Rey membawa Sheiyya pulang ke rumahnya. Laki-laki itu masih menarik pergelangan tangan Sheiyya sampai berhenti di ruangan kerjanya. Reye membuka laci meja kerjanya lalu mengambil sesuatu di dalam sana.
Ekspresi Sheiyya sudah sulit di jelaskan. Wanita itu terus melihat setiap pergerakan Rey, bahkan dia melihat Rey yang mengambil dokumen perjanjiannya dan sebuah kotak berukuran kecil. Rey meletakkan kotak tersebut diatas mejanya, lalu memperlihatkan selebar kertas dihadapan Sheiyya.
Rey merobek kertas tersebut tepat dihadapan Sheiyya. Mata Sheiyya membulat melihat apa yang Rey lakukan.
"Rey.." cicitnya pelan.
"Kamu menginginkan semua ini, kan Shei?" tanyanya.
Rey menegakkan tubuhnya. Pandangannya lurus ke depan tak ingin menatap Sheiyya, "aku batalin perjanjian kita."
"Rumah ini milik kamu. Dan besok Cello akan berikan benefit sesuai kesepakatan kita," sambungnya.
"Aku pergi.." lanjutnya berjalan melewati Sheiyya.
Sheiyya menoleh dengan air mata yang sudah mengembang. Dia tidak menyangka dampak dari emosinya tadi akan seperti ini.
"REY!!!"
"STOPP!!"
"REY STOP!! AKU NGGAK MAU!!"
Sekencang apapun Sheiyya berteriak, Rey tetap terus berjalan dan tidak memperdulikannya.
Sheiyya meraih kotak kecil itu sebelum kakinya melangkah mengejar Rey. Sheiyya akui, mungkin dia memang salah. Suami mana yang mau istrinya di sentuh oleh laki-laki lain walaupun itu hanyalah sebagai bentuk professional dalam bekerja.
Sheiyya harus menghilangkan egonya demi mempertahankan rumah tangganya. Meskipun dirinya dan Rey dahulu sepakat untuk melakukan pernikahan kontrak, namun keduanya kini sudah sepakat untuk menjalankan pernihakan sungguhan pada malam itu.
Sheiyya mencintai Rey, begitu juga sebaliknya.
Sheiyya terus mengejar laki-laki itu sampai dia mendapatkannya. Sheiyya memeluk Rey dari belakang. Rey berhenti melangkah, kepalanya menunduk ke bawah melihat sebuah tangan melingkar di perutnya.
"Maaf.." satu kalimat pertama yang Sheiyya keluarkan dari mulutnya.
"Sheii nggak mau kamu pergi."
"Shei mau kamu tetap disini selamanya sama aku."
"Shei sayang banget sama Rey.."
"Maafin Sheiyya, ya?" lanjutnya berkata.
"Sheii akan lakukan yang Rey larang. Shei akan berhenti dalam series itu.. a-aku juga tidak akan menerima tawaran apapun. Entah itu film, series, atau apapun.." sambungnya.
Rey menarik napasnya dalam-dalam. Dia meneteskan air matanya saat merasakan tulusnya kasih sayang yang Sheiyya berikan. Laki-laki itu memejamkan matanya, keluarlah setetes air mata dari pelupuk matanya. Rey melepaskan pelukkan tersebut, lalu dia membalikkan tubuhnya.
Rey tersenyum di hadapan Sheiyya, "hei.. jangan nangis.." ujarnya sembari menghapus air mata Sheiyya yang membanjiri pipinya.
"Maaf.."
"Sheii nggak mau kita udahan.. Sheii nggak mau cerai sama kamu.." ungkapnya dengan tulus.
Rey terkekeh dengan kepala yang menunduk. Dia menggeleng, "Rey emang nggak mau cerai sama kamu, sayang.. Rey Cuma butuh waktu untuk sendiri.."
Sheiyya membeo. Dia membulatkan matanya, "REY NGEJEBAK SHEI, YAAA??!!!" teriaknya.
Rey kembali terkekeh, "Rey sengaja tidak mengucapkan kata 'cerai' saat Rey lagi emosi tadi. Karena, Rey takut itu akan tetap jatuh cerai.." jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ALL [SHEIYYA-REY] | TAMAT
Teen FictionGenre: Romance * * * * * Sheiyya--seorang mahasiswa yang terjebak dalam pernikahan kontrak dengan seorang pengusaha kaya raya, Reyoule Ardagatra. Tidak ada cinta diantara mereka dipernikahan tersebut. Berbagai macam ide cemerlang yang dilakukan oleh...