52. KEMBALI

3.4K 69 9
                                    

Sheiyya memutuskan untuk menghampiri Rey dikantornya. Ia membawa beberapa kotak makanan, Sheiyya ingin makan siang bersama dengan Rey dikantornya. Sheiyya berjalan menuju ruangan Rey. Dia membuka pintu ruangan itu,

"Sayang!!" serunya seraya menunjukkan kepalanya ke dalam ruangan itu.

Sheiyya berdeham saat mengetahui kondisi ruangan yang cukup ramai dengan para pegawai Rey, "Haishhhh! A-aku tunggu diluar," ucapnya kembali keluar dari ruangan Rey.

Sementara Rey terkekeh melihat tingkah istrinya itu. Akhirnya dia mengakhir pembicaraannya dengan para pegawainya dan memerintahkan para pegawainya untuk keluar dari ruang kerjanya.

"Kalian boleh pergi," ucap Rey.

Rey berjalan dibelakang para pegawainya untuk menghampiri Sheiyya yang menunggunya diluar ruangan. Laki-laki itu menarik Sheiyya masuk ke dalam ruangannya dan menepis jarak diantara mereka.

"Kangen?" tebak Rey sembari tersenyum.

"Repot-repot istri aku datang kesini, ada apa?" tanyanya.

Sheiyya mengangkat tangannya, lalu memberitahu apa yang dia bawa, "aku mau lunch sama kamu," jawab Sheiyya.

Rey mengangkat sebelah alisnya. Dia tersenyum, "kamu tau aja kalau aku udah laper," sahut Rey mengajak Sheiyya duduk di sofa yang disediakan untuk tamu diruangan itu.

"Iya dong! anak kamu yang bilang kalau Papanya laper," balas Sheiyya.

Rey yang sedang membuka kotak-kotak makan tersebut—ia menoleh dan tersenyum melihat kearah perut Sheiyya yang sudah membuncit besar. Dia mengelusnya dengan lembut.

"Makasih, ya sayangnya Papa," ucap Rey bicara pada anaknya yang berada dalam kandungan Sheiyya.

"Cama-camaa Papa Leyy," jawab Sheiyya memperagakan suara anak kecil.

Rey menyendokkan sesuap nasi serta lauknya kearah mulut Sheiyya, wanita itu menerimanya dengan baik. Sheiyya mengunyah dengan cepat karena ada yang ingin ia bicarakan.

"Rey, Gion sama Dara udah kasih nama buat anaknya pas kemarin Dara check up kehamilannya yang ke enam minggu," ucap Sheiyya bercerita.

Rey memasukkan lagi sesuap nasi serta lauk ke mulut Sheiyya setelah dia menyuap untuknya sendiri, "terus? Namanya siapa?" responnya bertanya.

"Rayeon."

"Rayeon Elmeizllen 'kepanjangannya," jawab Sheiyya.

"Bagus namanya," sahut Rey memuji.

Sheiyya menatap Rey tidak bersahabat, dia menggerutu tanpa bersuara. Moodnya hancur karena Rey yang tidak peka.

"Dipanggilnya Ray, gitu?"

"Ngikutin nama aku ya?"

"Pasti si Gion yang ngasih. Dia kan benci banget sama aku," lanjutnya bicara.

Sheiyya berdecih, "pede banget kamu!"

"Kalau dia benci sama kamu, ngapain dia kasih namanya kayak nama kamu?"

Jeda, "aku sih ogah!"

"Kenapa sih? Kok sensi?" tanya Rey.

"Ya kamu!" sentak Sheiyya.

"Nggak peka!"

"Nggak kayak Gion 'lah kamu!!!" sambungnya membandingkan.

Rey terdiam saat Sheiyya membandingkan dirinya dengan mantannya itu. Dia meletakkan sendoknya pada kotak bekal itu.

"Kamu bilang apa barusan?"

"Coba ulang," ucap Rey.

"Kamu nggak peka. Nggak kayak Gion,"

MY ALL [SHEIYYA-REY] | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang