hallooo!
jangan lupa tinggalin komentarnyaaa<3
🔥🔥🔥
Hubungan Sheiyya dan Rey semakin hari terlihat semakin semakin dekat, bukan? Mereka sudah tidak merasa canggung dan mulai terbuka satu sama lain. Terbukti saat semalam Rey yang bercerita tentang bagaimana dan apa saja yang dialami di hari itu. Begitu juga dengan Sheiyya. Gadis itu bercerita kalau dirinya sebentar lagi akan melaksanakan UAS, jadi dia harus pintar membagi-bagi waktu untuk belajarnya dan untuk pekerjaan yang akan dimulai pada esok hari. Sheiyya tidak sabar untuk bertemu dengan hari esok.
Saat ini mereka sedang sarapan bersama. Mereka juga sudah rapih satu sama lain dan siap untuk melewati hari ini seperti hari biasanya.
"Temen kamu mau main lagi kesini, Shei?" tanya Rey membuka obrolan.
Sheiyya menggeleng, "nggak, la. Masa tiap hari mereka kesini. Gion sibuk, Dara kan harus part time di café," jawab Sheiyya menjelaskan.
"Oh, kirain mereka mau main lagi," sahut Rey.
"Kenapa emangnya kalau mereka main?"
Jeda, "nanti kalau mereka main, Rey pulang cepet gitu? Terus terus ngomongnya ketus, ketus, apalagi sama Gion. Terus udah gitu jadi sensi. Iya?" balas Sheiyya.
Rey menghentikan aktivitas makannya, "jadi kamu nggak mau aku ganggu kalau lagi sama mereka, hm?"
Lantas Sheiyya menatap wajah Rey, "terus aja kayak gituu.. dari kemarin gitu mulu ngomongnya," ungkap Sheiyya.
"Yaudah, saya tidak akan ganggu kamu lagi," ujar Rey kembali melanjutkan makannya.
"Mulai deh, Rey! Udah bener pake aku, di ganti lagi jadi saya. Mentang-mentang Rey boss, jadinya gitu tuh!" omel Sheiyya.
Rey bangkit dari duduknya dan menyudahi sarapan paginya, "Aku selesai,"
Laki-laki itu membereskan pakaiannya terlebih dahulu sebelum berangkat kerja, "Rey kerja dulu."
"Ngambek? Marah?" ujar Sheiyya bertanya.
"Siapa?"
"Kamu lah," jawabnya.
Rey menggeleng, "nggak. Orang Rey mau kerja di sangka marah. Kan hasilnya juga buat kamu-kamu juga nanti. Buat masa depan kamu," jelas Rey.
"Gayaaaa banget kalau ngomong! Rey tinggal nikmatin aja juga," sahut Sheiyya.
"Ya, nggak gitu juga dong, say—hei.. tetap harus di kembangin.. dunia nggak selamanya terus berpihak sama kita loh kalau kitanya enggan untuk berusaha," balas Rey dengana bijak.
"Udah.. nanti kalau udah pulang kuliahnya, mending kamu belanja untuyk penuhin isi kulkas. Makanan ringan udah hampir habis gara-gara kamu tiap jam selalu makanin itu semua. Sayur-sayuran juga. Sama beli air mineral yang banyak," pesannya.
"Loh? Kan air minum yang botolan masih banyak," protes Sheiyya.
"Aku buang," jawab Rey.
"Lah kenapa di buang?"
"Aku takut ada obat perangsangnya, Sheiyya."
Jeda, "aku nggak mau kayak semalem, yang kepanasan, gelisah kayak orang gila di kamar mandi. Kamu juga nggak mau, kan?"
"Iya, sih.. Shei kapok banget," sahutnya.
"Nah.. kecuali, ya kita—"
"Apa?! Jangan mulai, deh Rey," potong Sheiyya segera. Dia tahu sangat kalimat seperti apa yang ingin Rey katakana kepadanya. Huh! Dasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ALL [SHEIYYA-REY] | TAMAT
Teen FictionGenre: Romance * * * * * Sheiyya--seorang mahasiswa yang terjebak dalam pernikahan kontrak dengan seorang pengusaha kaya raya, Reyoule Ardagatra. Tidak ada cinta diantara mereka dipernikahan tersebut. Berbagai macam ide cemerlang yang dilakukan oleh...