Bugh....
"ANJING..."Teriak Nanda setelah melepaskan satu pukulan pada Charliee yang sedang duduk bersama Jinan di pinggir kolam. Mendengar ribut-ribut di belakang membuat semua orang keluar. Januar yang keluar lebih dulu menghampiri Charlie yang sudah terkapar di lantai sementara Jinan menghalangi Nanda yang masih tersulut emosi.
"Ini ada apa woi?" Tanya Rendy tapi tidak ada yang menanggapi. "Mingging Ji!" Pintanya mencoba namun Jinan tak berkutik, dia tetap menahan Nanda agar tidak menyerang Charliee. Karena Jinan tak kunjung menghindar Nanda pun melayangkan satu pukulan keras padanya sehingga Jinan ikut tersungkur sampai ke pinggir kolam.
"Nan lo gila ya? Ada masalah itu ngomong Anjing! Bukannya ngamuk kayak gini" omel Hema sambil membantu Jinan berdiri. Tanpa menghiraukan suara Hema, Nanda kembali menyerang Charliee di balik lindungan Januar. Namun sebelumnya dia mendorong Januar ke kolam agar tidak menghalangi aksinya.
Setelah berhasil meraih Charliee ,lelaki itu kembali memukul Charliee bertubi-tubi. Darah segar sudah mengalir dari hidung dan mulutnya. Tapi Nanda benar-banar tidak memberi ampun lelaki itu.
"Lo bisa jadi bangsat! Tapi jangan adek gue" ucapnya lalu kembali memukul Charliee. Januar yang melihat temannya sudah tidak sadar pun segera naik dari kolam dan menahan aksi Nanda.
"Udah Nan, Charliee bisa mati kalo lo gak berenti" katanya sambil menarik Nanda menjauh tapi lelaki itu masih terus menendang Charliee yang sudah terkapar di lantai membuat Januar mau tidak mau melayangkan satu pukulannya pada Nanda.
Sesaat setelah Nanda Limbung Hema dan Rendy sudah membawa Charlie masuk ke dalam rumah. Sementara Januar dan Jinan mendekati Nanda yang terduduk lemah. Lelaki itu bernapas dengan tidak teratur dan mulai terisak.
"Gue udah gagal Ja" ucapnya membuat Januar yang semula berdiri pun ikut berjongkok di dekat sahabatnya.
"Gue gagal jagain Anin" katanya lagi lalu menyembunyikan wajahnya di antara kedua lututnya. Tidak lama setelahnya muncul Manda dan Yuna dengan wajah khawatirnya. Keduanya menghampiri ketiga pria yang sedang duduk di pinggir kolam.
"Nan..." panggil Manda membuat lelaki itu mendongak lalu menarik gadisnya ke dalam dekapannya. Dia menangis sejadi-jadinya di sana, melihat hal itu Januar juga Yuna dan Jinan memilih menjauh dan masuk ke dalam rumah meninggalkan keduanya di sana.
"Kakak gak papa?" Tanya Yuna melihat lebam di pipi Jinan "Ninda cerita ke Nanda masalah beberapa minggu yang lalu?" Tanya Jinan pada Yuna namun gadis itu menggeleng.
"Emang tadi kenapa sih kak? Tiba-tiba kak Charliee masuk udah pingsan" tanyanya "Nanda tau kalo Charliee udah tidur sama adeknya" jawab Jinan. Mendengar percakapan itu Januar pun menghentikan pangkahnya dan berbalik menatap sepasang manusia yang sejak tadi berbicara.
"Kalian tau?" Tanya Januar
"Kita yang mergokin" jawab Yuna "Nanti aja Ja kalo kondisi udah memungkinkan" sambung Jinan saat Januar ingin bertanya lagi. Akhirnya keduanya berjalan masuk."Charliee mana?" Tanya Januar pada Rara pacar Hema yang juga ikut bergabung bersama mereka.
"Hema bawa ke Rumah Sakit" jawabnya
"Bareng Rendy?" Tanyanya lagi namun Rara menggeleng. "Rendy di dalem lagi angetin air buat kompres muka kalian." Jawabnya lagi."Jadi hema sendirian?"
"Sama Ninda"Setelahnya semua diam, Januar pun pergi ke kamar mandi untuk mengganti bajunya yang basah sementara Jinan dan Yuna ikut duduk bersama Rara. Tak lama terlihat Nanda bersama kekasihnya berjalan masuk dan ikut bergabung bersama mereka.
Semuanya hanya diam tidak ada yang memulai pembicaraan, sampai akhirnya suara Manda memecahkan keheningan.
"Yun bisa tolong jelasin semuanya?" Tanyanya pada Yuna membuat gadis itu menatap Jinan dan diangguki langsung. Karena mendapat perserujuan akhirnya Yuna menceritakan semua yang dia tahu. Mendengar cerita Yuna membuat Nanda kembali tersulut emosi.