32.jemputan revan

26 8 1
                                    

HAPPY READING

"Lara, bangun sayang"

Ucapan dari arah depan pintu nya, membuat alara mengerutkan keningnya, tidak biasa mamanya bersikap manis, terlebih lagi dengan embel embel "sayang" gumamnya

Ia memang sudah pulang ke rumahnya, di jemput oleh supir pribadi papahnya, ia hanya menurut tanpa bantahan, pasalnya ia pun kangen pada kasur miliknya, ia juga tidak enak jika harus berlama lama menginap di rumah felia..

Ia membuka pintu balkon nya, melihat ke bawah memastikan ada siapa hingga membuat mamanya bersikap seperti itu, ia menundukkan kepalanya, melihat kebawah terlihat satu mobil asing yang ntah itu mobil siapa, ia tampak melamun melihat kebawah, mencari tau siapa pemilik dari mobil tersebut

"ALARA" lara tersentak, ia berjalan menutup pintu balkon, beralih mengambil tas nya yang sudah ia siapkan dengan buku mata pelajaran hari ini

"Kenapa?" Tanya alara saat ia sudah membuka pintunya, di sambut dengan tatapan tajam mamanya

"Habis ngapain sayang? Kenapa lama banget buka pintunya?" Tanyanya lembut, alara kembali mengerutkan keningnya, kenapa mama nya bersikap seperti ini??

"Hah?"

"Turun, di bawah ada revan, jangan bersikap yang membuat revan tidak nyaman padamu, ingat!, dia calon suami kamu" alara lantas terkejut, mendengar kata suami dari mulut mamanya, ia lupa bahwa ia sudah akan tunangan, ia kira pertunangan itu akan di batalkan, pasalnya keluarga nya maupun keluarga revan, tidak ada yang membicarakan perihal pertunangan ia dan revan

"Calon?, Tunangan aja belom, jangan berharap tinggi buat lara menikah sama dia deh"

"Siapa bilang kamu belom tunangan?"

"Lah? Memang iya kan?"

"Kamu lihat cincin di jari kamu"

Alara lantas melirik tangan kanan nya, di mana ada cincin terpasang indah di jari manis nya, "apa apaan ini? Kapan lara tunangan sama dia?, Dan. Siapa yang sudah memasangkan cincin ini?" Tanya alara emosi

"Jangan berbicara keras, dia bisa saja mendengar nya"

"Biarkan saja"

"Awas saja jika kau berbuat yang malah membuat keluarga saya malu, bersikap manis padanya, jangan keras kepala, pertunangan mu semalem sudah di lakukan, dengan alira yang menyerupai mu"

Alara berdecak, "kenapa tidak alira saja yang kau jodohkan? Mengapa harus aku?"

"Karena alira hanya akan menikah dengan farell, sudah, cepat turun"

Alara tidak menjawab, ia menutup pintu kamarnya dan tidak lupa untuk mengunci nya, berjalan melewati mama nya, turun begitu saja dari atas tanpa mengatakan sepatah kata pun

Dapat alara lihat revan yang tengah bermain dengan benda pipihnya, sedetik kemudian, ia melotot kan matanya kala melihat seragam milik Revan, di mana cowo itu tengah memakai seragam milik sekolah SMA PANCASILA

"Lara sini duduk sayang" panggil papahnya, alara berjalan nurut tanpa bantahan, ia duduk di samping papahnys dengan muka datar yang ia perlihatkan

TWINS WITH DIFFERENT FATE [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang