Alshon dan Arish yang mendengar kabar hilangnya Lala, langsung terbang dari Spanyol ke Indonesia. Begitupun dengan Axell yang langsung pergi dari kampus nya disaat dosen tengah menerangkan Materi, namun ia tidak peduli yang terpenting adalah adiknya saat ini.
Axell merupakan orang pertama yang sampai di Villa, dan saat melihat Alen emosinya langsung naik, Axell langsung menghajar Alen dengan membabi buta.
Bugh... Bugh... Bugh...
"Kalo aja Lo gak Bawak Lala tinggal disini, mungkin dia masih aman sekarang di mansion!," Bentak Axell murka dengan tetap menghajar Alen.
Rayyan berusaha melerainya namun tenaganya tidak cukup kuat seperti Axell dan berakhir dia yang terkena tonjokan.
Hingga Arley yang tiba-tiba datang memisahkan kedua anaknya.
"Apa yang kau lakukan Axell!" Bentak Arley saat melihat Alen yang sudah tak sadarkan diri dengan banyak lebam dan darah di wajahnya.
Axell hanya diam tak menjawab dengan wajahnya yang tengah menahan emosi.
"Cepat Bawa dia kerumah sakit!!" Perintah Arley lagi terhadap pengawalnya, yang langsung dilakukan oleh pengawal nya. Begitupun dengan Rayyan yang mengikuti nya.
Arley mendudukkan dirinya di sofa seraya memijat keningnya yang terasa sedikit pusing.
"Bagaimana dengan Lala Dad?" Tanya Alshon panik tiba-tiba, yang baru saja datang dengan Arish.
Arley hanya menghela nafas pelan,
"Kalian tenang saja, sebentar lagi Lala akan di temukan."Ucap Arley dengan tenang.Dan benar saja beberapa menit kemudian ponselnya berbunyi, ternyata itu dari bawahan nya.
Ia langsung saja menuju perusahaan nya dimana tempat bawahannya itu melacak, di ikuti oleh Alshon, Arish, dan Axell.
Dari hasil Pelacakan, Posisi Lala saat ini tengah berada di London. Bawahan nya melacak dari chip yang berada di betis Lala, dimana Arley memasukkan nya saat Lala terluka cukup dalam waktu itu dibetisnya akibat belajar sepeda, dan tentunya tanpa sepengetahuan Lala.
Arley dan ketiga putra nya terkejut melihat komputer di depannya, secepat itu?, Pikirnya.
Arley berpikir sebentar,
'London? Seperti nya tidak asing,' Batinnya berpikir.Arley mengingat sesuatu dan menggeram marah.
"Bajingan itu berani sekali menculik putri ku!!" Geram Arley marah.
Ketiga putra nya hanya menatap nya bingung.
"Kita bicarakan di mansion, dan kau lacak lebih detail lagi dimana lokasinya!," Perintah Arley sebelum pergi dari perusahaannya.
________
Di kamar berwarna pink lembut dengan tema Princess, seorang Gadis kecil baru saja terbangun dari tidurnya.
"Lala dimana?" Ucapnya saat membuka mata.
Kamar yang di tempati sekarang bukan kamarnya yang di Villa, Lala mengingat-ingat apa mungkin di mansion. Namun kamarnya di mansion juga tidak seperti ini.
Hingga tiba-tiba seorang masuk, orang itu ada Harold. Ia mendekat ke arah Lala dengan tersenyum lebar.
"Princess nya papa sudah bangun," Ucap Harold lembut seraya mengangkat Lala ke pangkuannya. Sangat berbeda ketika ia berbicara dengan ketiga putra nya.
"Om siapa?" Tanya Lala menatap Harold bingung.
"No Baby, Call me Papa." Ucap Harold lagi, ia menahan gemas melihat wajah Lala yang terlihat kebingungan.
"Tapi Lala udah punya Daddy Arley." Jawab Lala dengan menatap curiga Harold.
Seketika wajah Harold langsung berubah menjadi datar dan dingin.
"Arley bukan Ayahmu lagi, sekarang Ayahmu hanyalah aku!. Panggil aku Papa!" Ucap Harold sedikit menaikkan Nada bicaranya.
Lala hanya menunduk di pangkuan Harold seraya menggenggam ujung kemeja Harold dengan kuat.
"Apa kau mengerti?!" Tanya Harold dengan wajah yang tetap dingin dan datar.
Lala yang sudah ketakutan hanya mengangguk dan sedikit terisak.
Harold yang menyadari putri nya menangis segera merutuki kebodohannya.
"Hey Baby, Papa minta maaf sayang." Ucap Harold membawa Lala kedekapan nya.
"Hiks hiks.. Lala takut... Mau pulang.." Ucapnya terisak di dekapan Harold.
"Shuut... Kau tidak akan kemana-kemana, ini Rumahmu." Ucap Harold tegas seraya membawa Lala keluar kamar.
Tangis Lala perlahan-lahan mulai berhenti ketika sampai di meja makan.
Emosi Harold tiba-tiba kembali naik saat melihat salah satu bodyguard nya menatap Lala dengan intens.
"Jaga pandangan mu jika kau masih ingin melihat dunia." Ucap Harold dingin kepada Bodyguard itu.
Bodyguard itu hanya menunduk seraya meminta maaf.
"Luis Pindahkan dia untuk berjaga di luar." Perintah Harold terhadap pengawalnya.
Luis langsung menjalankan perintah Tuan nya.
Lala Menepuk pundak Harold pelan.
"Kenapa Baby?" Tanya Harold menatap Lala yang sedang fokus melihat makanan di meja makan.
"Lala mau makan itu, Boleh?" Ucapnya menunjuk Ayam Bakar dengan saus Kacang.
"Boleh sayang, semua ini untuk Princess Papa." Ucap Harold lalu mendudukkan dirinya dan Lala di salah satu kursi makan.
Lala hanya tersenyum lebar mendengar nya, ia makan dengan di suapi oleh Harold.
Ia makan dengan lahap, Hatinya terasa sangat senang, telah lama Lala merindukan sosok Ayah yang memanjakan nya. selama ini, Semenjak kematian sang Mommy Arley menjadi sangat sibuk dengan bisnisnya di luar negeri.
Setelah selesai makan, Harold membawa Lala menuju Ruang keluarga yang berada di lantai dua.
Harold menemani Lala nonton sambil mengelus rambut Lala lembut.
"P-Papa.. Lala mau Es krim, boleh?" Tanya nya menatap Harold berharap.
Harold yang mendengarnya sedikit terkejut kemudian tersenyum.
"Iya sayang. Papa akan menyuruh Luis untuk mengambilkan nya untuk mu." Jawab Harold lembut.
"Makasih Papa." Jawab Lala Happy seraya memeluk Harold.
Lala akan mudah luluh terhadap orang yang baik pada nya. Harold tak henti-henti tersenyum, Hatinya terasa sangat bahagia.
'jadi seperti ini rasanya memiliki anak perempuan,' Batinnya senang, wajahnya terlihat sangat berbinar.
☘️☘️☘️
_ _ _ _ _ _ E _

KAMU SEDANG MEMBACA
Auristela Allisya S.
Acción"Lala, Lo apain buku gue!!!" Teriak Alen marah seraya melihat buku catatannya yang hancur tak berbentuk. Lala hanya mengernyit. "Itu karena Abang gak ngizinin Lala buat sekolah di luar." Jawab Lala santai, "Jadi yang rusakin buku gue itu beneran Lo...