08.Sakit?

76 54 10
                                    

Happy reading....











Jam sudah menunjukkan pukul 17:15 tapi gadis dengan rambut di Cepol asal nya belum menunjukkan tanda tanda jika ia akan pulang.
Alara, gadis itu sedari tadi tidak tau arah akan kemana dirinya pergi, ia pastikan jika ia pulang ia akan mendapatkan hadiah yang tidak mengenakan, karena ia tahu alira pasti akan mengadu soal kejadian tadi siang...

17:30
Langit sudah menggelap, teriknya matahari sudah berganti dengan teriknya rembulan.
Tak ada satu pun bintang yang ia lihat, mungkin malam ini akan hujan, pikirnya..

Ia melirik sekeliling, gelap sepi itu yang ia lihat, ia dimana? pikirnya, gadis itu tersesat ntah di mana..
Ia sedari tadi berjalan tidak tahu arah hingga dirinya terbawa ke jalan gelap nan sepi ini.

Gadis cantik itu tak putus asa, ia tetap melanjutkan jalannya ke depan dengan perasaan was was takut takut jika ada preman preman Yang mencegat nya.

Ketakutan nya terjadi, dapat ia lihat dua preman dengan badan kekar serta rantai yang melilit indah di lehernya tengah berjalan menghampiri dirinya.

Ia panik bukan main, tidak tahu harus kemana, ia berbalik kemudian berlari masa bodoh dirinya akan semakin menjauh dan tersesat.
Ia berlari memasuki hutan dengan linangan air mata yang sedari tadi keluar dari pelupuk mata nya, gadis itu menangis, ia ketakutan, andai saja ada seseorang yang menolong nya, ia akan berterima kasih banget padanya.

Ia melirik kebelakang ternyata preman preman itu tidak ada lelah nya mengejar dirinya, bodoh dirinya bodoh, ia kan mangsa pantas saja preman itu akan terus mengejar nya, apalagi dirinya berlari ke dalam hutan? nyari penyakit..

"Hiks..tolongin lara"gumamnya dengan berlari..

Dapat ia lihat di depan ada sebuah pohon besar, dirinya melirik kebelakang di mana preman itu masih setia mengejar nya, dengan cepat ia berlari ke arah lain, tidak mungkin jika dirinya bersembunyi di balik pohon besar itu bukan? percuma karena pasti akan tetap di temukan..

Dapat ia lihat di depan sinar sinar lampu kendaraan orang orang berlalu lalang, dikit lagi, batinnya.

Dughhhh...

Kaki gadis itu tersandung akar pohon hingga membuat dirinya terjatuh..
Ia melihat ke arah preman yang tengah berjalan santai ke arahnya dengan senyuman yang mengembang..

Ia ingin kembali berlari namun kaki nya sangat sakit, kakinya juga mengeluarkan darah, akhh sial.
Seragam sekolah yang masih melekat, rambut di cepol asal, keringat membasahi tubuhnya, kaki yang terluka, hingga membuat gairah preman itu meningkat saat melihat dirinya...

Ia meneguk slavina nya saat preman itu sudah semakin mendekati dirinya..

"TOLONG......"teriaknya saat dirinya melihat beberapa pemuda di pinggir trotoar

"TOLONG...."teriaknya lagi.

Tak lama dapat ia lihat pemuda itu tengah berlari ke arah nya, tapi tunggu salah satunya dapat ia kenali siapa lelaki yang berlari pertama ke arah nya?

Alvin?
Alvin abasya Harvey ?

"AVIN TOLONGIN LARA..."teriaknya terus menerus.

Preman itu berlari lebih cepat ke arah nya, shit ia tidak habis pikir pada preman preman itu, sudah terlihat jelas segerombolan pemuda tengah mengarah ke hadapan nya, tapi ia tidak takut untuk terus mengejar dirinya?..

"LO SENTUH DIA, GW PASTIIN BESOK LO GABISA LIAT DUNIA LAGI."teriakan berasal dari mulut Alvin mampu membuat lara tersenyum, ia bersyukur karena ada orang yang datang tepat pada waktunya.

"Cih bocah bau kencur so so an mau lawan kita"tanyanya meremehkan

Alvin tersenyum lalu mengisyaratkan pada teman teman nya untuk menghajar preman preman bajingan di hadapannya itu.
Ia ingin lebih dulu menyelamatkan lara sebelum preman satunya itu akan membawa lara pergi.

TWINS WITH DIFFERENT FATE [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang