Rey menganga, waktu seakan berjalan lebih lambat, bahkan seakan terjeda. Laki-laki itu menatap sang istri dengan pandangan bingung, khawatir, yang jelas raut wajahnya sangat sulit diartikan. Cello pun bangkit dari duduknya, dia juga terkejut dengan hal yang Gion katakana.
"Sheiyya udah berapa kali minum?" tanya Gion.
"Ngg—"
"Rey,,"
"Aku rasa, aku pernah minum.." ucap Sheiyya mengingat-ingat.
"Goblok!"
"Lo jadi suami gimana sih???!!!!" sentak Gion menyalahkan Rey.
Sementara Rey menoleh kearah Cello dengan tatapan mengintimidasi.
"Gi.. Nooooo,"
"Rey nggak salah. Semua yang ada disini nggak salah," ujar Sheiyya mulai menjelaskan.
"Tadi siang, ada suster yang datang ke ruangan ini sambil bawa obat dan vitamin untuk aku. Suster itu juga suntikin cairan untuk aku," sambungnya.
"Suster?"
"Suntikan? Cairan apa?" tanya Gion serius.
Sheiyya menggeleng, diapun tidak tahu cairan apa yang disuntikkan ke dalam tubuhnya. Dia kurang mengerti hal itu.
"Aku nggak tau, Gi.." jawabnya.
Gion menggerang frustasi, begitu juga dengan Rey. Laki-laki itu tak kalah frustasinya dengan Gion, karena ini menyangkut anak yang berada dalam kandungan Sheiyya.
"Shei lo inget gimana ciri-ciri suster itu?" Kini giliran Cello yang bertanya.
Lagi-lagi Sheiyya menggeleng, "nggak, Cell. Yang aku ingat, suster itu pakai masker," jawabnya.
Cello menghembuskan napasnya dengan kasar, "lo liat dia pakai nametag?"
Sheiyya menggeleng sembari mengerutkan kening dan menyipitkan matanya, "kayaknya nggak deh. Dia cuma pakai baju seragam rumah sakit ini."
"CCTV!!!"
"CCTV, pasti ada jejak suster itu di CCTV!" seru Dara.
"Ya, lo bener!" sahut Cello yang bersiap untuk lari pergi dari ruangan ini.
"Lo berdua tunggu disini. Gua titipin Sheiyya ke kalian," ucap Rey lalu berlari mengejar Cello yang berlari lebih dulu.
Sheiyya terdiam, wanita itu melamun sambil mengelus perutnya yang masih rata. Setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya. Perlahan manik matanya melirik kearah Gion.
"Gi,, apa dampak bagi ibu hamil yang mengonsumsi obat itu?" tanya Sheiyya.
Gion terdiam. Dia mengerti apa maksud dari pertanyaan Sheiyya.
"Shei, nggak! Lo nggak boleh mikir yang aneh-aneh. Janin lo bakalan baik-baik aja. Gue yakin itu," ucap Dara menguatkan.
"Gue takut, Dar! Gue takut anak gue kenapa-napa,,"
"Gi, apa dampaknya?!" sentak Sheiyya mengulang pertanyaannya.
"Bagi ibu hamil yang mengonsumsi obat itu bisa menyebabkan peningkatan risiko terjadinya kecacatan janin—"
Tangisan Sheiyya semakin nyata, wanita itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya untuk menyembunyikan kesedihannya.
"Shei, lo jangan nethink dulu! Itu semua belum tentu terjadi, Shei."
"Berdoa kepada Tuhan lo. Berdoa semoga nggak terjadi apa-apa sama kandungan lo, anak lo," ucap Gion.
"Gi—"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ALL [SHEIYYA-REY] | TAMAT
Fiksi RemajaGenre: Romance * * * * * Sheiyya--seorang mahasiswa yang terjebak dalam pernikahan kontrak dengan seorang pengusaha kaya raya, Reyoule Ardagatra. Tidak ada cinta diantara mereka dipernikahan tersebut. Berbagai macam ide cemerlang yang dilakukan oleh...