"Lisa"
Suara berat yang sudah Lisa hafal betul, Lisa terdiam membeku di tempatnya berdiri.
Satu per satu lampu mulai menyala membuat ruangan yang tadi begitu gelap perlahan mulai menerang.
Lisa membalikan tubuhnya terlihat Jiyong yang sudah berdiri dengan raut wajah kecewa juga marahnya.
Dara, Jisoo, Jennie dan Chaeyoung ikut berdiri di belakang Jiyong dengan wajah iba mereka.
"Dad" Lirih Lisa.
"Dari mana?" Tanya Jiyong dingin. Lisa menghela nafas lalu memberanikan diri menatap mata Jiyong.
"Dari stadion melihat pertandingan basket temanku" Ucap Lisa jujur.
Lisa memilih jujur, dan Jika berbohong pun Jiyong tak akan mempercayainya apa lagi Lisa pergi terlalu lama.
Lisa menelan ludahnya saat melihat wajah Jiyong yang begitu dingin, ekpresi yang tidak pernah Lisa lihat sebelumnya.
Bisa di simpulkan Jiyong sedang sangat marah besar sekarang.
Jiyong melangkah hingga berdiri tepat di hadapan Lisa yang sedang menunduk.
Plakk......
Tamparan yang begitu keras Lisa dapatkan di pipi kirinya, rasa perih dan panas menjadi satu.
Lisa mengepal kedua tangannya kuat berusaha menghilangkan rasa sakit yang ada di pipinya.
Sudut bibir Lisa mengeluarkan darah segar, tak banyak memang tapi itu mampu membuat Dara merasa iba dan kasihan.
"Apa sulit untuk mengikuti ucapan Daddy" Ucap Jiyong.
"Maaf" Lirih Lisa masih setia menunduk.
"Mulai hari ini motormu Daddy sita dan kemanapun kau pergi Mino akan ikut" Lisa mendongak mendengar itu.
"Dad, itu berlebihan aku sudah besar, aku...."
Plakk.....
Satu tamparan lagi di pipi yang sama, tamparan yang sekaligus membungkam mulut Lisa yang bahkan belum menyelesaikan kalimatnya tadi.
Jiyong melangkah pergi menuju kamarnya, Dara yang sudah terisak mencoba mendekati Lisa, namun Lisa memilih mundur dengan menampilkan senyum manisnya.
"Aku baik-baik saja, Mommy jangan khawatir" Ucap Lisa tersenyum, Lisa berlari menaiki tangga tujuannya hanya kamar.
"Lisa" Panggil Dara melangkah namun di tahan oleh Jisoo.
"Mom, biarkan Lisa sendiri dulu" Cegah Jisoo menahan lengan Dara. Dara hanya mengangguk sungguh sebenarnya sekarang ingin sekali dia memeluk Lisa, memeluk anak bungsunya itu namun yang di katakan Jisoo ada benarnya, Lisa membutuhkan waktu sendiri sekarang.
Lisa menutup pintu itu dan menguncinya dari dalam. Dia duduk dengan bersandar pada pintu.
Matanya hanya memerah tanpa mengalirkan sesuatu, Lisa berdiri melangkah menuju kamar mandi. Tempat yang sering menjadi saksi bagaimana Lisa menangis seorang diri.
Lisa menyalakan kran yang mengalir mengisi Bathup yang kosong.
Setelah mengisinya hingga penuh, Lisa mulai memasukan kaki kanannya ke dalam Bathup.
Dingin itu yang Lisa rasakan, perlahan dia mulai memasukan Kaki Kirinya lalu mendudukan diri didalam Bathup yang penuh oleh air.
Lisa membaringkan tubuhnya membiarkan air dingin ini merendam seluruh tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE in The World
Fanfiction"Yang mereka lihat bukanlah aku yang sesungguhnya" ~ Lalisa "Kurasa ayah benar......." "Aku ingin mereka bahagia"