02. SKANDAL

5.3K 183 4
                                    

Pagi-pagi sekali Rey sudah dibangunkan oleh dering telepon yang berasal dari handphone miliknya. Kepalanya masih terasa pening sampai sekarang, dan kini sudah ada yang mengganggu kelelapan tidurnya? Rey sangat murka kepada si pengganggu yang menghubunginya di pagi buta seperti ini.

Eh, tidak jadi.

Rey tidak jadi murka kepada seseorang yang menghubunginya pagi ini, karena jika ia murka, dia akan menjadi anak durhaka.

Ya benar, Liza yang menghubunginya pagi ini.

Rey memejamkan matanya dengan kuat untuk meminimalisir rasa pening di kepalanya dan rasa kantuk di matanya. Sungguh, Rey masih mengantuk sekarang.

"Ya, Mi—"

"REYOULEEEEE!!! APA KAMU SUDAH LIHAT BERITA SEKARANGGGGG?????!!!"

Dengan cepat Rey menjauhkan ponselnya dari telinganya. Matanya yang sulit terbuka kini dapat terbuka dengan lebar. Bahkan Rey tanpa sadar mengubah posisinya menjadi duduk sekarang.

"Mih.. masih pagi."

"MAMI ENGGAK PEDULI!!"

"GARA-GARA MULUT KAMU YANG ASAL BICARA ITU KAMU SEKARANG JADI SOROTAN AWAK MEDIA, REYYY!!"

Rey kembali menjauhkan ponselnya itu. Teriakan menggelegar Liza memang tidak ada duanya.

"Apa sih? Aku aja nggak tahu—"

"APA SIH, KAMU BILANG??!!!"

"HEIII!! PAGI INI KAMU SUDAH KENA SKANDAL KARENA ULAHMU SENDIRI, REYOULE!"

"Karena semalam kamu bilang di depan umum kalau kamu gay!!!!"

"Aku ngomong sama Mami doang. Nggak di depan umum."

"NGGAK DI DEPAN UMUM DARI MANA??!!!!"

"SEMALAM ITU ACARA BESAR, REY!! BANYAK AWAK MEDIA YANG DATANG!!!!"

"KAMU BISA-BISANYA BICARA KALAU KAMU GAY—"

Rey menarik napasnya dalam-dalam lalu ia hembuskan secara perlahan.

"Rey masih normal, Mih. Rey nggak gay."

"Rey cuma bercanda semalem."

"Mami nggak mau tahu, ya Rey! Kamu harus—"

"Iya, nanti Rey akan urus berita itu."

"NOOOOOO!!! Bukan itu yang mau Mami bilang,"'

"Mami nggak mau tahu, kamu harus datang ke acara kencan buta yang sudah Mami siapin untuk kamu."

"MI—"

"Nggak ada penolakan, sayang. And, nggak ada lagi celah, ruang, negosiasi lagi buat kamu!"

"Mih, Rey—"

"No, noooo! Inget ya, Rey."

"Satu bulan lagi adalah peresmian kamu sebagai pewaris tunggal keluarga Ardagatra. Kamu tahu kan syarat penting dari peresmian tersebut?"

"Mih, please.. jangan mulai.. aku kena skandal itu karena Mami, loh semalam."

"Udah-udah!"

"Sekarang kamu mandi, terus sarapan."

"Nanti Mami akan kirim jadwal kencan buta untuk kamu."

"Aku sibuk."

"Eitsss! Tenang aja, anak kesayangan Mami.."

"Mami sudah atur pertemuan tersebut dari jam tujuh malam sampai jam sembilan malam. Jadi nggak akan mengganggu pekerjaan kamu."

Rey pasrah. Apapun keinginan Maminya itu sangat sulit di tolak. Sebisa apapun Rey beralasan, akhirnya akan tetap sama.

"Terserah Mami. Rey mau mandi."

"Yaudah.. silahkan tuan muda Ardagatra.."

Rey kembali menghembuskan napasnya secara singkat lalu mematikan sambungan telepon tersebut secara sepihak.

🔥🔥🔥

Rey sudah siap untuk pergi ke kantornya. Seperti hari-hari biasanya, dia diantar oleh asisten pribadinya, Harcello Abbilion. Atau yang biasa di panggil Cello.

Cello adalah asesten pribadi Rey sekaligus sahabat dekat Rey. Persahabatan mereka sudah sangat lama terjalin. Bahkan bisa dikatakan Cello adalah salah satu orang terdekat yang sangat mengenal siapa itu Reyoule.

Rey menunggu turunnya Cello dari kendaraannya. Dengan tubuh yang tegap membuat Rey sangat cocok memakai tuxedo berwarna abu-abu itu.

Cello terkekeh tanpa bersuara saat keluar dari kendaraan yang ia kendarai dan melihat Rey yang menunggunya.

"Gosip baru, Rey," ujarnya sembari memberikan sebuah tab kepada laki-laki itu.

Rey menaikan sebelah alisnya sambil menerima tab tersebut.

"Hm. Tolong lo beresin skandal itu," perintah Rey kepada Cello.

"As always."

"Because it is one of your jobs."

Cello tertawa, "yes, boss! I'll clear this problem," sahutnya sembari membukakan pintu mobil untuk Rey.

Setelah itu barulah Cello yang naik ke kendaraan roda empat tersebut.

Dari awal keberangkatan sampai setengah perjalanan, Rey masih terfokus membaca berita-berita skandal mengenai dirinya. Jika boleh jujur, Rey sangat amat merutuki kebodohan yang ia lakukan tadi malam.

Lewat cermin yang ada di dalam mobil itu, Cello melihat betapa seriusnya Rey membaca skandal dirinya. Cello terkekeh sendiri jadinya.

"Haha, lagi lo kenapa bisa dapet skandal kayak gitu sih?" tanya Cello.

Rey kelihatannya sudah muak dengan berita yang satu itu. Dia meletakan tab tersebut di sampingnya. Deru napaasnya berhembus panjang.

"Gara-gara semalem Mami lagi-lagi jodohin gua sama anak koleganya," jawab Rey.

"Ya terus? Kan itu lo di jodohin. Kenapa bisa kenanya skandal kalau lo gay?"

"Apa karena nama lo?"

"No,"

Jeda, "semalem gua bilang sama nyokap kalau berhenti jodohin gua dengan perempuan manapun karena gua sukanya sama cowok. Bukan cewek," sambungnya menjawab.

Percayalah, detik itu juga tawa Cello pecah. Penuturan Rey sangat menggelitik di indera pendengarannya. Bagaimana laki-laki itu tidak terjerat skandal seperti itu? Ternyata benar juga, ya makna dari peribahasa 'mulutmu harimaumu'.

Cello menggelengkan kepalanya, "gua jangan sampai masuk ke skandal lo, ya Rey."

"Gua kan cowok nih. Terus gua selalu sama lo. Kemana pun lo pergi, pasti ada gua."

"Ya karena lo asisten gua."

"Ya maka dari itu jangan sampai gua juga ikut-ikutan skandal nggak jelas lo itu."

"Ya makanya beresin skandal sialan itu!"

"Susah Rey.. satu-satunya cara buat hilangin skandal itu yaa.."

"Lo nikah," lanjut Cello.

"Di bayar berapa lo sama Mami?" sentak Rey segera.

Cello tertawa, "no, ini murni dari pikiran gua."

"Lo jangan ikut-ikutan Mami, ya Cello!"

"Kayaknya kali ini gua harus dukung tante Liza, deh."

"Nggak usah nambahin beban masalah gua deh Cell."

"Lo udah ada di jalan yang bener. Nggak usah ikut-ikutan Mami."







🔥🔥🔥

HOPE U LIKE IT!

MY ALL [SHEIYYA-REY] | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang