~Part 6~

2.8K 119 2
                                    

Setelah lelah menangis Lala kembali turun ke bawah. Ia merasa sangat haus saat saat ini, Dengan langkah pelan tanpa suara ia menuju dapur untuk minum.

Setelah selesai minum ia kembali berjalan dengan mengendap-endap, ia  masih takut untuk bertemu Alen saat ini.

Namun ketika diruang tengah, Tiba-tiba Alen muncul dari luar dengan membawa sesuatu ditangannya.

Lala mulai panik, ia hendak berlari kembali ke kamarnya namun Alen segera memanggilnya.

"Lala, sini!" Panggil Alen pada Lala yang hendak pergi.

Lala hanya menoleh dan menunduk dalam.

"Lo denger gak! Gue suruh Lo kesini Lala!." Perintah Alen sedikit membentak, (Alen memang menggunakan 'lo-gue' jika dirinya marah terhadap Lala).

Lala langsung bergegas menuju kearah Alen dengan langkah cepat.

"Duduk!" perintah Alen supaya Lala duduk didekatnya.

Lala hanya menuruti perintah nya karena takut Alen akan marah lagi.

Alen menarik tangan Lala, namun Lala segera Menarik kembali tangannya.

"Ma-maafin Lala bang hiks, Ja-Jangan hukum Lala lagi, hiks. La Lala hiks.. takuuut, hiks hiks..." Ucap Lala gemetaran dengan tangis yang menjadi.

Alen segera menarik Lala kedalam dekapannya, Hatinya terasa sakit ketika mendengar Lala mengatakan jika dirinya takut kepadanya.

Alen tidak bermaksud menakuti Lala, ia hanya khawatir Lala akan kenapa-kenapa jika bertemu dengan orang asing.

"Lala... Abang cuma mau obatin luka Lala kok. Lala gak usah takut ya, sini Abang obatin dulu lukanya," Bujuk Alen menenangkan Lala seraya mengusap punggung Lala lembut.

"Udah jangan nangis, mana tangannya." Ucap Alen seraya menarik tangan Lala perlahan.

Lala hanya diam dan sesekali sesenggukan.

Setelah Alen selesai mengobati lukanya, Lala Tidak berbicara sepatah katapun. Alen hanya menatapnya dengan perasaan iba.

"Lala belum makan siang kan?, sekarang makan ya, Abang temenin," bujuk Alen lembut.

Lala hanya diam dengan sesekali senggukan ia tidak berani berbicara karena takut membuat Alen marah lagi kepadanya, akhirnya ia hanya menangis.

Alen hanya menarik nafas gusar.

"Lala berhenti menangis, kalo nggak Abang bakal cambuk km lagi," ancam Alen.

Lala langsung menghapus air matanya dan menahan tangisnya hingga membuat tubuhnya gemetar.

Alen langsung membawa Lala kedalam gendongan koalanya menuju meja makan.

" Lala mau lauk apa?" Tanya Alen lembut.

Lala hanya diam karena jika ia membuka mulutnya maka tangisnya akan pecah.

" Lala Apa kamu mau Abang marah lagi?!" Marah Alen gerak yang merasa oleh dicuekin Lala.

"Nggak.... Hiks hiks..,  Lala minta m-maaf B-bang.. hiks" ucap Lala dengan tangisan yang menjadi ia tidak kuat menahan nya lagi, ia segera berlari kekamarnya dan kembali menangis.

Alen menyusulnya kekamarnya, lalu ia menghampiri Lala yang sedang menangis di pojok kamarnya.

Alen tidak tega melihat adiknya yang ketakutan, ia sedikit menyesal terhadap apa yang telah ia lakukan.

Alen menghampiri Lala dan membawanya ke dekapan nya.

"Lala..., Abang minta maaf, Abang tidak bermaksud membuat Lala takut. Abang hanya takut kamu kenapa-napa, dan orang asing tadi, orang itu belum tentu orang baik." Ucap Alen menjelaskan dengan lembut seraya mengelus rambut Lala.

" Sekarang Abang mau tanya, Lala sayang gk sama Abang?" Tanya Alen seraya melonggarkan pelukannya dan menatap mata Lala yang sembab.

"S-Sayang hiks... Lala sayang Abang." Jawab Lala dengan nada serak.

" Lala mau Abang dihukum sama daddy dan abang-abang yang lain karena lalai jagain Lala?" Tanya Alen lagi.

"Ng-nggak hiks...." jawabnya lagi.

"Atau Lala mau kita balik lagi ke mansion dan tinggal dengan abang-abang yang lain?" Tanya Alen lagi.

Lala hanya menggelengkan kepalanya seraya kembali memeluk Alen dengan erat.

Setelah Alen tidak mendengar suara Lala lagi, ia melonggarkan pelukannya seraya menatap Lala, dan ternyata adiknya itu sudah tertidur.

Alen segera memindahkannya ke kasur dan mengecup kening Lala lama sebelum pergi meninggalkan nya.

☘️☘️☘️

_ _ _ A _ _

Auristela Allisya S.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang