Seulgi terus menelusuri lorong kecil dengan susah payah karena mereka harus berjongkok karena ruang yang tak terlalu lebar.
Akhirnya setelah susah payah mereka sampai juga di gudang, pintu rahasia itu memang terhubung kesana.
"Kajja" Seulgi melangkah lebih dulu.
Mereka terus mengendap-ngendap agar keberadaan mereka tidak di ketahui oleh Lisa maupun yang lain.
"Kita kemana?" Tanya Hanbin.
"Ke kamar ayahku" Ucap Seulgi.
Mereka berjalan menuju lantai dua.
"Bob, tendang pintunya" Suruh Seulgi, Bobby mengangguk lalu menendang pintu itu kuat-kuat hingga terbuka.
Brak....
Terlihat Lisa yang sedang duduk di hadapan Nam Hyuk sementara ketiga temannya duduk di atas kasur.
"Hahaha lihatlah anakku sudah datang" Ucap Nam Hyuk tertawa mengejek.
Lisa tak bergeming walau hanya sekedar untuk menoleh ke arah pintu.
"Ibu" Lirih Seulgi, Shin tersenyum lalu mengangguk pelan.
"Habis kau Lisa, kakaku akan membunuhmu" Hardik Nancy dengan bibir yang tersenyum miring.
Lisa berdiri menendang kursinya ke belakang lalu berbalik menatap ke arah Seulgi, Hanbin dan Bobby.
Bamban, Yoongi dan Jackson turun dari atas kasur menghampiri Lisa.
"Seulgi-ya, berikan pelajaran pada gadis bodoh itu" Suruh Nam Hyuk, Seulgi menoleh sebentar lalu kembali menatap Lisa.
"Lepaskan mereka" Dingin Seulgi. Perlahan dia masuk ke dalam kamar.
"Lepaskan yah.... " Lisa mengusap dagunya.
"Setelah bertahun-tahun aku mencarinya dengan susah payah kau memintaku untuk melepasnya"
"Huffftttt...... " Lisa menghela nafas panjang.
"Brengsek! Lepaskan mereka" Seulgi mengacungkan pistol miliknya ke arah Lisa, otomatis Bambam, Yoongi dan Jackson juga mengacungkan pistol mereka ke arah Seulgi, Hanbin dan Bobby ikut mengangkat pistol mereka.
Mereka saling todong kecuali Lisa yang masih tetap terlihat tenang.
"Ck. Terserah apa katamu saja... Kau mengatakan aku Brengsek! Ya aku memang brengsek. Umpat aku semaumu" Lisa tersenyum sinis.
Seulgi menoleh ke arah Nam Hyuk yang terus saja memprovokasinya untuk segera memberikan pelajaran pada Lisa.
Seulgi memejamkan kedua matanya lama sebelum akhirnya terbuka kembali dengan mata yang berkaca-kaca.
.
.
.
Sementara di luar gerbang keluarga Kwon baru saja sampai, mereka mencoba menerobos masuk namun di tahan oleh polisi yang berjaga.Namjoon yang mendengar keributan pun segera menghampirinya.
"Ada apa ini?" Tanya Namjoon.
"Mereka memaksa untuk masuk" Beritahu salah satu polisi di sana.
"Bukankah anda tuan Kwon Jiyong?" Tanya Namjoon.
"Iya aku Jiyong, tolong biarkan aku masuk seseorang yang aku kenal ada di dalam" Pinta Jiyong, Namjoon menggelengkan kepalanya cepat.
"Saya tidak mau kecolongan lagi, tadi ada gadis yang memaksa masuk dan sudah saya izinkan dengan catatan membawa kamera mini tapi dia malah menghancurkannya" Jiyong mengacak rambutnya kasar.
"Tolong biarkan kami masuk, seseorang di dalam membutuhkan kami" Jiyong terus berusaha bicara dengan Namjoon agar di beri izin untuk masuk.
"Tidak bisa tuan maaf, lagipula situasi di dalam belum kami ketahui" Namjoon terus memberi pengertian pada Jiyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE in The World
Fanfiction"Yang mereka lihat bukanlah aku yang sesungguhnya" ~ Lalisa "Kurasa ayah benar......." "Aku ingin mereka bahagia"