26. OFFICIALLY TO BE MINE

4.4K 127 29
                                    

gaisssss aku up lagi niiiii

aku minta jangan putus komennya yaaa

biar akunya semangat buat next chappp

dah aku minta itu aja

🔥🔥🔥

Sheiyya membuka matanya, dia kini sudah terbangun dari tidurnya. Sheiyya merasakan ada hal aneh dalam dirinya, entah itu apa. Sheiyya menggerakkan kepalanya ke samping, ah sial! Bajunya terlempar jauh di sana. Sheiyya sangat malu jika mengingat kejadian semalam, bisa-bisanya dia merasakan gairah yang membara saat Rey mendekatinya. Sheiyya sudah berusaha menahan, tapi laki-laki itu malah memulainya lebih dulu. Rey mencium Sheiyya membuat Sheiyya tidak dapat mengontrol gairahnya.

Sheiyya melihat kearah jam dinding di ruangan itu, sudah pukul 10 pagi! Dia kesiangan dan dia bolos ke kampus untuk hari ini. Kemudian Sheiyya mengangkat selimut yang membalut tubuhnya, dia mengintip ke dalam selimut. Hikss,, rasanya dia ingin menangis saja sekarang. Kalau bisa hilangkan dia detik ini juga, ya Tuhan. Sheiyya sangat malu sekali!!!

"Kamu sudah bangun, Sheiyya?"

Spontan Sheiyya menoleh kearah sumber suara dengan mata yang membulat sempurna. Laki-laki itu terbaring dengan pandangan ke atas. Tidak ada pergerakan sama sekali dari dirinya.

"Saya minta maaf untuk semalam.."

Sheiyya memejamkan matanya, Rey mengapa membahasnya sekarang????!!!

"Ah iyaa.. Sh-Sheii juga minta maaf.. se-semalem tu ka-kayak gerah banget, nggak sih?"

Hening beberapa saat.

"Saya tidak tau.. yang saya rasakan hanyalah perasaan berbeda saat melihat kamu," jawab Rey.

Sheiyya mengangguk-anggukan pelan kepalanya sebelum merespon ucapan Rey.

"Y-ya.. anu Rey.."

"Anggap aja semalem nggak pernah terjadi apa-apa.."

"Hm?"

"Ya.. kamu juga.."

Sheiyya sedikit lebih lega. Dia menggeser tubuhnya sambil menarik selimut itu agar tubuhnya tetap tertutup. Sheiyya ingin mengambil bajunya. Minimal baju oversize-nya yang dia kenakan semalam.

"Shei jangan di tarik!''

Sheiyya lantas menoleh, "apanya?" sahutnya segera.

"Selimutnya," respon Rey menjawab.

"Kalau kamu tarik selimutnya. Terus saya pakai apa?" sambung Rey bertanya.

Sheiyya melirik-lirik, pandangan matanya terarah mencari keberadaan baju yang laki-laki itu kenakan semalam. Sial! Benar saja. Baju Rey juga terlempar. Bakhan lebih jauh dari milik Sheiyya. Kenapa baju Rey terlempar sampai ke dekat jendela di kamarnya??

"Te-terus kita gimana, Rey? Masa iya kita gini terus..." ujar Sheiyya.

"Rey... Sheiyya... kalian udah bangun, kah?" pekik seseorang dari luar kamarnya.

Serempak Rey dan Sheiyya menoleh kearah sumber suara. Itu Liza, Maminya Rey.

"I-iya Mih! Rey sama Sheiyya udah bangun."

"Di-dikit lagi kita keluar kok, Mihh.." sambung Sheiyya.

"Oh yaudahh.."

Setelah itu mereka saling tatap. Sejujurnya Sheiyya malu sekali melihat Rey. Entah kenapa otaknya terputar ingatan yang semalam hanya dengan melihat wajah laki-laki itu saja.

MY ALL [SHEIYYA-REY] | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang