Hari ini adalah hari kepulangan Lala ke Indonesia, dan ia akan langsung kembali menuju Villa.
Lala pulang dengan di antar langsung oleh Papa dan juga Daddy nya.
"Lala gak sabar mau ketemu Bang Alen!" Ucapnya dengan sangat antusias senang.
Harold dan Arley yang berada di kedua sisi Lala hanya Diam membisu.
"Papa sama Daddy kenapa sih, diem terus daritadi?" Tanyanya menatap Arley dan Harold bergantian.
"Gak papa Sayang." Jawab Harold dengan halus sembari mengelus rambut Lala lembut.
"Istirahat dulu saja, perjalanan masih jauh." Ujar Arley sembari membawa Lala ke pangkuannya, dan menepuk-nepuk pelan punggung Lala, hal itu membuat Harold menatapnya dengan sinis.
Lala tak melawan, ia mencoba mencari kenyamanan di pelukan Arley sebelum ia benar-benar terlelap dalam tidurnya.
Setelah beberapa jam kemudian, Nana kembali terbangun, dan tenyata ia sudah berada di dalam mobil sekarang, entah kapan pesawatnya tadi sampai di bandara.
"Daddy, Lala laper." Ucapnya mulai berusaha turun dari pangkuan Arley, namun tidak bisa karena Arley menahannya dengan kuat.
Akhirnya Arley menyuruh supirnya untuk berhenti di sebuah restoran terbaik yang terdekat dari lokasinya saat ini.
"Ih Daddy, Lala mau duduk sendiri!!" Kesalnya sembari memberontak pelan.
"Diamlah!!, jika tidak, kau tidak jadi pulang ke Villa." Ancam Arley agar Lala berhenti memberontak.
Dan benar saja, Lala tak berani melawan setelahnya. Bahkan untuk berjalan dari mobil hingga ke dalam restoran pun, Lala tidak diizinkan untuk berjalan sendiri, ia di gendong oleh Harold dengan alasan takut dirinya lelah jika berjalan sendiri.
Setelahnya, Arley segera memesan banyak makanan untuknya dan Harold, serta makanan khusus untuk Lala, yang telah di pesan sesuai request dari Arley.
Setelah makanan datang, Arley dan Harold kembali berebut untuk menyuapi Lala, namun Lala menolak dan memilih makan sendiri.
"Kenapa hanya makanan Lala yang banyak sayurnya?" Komentar Lala ketika melihat perbedaan menu makanannya dengan makanan Arley dan Harold.
"Kau masih kecil, jadi harus makan banyak sayur, agar tidak mudah sakit saat tua nanti. Seperti Papa ini!" Ujar Harold menegakkan tubuhnya sombong membuat Arley memutar bola matanya malas.
"Sudahlah, cepat makan makananmu sebelum dingin!" Lerai Arley mengalihkan perhatian Lala dari Harold.
"Tapi-"
"Makan?, atau tidak jadi pulang ke Villa?" Ancam Arley lagi membuat Lala menggeram kesal, namun tetap memakan makanannya yang penuh dengan sayur dengan terpaksa.
Setelah selesai makan, mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju Villa. Mereka sampai setelah menempuh perjalanan sekitar 3 jam-an.
"Abang?! Lala Pulang!!" Ujar Lala Antusias ketika memasuki pintu rumah.
Alen yang tengah Membaca buku di balkon lantai 2, seketika berlari dengan sumringah menuju lantai 1 ketika mendengar suara adik kesayangannya.
Ia memeluk Lala erat, tanpa menghiraukan kedua orang lelaki dewasa yang hanya memutar bola matanya malas.
"Abang kangen banget sama Lala." Ujar Alrn terharu sembari mencium bolak-balik pipi Lala.
"Hmm... Lepas!" Kesal Lala karena Alen memeluknya hingga ia sulit bernafas.
"Sorry Baby, eh? Om? Daddy? Kalian ngapain masih disini?" Tanya Alen terkesan tak suka.
Arley dan Harold hanya menatapnya tajam, sudah sejak tadi mereka berdua menahan amarah melihat Alen yang memeluk kesayangan mereka hingga sesak.
"Tidak usah berlaga kau Alen, Aku bisa mengirim mu ke Spanyol saat ini juga jika aku mau!" Ucap Arley meremehkan.
"Ih.. Daddy!! Gak ada ya ngirim-ngirim bang Alen kemana-mana! Bang Alen harus disini sama Lala!" Tekan Lala menatap Arley tajam, Arley tersenyum kemenangan mendengar pembelaan dari Lala.
Harold yang sudah lelah melihat pertengkaran itu, langsung memeluk Lala sebagai tanda berpamitan untuk kembali ke London.
"Papa pulang dulu ya honey," Ucap Harold tidak rela dalam setiap katanya, ia memeluk Lala erat sebelum benar-benar kembali ke London.
"Iya, Papa hati-hati di jalan ya!" Ujar Lala membalas pelukan Harold tak kalah erat.
"Alen!, Jaga Lala dengan benar! Saya pamit, Arley!" Ucapnya sebelum benar-benar pergi dari sana.
Alen hanya mengiyakan sebagai jawaban dan Arley bergumam paham, setelah nya ia ikut mengantar Harold hingga keluar gerbang Villa.
"Lala istirahat saja dulu ke kamar, pasti capek habis perjalanan jauh." Nasehat Alen sembari merangkul Lala menuju kamarnya, tanpa memperdulikan Arley entah masih di Villa atau sudah pulang.
"Tapi Lala tadi udah banyak tidur di perjalanan." Elaknya karena ia tidak ingin tidur, tetapi ingin bermain dengan Bi Mirna.
"Tidak apa-apa, tidur lagi." Bujuk Alen lagi, namun Lala menolaknya.
"Tidak mau, Lala mau main sama Bi Mirna" Tolaknya lalu bergegas turun menuju dapur dan mencari keberadaan Bi Mirna, terlihat Bi Mirna yang tengah memotong wortel dan ayam.
"Bi Mirna, Lala kangen!!" Serunya lalu memeluk Bi Mirna erat.
"Eh non, kapan non sampainya?" Kaget Bi Mirna melepas pisaunya dan membalas pelukan Lala.
"Baru saja Lala sampai. Lala bantu motong wortelnya ya Bi." Ujar Nana hendak mengambil pisau sebelum Bi Mirna melarangnya.
"Eh gak usah non, non istirahat saja biar Bibi yang masak." Ucap Bi Mirna melarang dengan lembut.
"Tapi Lala pengen main masak-masak." Kekehnya memohon.
"Tapi non, bahaya. Mending non main masak-masakan sama Bi Sarmi sana, di taman belakang." Saran Bi Mirna agar ia bisa lanjut memasak.
"Oh iya, Lala kan belum nyapa Bi Sarmi ya!." Serunya lagi dengan semangat sebelum berlari terbirit-birit menuju taman belakang untuk menghampiri Bi Sarmi, anak dari Bi Mirna yang juga bekerja disana.
Bi Mirna hanya terkekeh gemas melihat kelakuan Lala yang sudah lama tidak ia lihat, dan sekarang ia bersyukur karena rumah ini akan kembali ramai lagi dengan segala tingkah randomnya itu.
☘️☘️☘️
U_ _ _ _
KAMU SEDANG MEMBACA
Auristela Allisya S.
Action"Lala, Lo apain buku gue!!!" Teriak Alen marah seraya melihat buku catatannya yang hancur tak berbentuk. Lala hanya mengernyit. "Itu karena Abang gak ngizinin Lala buat sekolah di luar." Jawab Lala santai, "Jadi yang rusakin buku gue itu beneran Lo...