~Part 19~

1.7K 78 13
                                    

Setelah kepergian Sahabatnya, Arish telah kembali dari Kantin Rumah sakit menuju Ruang Rawat Alen dengan membawa Susu kotak dan beberapa buah-buahan.

"Kenapa kau tidak istirahat?" Tanya Arish seraya membuka Plastik dan mengambil Buah Apel Untuk di kupas dan diberikan Pada Alen.

"Ada temanku yang menjenguk." Jawab Alen Seadanya.

Arish hanya menggunakan kepala, Lalu ia menyodorkan susu kotak dan Buah Apel yang telah di kupas dan di potong.

"Makan, buat cemilan. Supaya Energi mu kembali pulih." Ujar Arish membantu Alen untuk duduk.

Alen hanya menatap tak minat susu dan Buah itu.

"Tidak, aku bukan anak kecil lagi." Ucap Alen menolak susu kotak nya dan hanya memakan buahnya.

Arish hanya terkekeh mendengar ucapan Alen.

"Minum saja, itu tidak hanya untuk anak kecil, Untuk Dewasa pun tidak apa-apa. Lagipula apa kau tidak ingin cepat sembuh dan bertemu Lala?" Tanya Arish membujuk Alen.

Alen hanya menganggukkan kepala nya seraya menunduk. Ia sangat merindukan Lala, maka dirinya harus segera sembuh, Pikirnya.

Ia memakan Buah dan meminum Susu kotaknya dengan tenang. Setelah selesai Arish kembali membantu Alen untuk berbaring dan membenarkan selimut nya.

"Jika kondisi mu besok membaik, Kau boleh Pulang." Ucap Arish seraya memeriksa Infus Alen.

"Beneran Bang?" Tanya Alen berbinar.

Arish hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Alen segera memejamkan matanya dan tertidur, sedangkan Arish membuka laptop nya untuk memantau Rumah Sakit miliknya di Spanyol, yang telah ia tinggal selama beberapa hari ini.

________

Sedangkan di London terjadi percekcokan antara Arley, Harold, dan Lala.

Arley yang tetap memaksa Lala untuk Pulang kembali ke Indonesia, Harold yang menolak karena itu sudah keputusan Lala, dan Lala yang kekeh tidak mau pulang dan ingin tinggal bersama Harold.

"Tidak, pokoknya Lala gak mau pulang ke Indonesia!!," Ucap Lala tegas pada Arley.

"Baby, Apa kau tidak merindukan Abang mu, Alen." Ucap Alshon lembut.

Lala berpikir sebentar, Ia baru sadar jika sedari tadi ia tidak melihat keberadaan Alen dan juga Arish.

Lala terlihat panik, dan menatap Axell curiga.

"Kemana Bang Alen Daddy?" Tanya Lala dengan nada Panik kepada Arley.

"Alen tengah terbaring di Rumah Sakit, Ia dinyatakan koma selama beberapa hari ini. Apa kau masih tidak ingin pulang dan melihat Alen?" Tanya Arley dengan dramatis.

"Apa?!" Ucap Lala terkejut, Pasti ini ulah Axell, pikirnya.

"Bagaimana? Kau masih tidak ingin pulang?, Baiklah tidak apa-apa. Daddy akan mengatakan nya pada Alen bahwa adiknya sudah tidak menyayangi nya lagi." Ucap Arley lagi dengan wajah sok sedih.

Harold hanya menatapnya dengan Sinis pada Arley.

'Dramatis sekali orang ini,' Batin Harold.

"Jangan percaya Baby, Dia berbohong agar kau pulang bersama nya." Ujar Harold yang tak terima jika Arley menghasut Lala untuk ikut bersamanya.

Lala kembali berpikir, Ucapan Harold ada benarnya juga, siapa tau itu hanya karangan Daddy nya agar dirinya mau pulang, Pikirnya

"Kau tidak percaya? Apa kau melihat Arish disini?, ya, Arish tidak ikut karena Kondisi Alen Kritis." Ujar Arley seraya membuka ponselnya dan menunjukkan foto Alen yang sedang terbaring di Rumah Sakit, entah darimana ia mendapatkan nya secepat itu.

Lala sangat terkejut melihat foto itu. Air matanya menetes seketika.

"Bang Alen hiks... Daddy Lala mau pulang hiks hiks... Sekarang Daddy...hiks hiks.." isaknya seraya menjulurkan tangannya pada Arley.

Arley dengan senang hati mengangkat Lala kedalam gendongan nya dengan perlahan, karena lengannya yang terluka.

"Tidak-" Harold hendak melarangnya, namun Lala segera bersuara.

"Maaf Papa, Lala harus Pulang. Bang Alen sedang sakit gara-gara Lala. Papa bisa menemui Lala nanti di Indonesia." Ucap Lala menatap Harold merasa bersalah.

"Baiklah Baby, Kita pergi sekarang." Ucap Arley tersenyum remeh ke arah Harold sebelum keluar dari Ruang Rawat Lala.

Harold hanya menggeram marah di buatnya.

"Sudahlah Papa, Lala masih memiliki keluarga yang sangat menyayangi nya, termasuk Papa juga. Lagipula Kita bisa menemuinya jika kita merindukan nya." Ucap Aldric dengan bijaksana. Namun mendapat gelengan dari Harold.

"Tidak semudah itu Aldric, aku sangat tau bagaimana Kelicikan Arley yang akan menjauhkan ku dari Lala." Ucapnya Frustasi Lalu keluar menuju mansion dengan perasaan marah dan kesal.

☘️☘️☘️

_ _ R _ _ _ _

Auristela Allisya S.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang