~Part 13~

2K 78 4
                                    

Pagi ini kondisi Alen sudah membaik seperti semula, ia pun juga akan kembali bersekolah hari ini.

Namun sebelum berangkat ke sekolah ia memastikan Adiknya itu sudah makan atau belum, karena ia tidak mau kejadian yang lalu terulang kembali.

Berbeda dengan Lala saat ini, ia sedang Berada di taman belakang menemani Bi Mirna menyiram tanaman, seseorang yang telah ia anggap sebagai neneknya sendiri.

Bi Mirna sudah tidak bisa disebut muda lagi, usia nya sudah lebih dari 60 tahun membuat nya tak bisa bekerja dengan keras seperti dulu saat ia masih muda.

Alasan keluarga Savian tetap mempertahankan nya karena Bi Mirna adalah seorang yang jujur, ia bekerja di keluarga Savian sudah sejak Arley masih kecil, dan sudah di anggap keluarga sendiri oleh keluarga Savian.

Maka dari itu ia dipercayakan untuk menjaga Lala dan Alen saat di villa, karena Bi Mirna sangat dekat dengan Lala, melebihi Omanya sendiri.

"Bibi, sini biar Lala aja yang nyiram bunganya." Ucap Lala membujuk Bi Mirna.

"Jangan non, nanti bajunya bisa basah kalo nyiramin bunga." Tolak Bi Mirna lembut.

"Gak papa, Lala kan belum mandi." Jawabnya lagi, Bi Mirna hanya tersenyum mendengarnya.

"Eh non, sepertinya den Alen manggil non tuh di dalem." Ujar Bi Mirna yang seperti mendengar suara Alen berteriak memanggil Lala.

"Bilang aja itu cuma alasan bibi supaya Lala gak nyiram tanaman." Ucapnya dengan cemberut.

"Nggak non, beneran. Cobak dengerin." Ucap Bi Mirna lagi seraya mematikan air.

dan ternyata memang benar,
"Lala... Ayo sarapan!!, Abang mau berangkat nih, nanti telat," Ucap Alen berteriak hingga terdengar ke seluruh villa.

Lala yang mendengar nya hanya cengengesan menatap Bi Mirna.

"Tuh kan non, Bibi gak bohong." Ucap Bi Mirna dengan senyum kemenangan.

"Hehe iya Bi, yaudah Lala mau bang Al dulu," Ucapnya yang langsung berlari setelah nya membuat Bi Mirna hanya menggelengkan kepalanya.

"Kenapa bang?" Tanya Lala saat sudah di ruang makan.

"Ayo sarapan, Abang mau berangkat, takut telat." Jelas Alen mengambil kan Nasi dan Lauk kedalam piring Lala.

"Tapi Lala masih belum pengen sarapan, biasanya juga Lala sarapan sendiri nanti jam 8" Ucapnya menatap tak minat piring sarapannya, karena ini masih terlalu pagi, masih jam 6.

"Lala plis jangan mulai!. Abang baru sembuh lho, kamu mau Abang sakit lagi," Ucap Alen menatap Lala geram.

"Kan Lala yang gak sarapan, kenapa Abang yang sakit!" Ujar Lala dengan mata sinis seraya pergi dari ruang makan.

Alen hanya menghela nafas gusar,
'bisa beneran koma nih gue kalo Lala gak mau sarapan', Batinnya bergidik.

Akhirnya dengan sabar Alen membuntuti Lala dengan piring dan susu di tangannya yang sedang berjalan keruang tengah. Tak apa dirinya tak makan, yang penting adiknya ini sudah makan, pikirnya.

"Lala makan ya, dikit gak papa." Bujuk Alen lembut seraya menyodorkan sendok yang berisi nasi dan lauk ke depan mulut Lala.

Lala hanya mengacuhkan nya, Alen menghela nafas pelan.

" Lala, kamu mau Abang koma di rumah sakit dihukum Bang Axell, karena kamu gak sarapan?" Tanya Alen yang sudah geram melihat Lala yang susah untuk sarapan.

Lala yang mendengarnya langsung terkejut, ia lupa jika Abang ketiganya itu tidak main-main jika menghukum Alen.

Akhirnya mau tak mau Lala membuka mulutnya dan menerima suapan Alen.

Setelah Lima suap Lala merasa mual, karena ia tidak terbiasa makan terlalu pagi, Alen yang paham langsung berhenti menyuapinya dan memberikan segelas susu Vanila kepada Lala. Lala langsung meminumnya hingga habis.

"Maaf ya Bang, gara-gara Lala Abang di hukum sama Bang Axell." Ucapnya dengan menunduk.

Alen hanya diam seraya mengelus kepala Lala.

"Tidak apa-apa, supaya Abang lebih hati-hati lagi dalam menjagamu." Ucap Alen lalu berpamitan pada Lala untuk berangkat ke sekolah.

________

Setelah kepergian Alen, Lala segera menuju kamarnya untuk mandi dan bersiap-siap, takut keduluan Bu Sarah yang datang.

Namun saat selesai mandi dan berpakaian, Dengan penasaran ia berjalan menuju pintu depan, siapa tau tidak dikunci, pikirnya. Ia ingin berguling di atas rumput, dan benar saja pintu itu tidak di kunci.

Saat sudah di luar Lala kembali terkejut karena gerbangnya terbuka, ia berpikir mungkin Pak Udin lupa menutupnya kembali saat Pak Tamrin keluar mengantarkan Alen.

Dengan tersenyum Lala mulai berjalan keluar dari gerbang itu, ia berniat untuk menemui Syelin, tetangganya.

Namun saat keluar dari Rumahnya perasaannya tiba-tiba tidak enak, seperti ada yang memperhatikannya, belum sempat ia menoleh tiba-tiba ada seseorang yang membekap mulutnya dan seketika itu juga gelap menghampirinya.

☘️☘️☘️

_ _ _ _ T _ _ _

Auristela Allisya S.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang