajakan Yuna, gak usah banyak tanya
Januar: ajakan apa?
Rendy: udah bentar lagi juga yuna nyamperin eloDi tempat lain Januar membaca pesan Rendy dengan bingung. Lelaki itu tidak mengerti dengan apa yang di katakan sahabatnya itu. Namun seperti kata Rendy Yuna masuk di kamarnya dengan pakaian yang sdh rapi membuatnya menatap bingung adiknya.
"Mau kemana?"
"Kak ayo ke rumah kak Hema"
"Ngapain kesana?"Tanya januar namun Yuna hanya diam hal itu membuat januar semakin bingung.
"Kok diem, kita ke rumah Hema ngapain? udah jam 10 lagi" tanya januar lagi."Kak Jinan"
"Jinan kenapa?"
"Kak Jinan Mabuk disana"
"Jinan mabuk? Biarin aja sih lagian kalian udah mau cerai juga" ucap Januar membuat mata yuna membola."Ihh kak jaja nyebelin, kalo kakak gamau nemenin yaudah aku bisa sendiri" ucapnya lalu keluar dari kamar Januar membuat lelaki itu panik karena di luar sana Shella masih berkeliaran bebas.
"Okey okey lo tunggu di luar gue ganti baju dulu" ucapnya lalu bangkit dari ranjangnya. Mendengar ucapan Januar Yuna pun duduk di ruang tengah sambil menunggu kakaknya selesai.
"Sejak kapan sih dia mabuk-mabuk kayak gini" batinnya sambil terus duduk dengan tidak tenang.
Tak lama Januar keluar dengan hoodie dan celana pendek andalannya lalu lelaki itu mengambil kunci motor dan mengajak adiknya segera pergi karena malam semakin larut.