16. WEDDING DAY

3.2K 123 8
                                    

Hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh kedua pihak keluarga Rey dan Sheiyya, namun tidak dengan kedua orang itu. Bagaimana tidak, pernikahan ini terlaksana tanpa adanya cinta diantara keduanya. Hanya ada kontrak kerja sama antara kesepakatan keduanya. Pernikahan ini begitu mewah, megah, sangat sempurna sesuai dengan pernikahan impian Sheiyya.

Acara pernikahan ini sudah terlewati, setengah waktu. Sheiyya dan Rey sedang mengganti baju yang ketiga kalinya. Banyak sekali tamu undangan yang hadir dalam acara ini. Kolega-kolega, kerabat, saudara, teman-teman antara kedua pihak keluarga. Begitu juga dengan Sheiyya dan Rey. Setelah selesai mengganti baju, mereka berdua kembali naik ke pelaminan.

"Sheiyyaaaaa!!" pekik seseorang yang sangat Sheiyya kenali siapa dia.

Dara datang dengan tangan yang menarik erat Gion di belakangnya. Sheiyya menjadi tidak enak hati dengan laki-laki itu. Karena Gion adalah mantan kekasih Sheiyya, tapi syukurlah, walaupun hubungan antara keduanya adalah mantana kekasih, namun mereka tetap berkomunikasi dengan baik. Sangat baik, bahkan saat melihat Gion naik ke atas pelaminan Bersama dengan Dara, Sheiyya ingat perkataan laki-laki itu saat mereka putus dulu. 'Kalau nanti gua udah sukses, udah jadi dokter. Dan gua sama lo masih jomblo. Gua nikahin lo, Shei. Janji,' begitu kira-kira. Sedikit berharap, Sheiyya.

"Gion lama banget, anjir! Banyak alesan dia!" adu Dara menunjuk ke arah Gion.

"Untuk Bapak Gion, bagaimana perasaan anda melihat mantan terindah anda menikah dengan laki-laki lain?" tanya Dara seakan mewawancarai Gion.

"Bacot, ege lo Dar," sahut Gion.

"Dih, marah. Hamil ya?" balas Dara.

"Gua makan juga lo, ya lama-lama," ucap Gion tidak mau kalah.

"Galak banget. Mentang-mentang pawangnya udah nikah," ejek Dara.

"Anj—bacot!" sahut Gion melirik kearah Rey yang berdiri tegak di samping Sheiyya.

"Sheiiii! Happy wedding, yaaa! Semoga pernikahan lo sama Pak Rey langgenggg! Sakinah, mawadah, warrahmah!" ungkap Dara memberi selamat kepada Sheiyya.

Dara menyenggol lengan Gion, "Happy wedding, Shei. Semoga langgeng," timpal Gion.

"Makanya mualaf," cibir Dara mengejek.

"Ni anak bacot banget," sahut Gion.

"Btw, lo cantik banget, Sheii!! Gaunnya pasti mahal ya?" tanya Dara.

"Iya lah. Lo mana mampu beli, Dar," balas Gion.

"Bacot banget, ego lo!"

"Pantes, ya lo waktu gue ajak ngumpulin duit buat beli gaun, lo nggak mau. Ternyata ya emang lo mau beli yang bagus banget gini tanpa perlu lo ngumpulin duit," cibir Dara.

"Brisik, Dara malu-maluin aja lo!" sambar Sheiyya.

Sheiyya menoleh kearah Rey yang diam saja tidak ikut menimbrung, "gue nggak bakal diem, karena lo belum cerita," jawab Dara.

"Cerita apa?" tanya Gion ingin tahu.

"Kepo aja. Lo cowok. Minta Pak Rey ceritain, noh," sahut Dara.

Gion diam tidak ingin merepon lagi.

Dara terkekeh melihat tingkah Gion. Dara jadi ingat pertama kali dia mengenal Gion. Gion sedikit terkenal di kampusnya. Karena parasnya yang tampan dan otaknya yang cerdas. Namun laki-laki itu hanya dekat dengan satu wanita saja, yaitu Sheiyya. Untung saja Dara mengenal Sheiyya saat mereka MOS dulu. Tetapi, jika Dara sedang Bersama dengan Sheiyya. Gion tidak ingin menimbrung. Laki-laki itu hanya ingin menimbrung jika hanya ada Sheiyya sendiri saja. Sampai akhirnya Dara sering mengejek laki-laki itu, dan kini mereka bertiga menjadi sahabat.

MY ALL [SHEIYYA-REY] | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang