"HAHHHHH?"
Kaget alara, ia mendapat lelucon dari felia yang membuat nya kaget hingga tertawa ngakak, bagaimana tidak? Bebek yang alara berikan pada felia, ia kasih pada ponakan nya hingga membuat bebek tersebut tersiksa?
Bayangkan, seekor bebek di bawa ke salon, untuk ia dandani, tak hanya itu, bebek itu sudah seperti kesetrum, dengan rambut yang mengacung ke atas dan mata membulat, tentunya di berikan softlens.
Baju serta celana mini terpasang indah di tubuh bebek yang lumayan berisi."Lo serius fel?, Haha" Ucapnya, masih dengan tawa yang mengiringi perkataan nya
"Ck, iya lara gw serius"
"Ko bisa si?, Plis kasian bebek nya pasti tertekan, haha"
"Y-yaya gw juga gatau"
"An-" ucap nya terpotong kala seseorang memanggil nya, ia menolehkan kepalanya mencari seseorang yang telah memanggil dirinya, namun? Ia tidak melihat siapa siapa, hanya ada siswa siswi yang sedang berjalan sambil bermain hp?
Di lain tempat, dengan waktu yang sama "alara-hufttttt" alvin dengan setelan seragam sekolah tidak jadi melanjutkan ucapannya, dirinya terbekap dari belakang, ia menghempaskan tangan orang yang tengah membekapnya, di rasa nafas nya sudah teratur, ia membalikan tubuhnya
"FAR-" belom sempat ia berkata, mulut nya kembali di bekap
"Gausah teriak bisa ga si?" Ucapnya berbisik
"Ah, apaansi lo? Ngapain juga bawa gw ke sini?"
"Gw mau ngomong empat mata sama lo"
"Ngomongin apa?" Wajahnya tampak serius kala melihat farell memasang muka serius
"Lo suka alara?"
"Gw?"
"Pohon di belakang lo, vin"
"Oh, ko nanya ke gw?"
"Bego, ya iya ke lo lah"
"Oh"
"Soo?"
"Hah?"
"Lo, suka alara?"
"Kalo nggak?" Tanya nya seraya tersenyum menatap farell
"Bagus dong" ia melangkah kan kaki nya pergi dari hadapan farell, namun suara yang ia dengar dari mulut pria di belakang nya mampu menghentikan langkahnya
"GW SUKA SAMA ALARA"
"Lo serius vin?" Tanya nya menatap lekat mata alvin
"Kapan gw bohong?"
"Gatau"
"Soo? Lo percaya?"
"Vin-"
"Ya?"
"Sebenarnya, gw suka alara, tapi sikap gw seakan akan ga suka alara, dan itu karena suruhan dari papahnya, jika gw ga turutin pasti sekarang gw udah ga bisa ekolah di sini lagi" ia kembali menatap lekat wajah alvin, dia berkata lirih, bahkan cairan bening mulai turun membasahi pipinya
Alvin terdiam, tidak tahu harus melakukan apa, di satu sisi, ia tidak bisa membohongi hatinya, satu sisi juga ia tidak mau menyakiti sahabatnya, soo? Apa yang harus ia lakukan?
"Kita tanya alara!"
"Hahh?"
"Kita tanya alara" terdengar lirih, namun sangat menekankan
"Tanya gimana?"
"Dia harus bisa memilih antara gw sama lo" gantungnya "ga mungkin kita berjuang tanpa kepastian, gw mau, alara pilih di antara kita, jika dia pilih lo? Sebisa mungkin gw relain alara, dan jika sebaliknya? Lo juga harus bisa relain alara" ia menjedanya seraya menepuk pundak farel lalu melanjutkan ucapannya "buat gw"
"Mau makan apa?" Tanya felia saat dirinya telah sampai di hadapan alara
"Gw?"
"Iyalah, siapa lagi coba?"
"Setan?"
"Lo, setan nya!"
"Mana ada gw setan"
"Ralat, calon setan"
"Dih, udah ah gw mau mie ayam baksa, plus permen milkita empat, lo yang bayarin, gw lupa bawa uang, buru sono, gw LAPER" Tekanya di akhir kalimat, memang ya, di kasih hati minta jantung, udah minta nyuruh lagi, pikir felia, namun ia tidak keberatan karena ini adalah salah satu cara keduanya untuk bisa saling melengkapi bukan?
"Minta apa lagi lar?"
"Lo nyindir gw?"
"Hehhhh, maksud gw, lo minta hati jantung terus apa lagi?"
"Hah?, Lo ngomong apasi?"
"Lemot"
"Buru sono, gw laper ish!"
"I Y A IYA"
alara terkekeh ia berhasil membuat felia kesal, haha lucu, seperti bocah, pikirnya.
Keduanya memakan makanan nya masing masing dengan rakus, tidak peduli akan berceceran di mulut nya, yang mereka inginkan hanyalah, PERUT KENYANG!
"Hai lar" panggil alvin seraya menepuk pundak alara, qlara tergelonjak kaget, terselak ayam yang berada dalam mie nya membuat ia cepat cepat mengambil air yang telah felia bawakan.
"E-ehhh maafin avin, avin ga sengaja, sumpah" ia menunjukkan deretan gigi putih serta dua jari nya membentuk. Huruf v "hehe, sory sory"
"ISHHH, AVIN NGESELIN, ARA JADI KESEDEK GARA GARA AVIN"
"Iya, avin minta maaf ya? Ga bakal gitu lagi, tapi ga janji, hehe"
"Nyenyenye, udah makan?"
"Belom"
"Gih pesen"
"Gamau"
"Kenapa?"
"Kenyang"
Hening? Ya, felia serta alara sibuk dengan makanan nya, lain hal nya dengan alvin, pria itu terus menatap wajah alara yang berada di samping nya.
"Hai lar?" Sapa farell, tanpa menunggu suruhan dari alara, ia mendudukan bokong nya di sisi kira alara, felia menyatukan kedua alisnya, ada apa dengan dua cowo di hadapannya?
Ia bertanya pada alara dengan tatatapan matanya, alara yang paham lantas menggelengkan kepalanya, tanda tak tahu.
"Kalian kenapa?"
"Gw" ucap farel serta alvin, barengan. Keduanya lantas menatap musuh satu sama lain, melupakan bahwa mereka sahabat
"Ck, kalian kenapa si?"
Tidak ada jawaban dari keduanya, alara mengangguk pada felia seraya berdiri, ketika kaki nya akan memundurkan kursi yang ia duduki, lantas alvin serta farell menggenggam tangan alara, "kita mau ngomong sama lo"
"Barengan?"
"Hm"
"Sekarang?"
"Ya"
"Di sini?"
"Ikut kita" tangan nya menarik tangan alara, namun alara menahannya, ia menatap ke arah felia, felia mengangguk mengiyakan
"Ishh, mau bawa lara ke mana si?"
"Diem aja, bentr lagi sampe"
"Taman belakang?"
"Iya, ga keberatan kan?"
"Nggak, mau ngomong apa?"
"Lo pilih gw atau farel???"
TO BE CONTINUE
AHAKKK, ALARA PILIH SIAPA YA?
HARAPAN SI GA PILIH AVIN BIAR AVIN SAMA AKU HAHA.
DEMI APA AVIN GEMES BANGET, TAPI LEBIH GEMES EL, HAHA😎✌️.BYE SAYANG SAYANG NANA, JAN LUPA VOTE!!!😠.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS WITH DIFFERENT FATE [On Going]
Romantizm(FOLLOW SEBELUM BACA!). Plagiat out aja dari lapak aku!!. 🍭🍭🍭🍭 Alara malvina Alifa gadis cantik yang selalu mengalah kepada kembaran nya Alira malvina alifa. kedua orang tuanya selalu mengutamakan alira karena mengira bahwa lira lah yang mempuny...