~Part 5~

2.9K 121 1
                                    

Setelah Berhasil kabur dari hadapan Alen, Lala langsung berlari menuju Rumah Syelin (tetangga barunya).

"Halo.. kak," sapa Lala dengan semangat pada syelin yang sedang membaca buku di terasnya.

" Hai, sini masuk. Siapa nama kamu?" Tanya syelin seraya mengajak Lala masuk.

" Nama aku Lala, Nama kakak siapa?" Tanya Lala dengan imutnya.

"Nama kakak, Syelin. kakak pindahan dari Bali lho."jelas Syelin antusias.

"Siapa dek?" Tanya Kelvin yang baru saja keluar dari dalam rumah.

"Ini bang, Lala. tetangga baru kita." Jawab syelin antusias.

"Hai Lala," sapa Kelvin lembut.

"Hai..." Jawab Lala namun bingung harus memanggil nya apa.

Kevin yang peka langsung menjawab nya,
"Nama Abang, Kevin. Lala panggil Bang Kevin ya," ucap Kevin lembut seraya tersenyum menatap Lala.

"Okay Bang Kevin," Jawab Lala dengan tersenyum manis, yang terlihat menggemaskan di mata Syelin dan Kevin.

"LALA, PULANG, SEKARANG!!!" Ucap Alen tegas yang tiba-tiba berada didepan pagar Syelin.

Pagar dirumah Syelin tidak tinggi, hanya sebatas dada orang dewasa.

Lala hanya nyengir melihat Alen, yang wajahnya sudah memerah padam.

"Bentar lagi ya bang, Lala masih pengen main sama kak Syelin," jawab Lala santai seraya kembali menatap syelin.

Belum sempat Kelvin mempersilahkan Alen masuk,  Alen langsung saja menyeret Lala untuk pulang.

Lala berteriak kesakitan dan berontak, ia tidak mau pulang karena masih ingin bermain bersama Syelin.

"Abang Lala masih mau main sama kak Syelin." Ucap Lala kesal seraya menghempaskan tangan Alen.

Lalu Hendak kembali berlari ke arah syelin, namun lagi-lagi Alen kembali menyeretnya untuk pulang.

" Gak papa lah bro Lala nya kasih Main disini, Lagian kan Lala juga gak bakal ilang." Ucap Kelvin yang tidak tega melihat Lala diseret.

Alen hanya diam seraya menatap Kelvin tajam.

"Abang boleh ya.." bujuk Lala seraya memegang tangannya yang dicengkeram kuat oleh Alen.

"Nggak!!" bentak Alen semakin menguatkan cengkraman nya.

Seketika Lala menjerit minta dilepaskan karena kesakitan.

Kelvin mengikutinya namun telat gerbangnya sudah ditutup. Kelvin mendengar teriakan Lala dari dalam, tetapi percuma ia tidak akan bisa menolongnya.

Sesampainya di dalam Alen langsung mendorong Lala hingga terjatuh.

Kemudian Alen bergegas kedalam dan kembali dengan cambuk yang berada di tangan nya, entah darimana Alen mendapatkan nya.

Lala hanya menangis dan menatap Alen dengan wajah ketakutan.

"Bangun!" Perintah Alen membentak. Lala langsung berdiri.

Ctass

Alen mencambuk lengannya, Lala berteriak ketakutan.

"S-sakit hiks hiks..." Ucapnya seraya memegang bekas cambukan Alen.

"Ini hukuman karena kamu membantah." Ucap Alen.

Lala mundur beberapa langkah karena takut Alen mencambuknya lagi. Alen mulai mengangkat cambuk itu lagi dan,

Ctass

Alen mencambuknya lagi hingga Lala terjatuh, kali ini di betisnya.

" S-sakit Abang Hiks... Ampun hiks,"
Ucapnya menatap Alen memelas.

"Ini hukuman karena km pergi tanpa seizin Abang." Ucap Alen.

Lala menangis histeris, ia memegang bekas cambukan Alen di lengannya yang terasa sangat perih.

"Bangun!" Bentak Alen. Lala langsung berdiri dan menunduk. Air matanya tak henti mengalir.

"Mau main-main lagi?" Tanya Alen seraya mengangkat cambuk nya.
Lala langsung menggeleng kuat seraya menatap Alen memelas.

" Gak mau pulang? Mau main kan?" Tanya Alen lagi.

"Ng-Nggak bang hiks, L-Lala hiks, Gak m-mau hiks.., main lagi hiks hiks..." Jawabnya dengan sesenggukan.

"Cepet masuk kamar!!!, 1" perintah Alen seraya menghitungnya.

Lala langsung berlari ke arah kamarnya dilantai dua.

Ia menyembunyikan wajahnya dibantal lalu menangis sejadi jadinya.
Hatinya terasa sesak hingga membuatnya susah bernafas.

Lala merasa sangat takut saat ini, Lala merindukan pelukan sang Mommy yang biasa menenangkan nya.

☘️☘️☘️

_ _ W _ _ _

Auristela Allisya S.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang