35.hari pernikahan

26 6 1
                                    

"oke?"

"Oke, gw setuju"

"Lar?, Lo setuju kan?" Tanya alvin

Alara mengangguk lesu, ia tidak bisa membohongi diri sendiri kalo ia bener bener mencintai farell, soo untuk apa ia melewatkan kesempatan ini?, Ya walau ia harus terkena amukan sang papah?

"Gw setuju" Ucapnya

"Van, lo ga keberatan, kan?, Tunangan lo nikah sama cowo lain?"

Revan menatap alvin sinis, "ga, alara bakal nikah sama gw, kalian jangan coba coba rebut yang udah jadi milik gw" ucap revan, mati matian ia menahan tawanya kala melihat wajah ketiga insan yang tengah linglung

"Van?, Bukan nya lo yang mau pernikahan lo sama alara ga berlanjut?"

"Ya, gw akui emang gw dulu gamau, tapi sekarang gw berubah pikiran, gw mencintai alara, apa salah nya gw menjadikan alara istri gw?, Toh, sudah tunangan juga bukan?"

Farell meremas ujung baju nya kuat, urat urat tangan lelaki itu terlihat sangat jelas, menandakan bahwa sang empu tengah menahan amarah nya,

Tapi perkataan revan ada benar nya, mereka sudah tunangan, berbeda dengan ia yang hanya mendapatkan status sebagai teman, peluang nya untuk bersama alara sangat jauh bukan?

Berbeda dengan alara yang tengah menatap revan berkaca kaca, ia ingin menangis saat ini, jika ia menikah dengan revan, bagaimana dengan cinta nya?, Bagaimana dengan kanara?

"Van, kana-"

"Ara gaperlu tau, lo cukup tutup mulut dan tetap menyembunyikan indentitas lo sebagai istri gw"

"Tapi, van"

Sudah, revan sudah tidak kuat untuk menahan tawanya, melihat wajah teman teman nya yang memerah membuat ia tertawa terbahak bahak, membuat heran alara farell serta alvin,

"Haha, aduh, gw cuma becanda elah, gamungkin gw cinta sama alara, haha, tegang amat lo pada" ucapnya dengan tawa yang terus menerus menggema

Ketiganya lantas menatap satu sama lain, memikir kan cara untuk mengerjai balik revan yang sudah membuat mereka menahan amarah nya dalam dalam

Ketiga tersenyum saat sudah mendapatkan ide yang menarik untuk membalas perbuatan revan, alara berjalan mendekati revan dengan bodoh nya revan juga ikut berjalan mendekati alara

"Ehmmmm, gimana kalo aku nya, cinta sama kamu?" Ucap alara sambil meraba raba dada bidang revan

Revan gelagapan, apa apaan alara? "Lar, lo apaansi, lepas ga?"

"Sayang nya, gamau. Gimana dong?"

"Paansi lo, gw masih perawan ya"

"Emang lo cewe?" Tanya farell dan alvin, kompak

"L-larr, a-apasi"

"Gw mau, lo" ucap alara seraya menyudut kan tubuh revan ke ujung tembok, "gimana kalo kita, ke kamar aja, biar makin...."

"Lo ga waras, lepas" ucap revan sedetik kemudian ia berhasil di sudutkan oleh alara, alara mulai mendekatkan wajah nya pada leher revan, meniup nya dengan lembut seraya

"Bwahahhahah, tegang lo?, Gw cuma becanda elah" tawa alara pecah di sahuti dengan tawa alvin serta farell, keduanya sedari tadi menahan tawa melihat aksi brutual alara pada revan

Revan membuang muka nya, menahan gairah yang telah alara buat, ia harus segera pulang untuk kembali menidurkan sesuatu yang telah terbangun di bawah sana

"Gw pulang"

"Loh, kenapa?" Tanya farell menahan tawanya, pasalnya muka revan sudah seperti kepiting rebus, ntah merah karena malu atau ia tengah menahan amarah

TWINS WITH DIFFERENT FATE [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang