Di bawah teduhnya langit siang ini terlihat empat orang yang sudah duduk melingkar dengan makanan yang ada di bagian tengah mereka.
Lisa menatap satu per satu teman-temannya yang masih menampilkan wajah cemberutnya.
"Ehm Seulg, kau dulu" Ucap Lisa. Seulgi mendongak lalu mengangguk pelan.
Setelah menarik nafas dalam-dalam Seulgi mulai menceritakan masalahnya dengan ibunya yang tadi malam terjadi.
Flashback.....
Seulgi dan Shin Mina sedang duduk santai di depan Tv, Seulgi menaruh kepalanya di paha sang ibu dengan sebungkus keripik yang ada di tangannya.
"Bu" Panggil Seulgi, Shin menunduk untuk menatap wajah sang putri yang sedang tiduran di pangkuannya.
"Hm" Jawabnya mengusap lembut pucuk kepala Seulgi.
"Bisakah ibu berhenti bekerja di tempat itu" Ucap Seulgi pada intinya. Shin menghentikan usapan di kepala Seulgi.
"Kenapa?" Tanya Shin membuat Seulgi mendengus kesal.
"Bu, apa ibu tidak lelah semua orang di sini memanggil ibu seorang jalang karena bekerja di tempat itu. Dan aku benar-benar menginginkan ibu untuk keluar dari sana" Ucap Seulgi dengan suara yang sedikit mengeras.
Terlihat rahang Shin mengeras, Shin membangunkan Seulgi yang masih tiduran di pangkuannya.
"Jangan urusi ibu, yang penting kamu bisa makan dan hidup berkecukupan. Jangan dengarkan omongan orang lain, mereka tidak pernah tau tentang kehidupan kita" Ucap Shin menjauhkan seulgi lalu melangkah pergi menuju kamarnya.
"Ucapan ibumu tidak salah juga dan keinginanmu juga baik karena itu demi kebaikan kalian" Ucap Lisa.
"Maksudmu!?" Sentak Seulgi membuat Lisa terkejut.
"Dengar dulu, aku lihat dari wajah Lisa masih ada kalimat selanjutnya" Sela Hanbin, Lisa mengangguk karena memang masih ada kalimat yang akan dia ucapkan.
"Baik yang ku maksud adalah, ucapan ibumu yang menyuruhmu agar tidak usah terlalu mendengar omongan orang"
"Aku setuju dengannya, orang-orang hanya menilai apa yang mereka lihat tanpa mau mencari dulu alasan di balik seseorang melakukan sesuatu itu"
"Dan menurutku keinginanmu juga baik, kau hanya ingin menyelamatkan martabat ibumu dari penilaian buruk yang di berikan oleh orang-orang di sekitarmu"
"Lalu menurutmu aku harus mendukung apa yang di kerjakan ibuku begitu" Ucap Seulgi, Lisa menggeleng cepat.
"Bantu dia mencari solusi terbaik, bukan malah menghakimi dan memaksanya untuk keluar begitu saja. Pasti ada alasan yang membuat ibumu sulit berhenti dari sana" Nasihat Lisa, Seulgi terdiam sesaat.
"Yang di katakanmu benar juga, selama ini aku hanya memaksa dan memaksa tanpa memberi solusi padanya" Ucap Seulgi menatap Lisa sendu.
"Jadi mulai sekarang cobalah cari solusi untuk ibumu itu, bantu dia. Dan kau tenang saja aku juga akan membantu mencari solusi terbaik nanti" Ucap Lisa tersenyum.
"Gomawo Li, ucapanmu membuka jalan pikirku yang begitu egois" Ucap Seulgi memeluk Lisa.
"Sama-sama beruangku" Ucap Lisa terkekeh.
"Isshhhh" Seulgi mendengus kesal lalu mendorong tubuh Lisa yang baru saja dia peluk. Lisa hanya terkekeh melihat Seulgi.
Sekarang Lisa melihat Seulgi yang seperti biasa, senyum manis temannya itu sudah kembali terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE in The World
Fanfiction"Yang mereka lihat bukanlah aku yang sesungguhnya" ~ Lalisa "Kurasa ayah benar......." "Aku ingin mereka bahagia"