34. dimension

2.2K 200 9
                                    

Seorang gadis sedang terbaring di atas rerumputan yang begitu luas, tak ada orang lain hanya dirinya sendiri.

Perlahan kedua mata gadis itu terbuka, mengerjab beberapa kali karena silau yang menerpa matanya.

Matanya melihat ke arah sekitar dimana hanya terlihat padang rumput yang begitu luas dengan sedikit kabut yang menghiasi.

Gadis itu duduk dengan wajah bingungnya,merasa sangat asing dengan tempat dimana dia berada sekarang.

"Dimana ini?" Gumam gadis itu.

Dia berdiri berjalan menyusuri tempat ini mencoba mencari keberadaan orang lain di sini.

"Benar-benar sepi sekali seperti tempat yang tidak berpenghuni"

Kakinya terus melangkah ke depan, hingga akhirnya dia sampai di tepi sungai namun ada sedikit hal aneh yang di rasa.

"Tunggu bukankah ini tempat tadi aku terbaring, tapi kenapa ada sungai di sini" bingung gadis itu.

Kaki panjangnya mulai melangkah lagi dengan kebingungan yang ada di pikirannya.

Gadis itu kembali tiba di tepi sungai dengan keadaan yang berbeda, ada satu pohon yang berdiri tegak dengan banyaknya buah yang menghiasi pohon itu.

"Tunggu ini tempat aku berbaring tadi, dan itu sungai yang tadi lalu kenapa sekarang ada pohon ini"

"Aishhh apa sejak tadi aku berjalan di tempat, tapi bagaimana bisa pohon dan sungai ini ada di sini" gadis itu mengusap wajahnya frustasi.

"Semua hal yang tidak mungkin akan terjadi di sini" suara berat seseorang membuat gadis itu menoleh.

"Ayah" gumamnya.

Perlahan pria yang berdiri itu mulai berjalan mendekati sang gadis.

"Hm" pria itu tersenyum simpul.

"Apa Lisa merindukan ayah" ucapnya sembari merentangkan kedua tangannya, mata gadis itu sudah berkaca-kaca dengan cepat menghambur ke pelukan pria yang di panggilnya ayah itu.

"Aku merindukanmu" gumamnya di sela pelukan.

"Ayah juga merindukan anak gadisku ini" ucapnya mengecup lama pucuk kepala Lisa.

Keduanya tetap mempertahankan pelukan itu cukup lama sekaligus sebagai pelepas rindu yang sudah lama mereka tahan.

Lisa mendongak menatap rahang tegas milik sang ayah lalu tersenyum simpul.

Chuppp...

Lisa mencium pipi sang ayah singkat.

"Ayah, ini tempat apa?" Tanya Lisa melerai pelukan mereka.

"Ini tempat dimana kau harus berpikir" beritahunya.

"Maksud ayah?" Tanya Lisa bingung.

"Kemari" Jiwoon membawa Lisa ke tepi sungai lebih tepatnya ke sebuah kubangan air berbentuk lingkaran.

"Itu tubuhku kan yah?" Tanya Lisa, Jiwoon mengangguk cepat.

"Yah itu tubuhmu" balas Jiwoon. Lisa menatap tubuhnya dengan wajah bingungnya.

"Ada apa denganku? Lalu tubuhku kenapa banyak sekali alat dan kabel yang terpasang disana?"

"Tunggu apa aku sudah mati yah?" Lisa menatap Jiwoon penuh tanya.

"Kau belum mati sayang" Jiwoon mencubit gemas pipi Lisa.

"Sepertinya kau sedang koma atau kritis di sana"

Lisa kembali menatap kubangan itu lalu tersenyum lebar.

"Ayah, apa jika aku kembali masuk ke tubuhku aku akan kembali hidup tapi jika tidak kembali aku mati begitu?" Jiwoon mengangguk pelan.

ALONE in The WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang