38. MANIPULASI

1.7K 68 0
                                    

Sebuah kendaraan roda empat berhenti disebuah rumah bertingkat dengan cat yang berwarna krem. Si Pengemudi itu menatap bangunan tersebut dengan pandangan kosong, sepertinya ia ragu untuk mengambil langkah selanjutnya. Dia terisak sebelum menangis, kepalanya menunduk hingga bersandar pada tangan yang berada diatas setir mobilnya. Laki-laki itu menangis, terlihat sangat rapuh dan tak tampak lagi tujuan hidupnya.

Ia menangis beberapa saat, hingga saat dimana dirinya sudah lebih tenang dari sebelumnya, laki-laki itu mengambil sebuah benda yang ia letakkan pada jok sebelahnya. Dia menghubungi seseorang yang dirinya ingin temui.

"Hallo Dar, gua didepan..."

Setelah itu sambungan tersebut ia matikan secara sepihak, lalu dia turun dan menunggu diluar perempuan yang ingin dia temui itu.

Tubuh Gion bergerak saat mendengar suara gerbang yang terbuka, tanpa aba-aba dia menghampiri perempuan itu dan memeluknya dengan erat.

"Selesai sudah, Dar.. Semuanya udah selesai.." ucapnya sambil memeluk gadis itu.

Dara membalas pelukan itu dan mencoba menenangkan temannya. Bingung, satu kata yang menggambarkan pikirannya kini. Selesai apanya memangnya? Dara masih belum mengerti.

"Selesai apaan? Apanya yang selesai?" tanyanya memperjelas.

"Harapan gua, tujuan hidup gua, mimpi gua, semuanya udah selesai, Dar.. Gua merasa lega dan kecewa disatu waktu yang sama. Dada gua sakit banget, Dar. Gua merasa dunia gua udah nggak ada, semuanya udah selesai, semuanya udah ninggalin gua," ungkapnya seperti meracau.

"Hei, Gi? Lo masih punya gue," responya mulai mengerti.

Gion menggeleng, "Cuma Sheiyya yang mau gua miliki." Jleb!

"Tapi kenapa itu terasa mustahil buat gua?"

"Mimpi, harapan, dunia gua udah selesai. Cukup sampai disini doang, Dara karena Sheiyya nggak akan gua miliki selama sisa hidup gua," sambungnya.

"Lo nggak boleh memaksakan kehendak lo, Gi. Oke, kalau lo udah nggak ada harapan, udah nggak ada mimpi, udah nggak ada tujuan hidup, bahkan hidup lo ikut terkubur mati bersama kenangan kalian, it's okay."

Jeda, "tapi lo masih punya kesempatan untuk hidup, Gion. Lo masih punya kesempatan untuk punya mimpi lagi, harapan lagi, tujuan hidup lo lagi. Mulai semuanya dari awal, warnai lagi dunia lo."

"Sheiyya emang bukan lagi milik lo, dan nggak akan pernah jadi milik lo, tapi bukan berarti lo nggak bisa lihat dia. Ada saatnya lo merasa bahagia saat lo lihat dia bahagia, ada saatnya lo sadar akan warna baru di hidup lo, ada saatnya lo kembali menemukan tujuan hidup lo, mimpi lo, harapan lo."

"It's okay kalau saat ini lo lagi rapuh, lagi jatuh, karena satu yang kita tahu, jatuh cinta terdiri dari dua kata, jatuh dan cinta. Entah bagian mana yang kita akan dapatkan, jatuh kah, atau cintanya. We never know."

Dara menghembuskan napasnya sebelum melanjutkan perkataannya, "untuk melihat orang yang kita sayang bahagia walau bukan dengan kita orang itu bahagia, kita perlu kebahagiaan yang seimbang."

"Gue nggak mau liat lo terpuruk kayak gini. Wake up, Gi. Lo nggak sendiri, banyak orang yang sayang sama lo, mimpi lo harus tetap lo kejar, tujuan hidup lo harus tetap berlanjut, banyak orang disana yang membutuhkan lo untuk menyelamatkan hidupnya," Dara terus meyakinkan Gion agar tidak bersedih lagi.

"Ayo dokter Gion, gue yakin suatu saat nanti lo bakalan ketemu lagi dengan kebahagiaan lo."

"Dar..."

"Inget kan? lo punya mimpi ingin menyelamatkan orang banyak dengan kemampuan yang lo punya?"

MY ALL [SHEIYYA-REY] | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang