Sedangkan dilain tempat, saat ini Alen sedang berada di markasnya yang tidak terlalu jauh dari villa-nya, bersama dengan sahabatnya yaitu Daffa, Faiz, Rayyan, dan Aqeel.
Markas mereka adalah sebuah rumah mewah yang sudah tak berpenghuni yang berada sedikit masuk kedalam hutan, dan hanya mereka ber-lima yang mengetahui tempat itu.
"Lo kenapa sih, Al? Kok diem Mulu dari tadi?" Tanya Daffa yang bingung melihat sahabatnya yang hanya diam, padahal biasanya dia yang paling kocak setelah dirinya.
Alen hanya menatap ke-empat sahabatnya dengan tatapan frustasi.
"Lo kenapa sih woe?!, Adek Lo ilang lagi?" Tanya Aqeel juga, sebab bingung melihat wajah frustasi Alen.
Alen hanya menggeleng pelan.
"G-gue....." Alen mulai menceritakan semua hal yang membuatnya terlihat frustasi.
"...Jadi jangan harap gw masuk hari Senin," lanjutnya dengan nada sedih.
Ke-empat sahabatnya hanya membelalakkan matanya terkejut, kecuali Rayyan yang tetap dengan wajah datarnya.
" Yaudah Lo gak usah balik aja nanti Al!" Usul Daffa seraya menatap Alen iba.
"Lo mau gue gak masuk satu Minggu?!" Tanya Alen dengan sinis.
"Yaudah pulang Sono!," Jawab Daffa tak kalah sinis karena emosi dengan ucapan Alen, ia kan hanya memberi pendapat, pikirnya.
Plak
Aqeel menjitak sayang kepala Sahabatnya itu, seraya menatap nya dengan tajam.
"Awwsh, Sakit bego!" Ucap Daffa tak terima seraya menatap balik Aqeel dengan tajam. Aqeel hendak menjawab namun terpotong oleh Rayyan.
"Berisik!!," Ucap Rayyan dingin seraya menatap Daffa dan Aqeel dengan tajam, dan seketika itu juga Daffa dan Aqeel diam.
"Mending Lo pulang aja Al, supaya masalah Lo cepet selesai dan gak semakin panjang," usul Faiz dengan tenang.
"Bener kata Faiz," Ucap Rayyan ikut menyahuti.
"Tuh kan. Sono Lo pulang, hus hus!" Ujar Daffa seraya megipas-ngipaskan tangannya.
"Diam Daffa!!," Bentak Faiz seraya menatap Daffa tajam.
Seketika Daffa langsung diam dan menunduk karena mendapatkan tatapan tajam dari Faiz dan Rayyan.
"Iya Bang," jawab Alen seraya berdiri dari duduknya dengan raut wajah gelisah.
"Yaudah gw pulang dulu, bye." Ucapnya dengan lemas seraya berjalan keluar dari markasnya.
"Semangat Al!!, Nanti kalo Lo isdet, gue orang pertama yang akan ngajiin Lo!" Teriak Daffa dengan bar-bar nya.
"Alen Kristen, Daffa Tolol!!" Ucap Aqeel yang geram dengan tingkah sahabatnya ini.
"Bodo amat, gue cuma mau nasi kotak nya, wlee." Ujarnya menjawab ucapan Aqeel dengan menjulurkan lidahnya.
Plak
Daffa kembali mendapat jitakan, kali ini dari Rayyan.
"Hehe becanda Bang," cengirnya menatap Rayyan seraya mengelus keningnya yang nyut-nyutan.
"Bicara sekali lagi, gue robek Mulut Lo," Ucap Rayyan seraya menatap Daffa tajam.
Daffa langsung bungkam seraya memainkan jari-jarinya, badannya juga sedikit bergetar ketakutan.
Sedangkan Aqeel hanya terkekeh melihatnya.
"Makanya jangan cerewet," Ujar Aqeel mengejek Daffa.
Daffa tetap diam karena Rayyan tetap menatap nya dengan tajam. Rayyan juga merupakan salah satu kakak sepupu Daffa, oleh sebab itu ia takut dengan Rayyan, karena Rayyan bisa lapor pada papa-nya dan berakhir ia dapat hukuman nantinya.
Rayyan dan Faiz merupakan kakak kelas Alen, Aqeel, dan Daffa. Rayyan dan Faiz kelas 11, sedangkan Alen Aqeel dan Daffa kelas 10.
Namun meskipun mereka tidak seangkatan, mereka tetap bersahabat dengan Rayyan yang tertua dan Daffa yang termuda.
Oleh karena itu Daffa sering mendapatkan jitakan sayang dari para sahabatnya jika sifat bar-bar nya muncul disaat dalam keadaan serius.
☘️☘️☘️
T _ _ _ _ _ _ _
KAMU SEDANG MEMBACA
Auristela Allisya S.
Action"Lala, Lo apain buku gue!!!" Teriak Alen marah seraya melihat buku catatannya yang hancur tak berbentuk. Lala hanya mengernyit. "Itu karena Abang gak ngizinin Lala buat sekolah di luar." Jawab Lala santai, "Jadi yang rusakin buku gue itu beneran Lo...