Setelah kejadian yang menegangkan antara Harold dan Arley, Sekarang keadaan menjadi semakin kacau.
Lala sedari tadi hanya menangis dan menutup matanya rapat-rapat, nafasnya pun sudah tidak teratur sejak tadi
"Tenanglah Nak, Tidak apa-apa. Ada Papa disini, tidak perlu takut." Bujuk Harold mengelus punggung Lala lembut.
Namun tak dihiraukan oleh Lala, ia hanya menggelengkan kepalanya dan tetap menangis histeris.
Harold menjadi risau sendiri karena melihat nafas Lala yang semakin sesak.
"Lala ingin apa? Papa akan belikan sekarang, asal Lala tidak menangis lagi." Bujuk Harold lagi dengan lembut seraya berjalan jalan keliling taman menenangkan Lala yang terisak di gendongan nya.
Lalu bagaimana dengan Arley?
Harold tidak sekejam itu, karena mau bagaimanapun ia masih menganggap Arley sahabat hingga saat ini walau masalah masalalu nya tak kunjung selesai dengan Arley.
Harold menyuruh bodyguard nya untuk membawa Arley Kerumah sakit.
"Papa.. Apakah Daddy Lala akan baik-baik saja, Daddy tidak akan meninggal karena Papa tembak tadi kan?" Tanya Lala dengan sesenggukan tak lupa juga air matanya yang tak berhenti mengalir.
Walau setakut apapun ia pada Arley karena telah menghukum nya, namun ia masih menyayangi nya karena bagaimanapun Arley adalah ayahnya.
"Daddy mu tidak akan meninggal sayang, ia sekarang sudah berada di di RS." Jelas Harold lembut pada Lala.
Lala mulai menghentikan tangisnya dan turun dari pangkuan Harold.
"Kau mau kemana?" Tanya Harold saat melihat Lala menjauh dari pandangan nya.
"Mau berenang lah," ucap Lala santai lalu berlari begitu saja dari hadapan Harold membuat Harold tersentak seketika.
"Dasar Anak Nakal?!!! Siapa yang mengijinkan mu berenang di sore hari seperti ini huh?!" Omel Harold bak emak-emak yang menyuruh anaknya pulang bermain.
Lala hanya mengabaikan teriakan Harold, ia tersenyum saat melihat air di depannya, ia hendak melompat tak sabar untuk berenang, namun...
Hap...
"Kenapa kau sangat nakal hm? Apa kau tau yang kamu lakukan itu sangat berbahaya?! Apa kau ingin dihukum hmm?!" Tanya nya dengan nada begitu dingin menatap Lala tajam tak lupa tangannya yang sudah mencengkeram lengan Lala.
Lala hanya menunduk itu Abang ketiganya, Luke.
"Cepat ikut kedalam, kau harus di rantai agar tidak bisa keluyuran di mansion ini." Ucap Luke tak berperasaan.
"Nggak!! Lala gak mau, Lala mau berenang!" Bentak Lala membantah ucapan Luke.
Ia semakin memperkuat cengkraman nya di lengan Lala.
"Awwssh... Sakit Abang..hiks... Papa tolongin Lala hiks..hiks...!!!" Teriaknya meminta tolong pada Harold.
Harold segera berlari terbirit-birit menuju ke arah suara Lala, ia melihat putra ketiganya itu mencengkeram lengan Lala kuat.
"Ada apa ini?!" Tanya Harold tegas seraya melepaskan tangan Luke dari tangan Lala.
"Papa sakit hiks.." adunya pada Harold akibat lengannya yang membiru karena dicengkeram kuat oleh Luke.
"Dia hendak melompat ke kolam pa, sedangkan kolam ini sangat dalam bukan?!, Bagaimana kalo ia tenggelam dan tidak ada yang mengetahui nya." Jelas Luke panjang lebar membantah aduan Lala yang menyalahkan dirinya.
"Tapi kan Abang gak perlu cengkram Lala sampe perih gini." Protes Lala menatap Luke Sinis .
"Abang gak bakal gitu kalo kamu nurut." Jawab Luke Lagi tak mau kalah.
"Iiih pokoknya Lala gak mau tauuu, ini semua salah Abang!!, Titik, Lala gak salah, iya kan Papa?" Tanya Lala mendongak menatap wajah papanya memelas berharap membelanya.
Harold hanya menggelengkan kepalanya melihat keduanya yang tak mau mengalah.
"Yaudah sekarang kita masuk aja yuk, udah mau gelap ini," ucap Harold membawa Lala kegendongannya lalu membawanya menuju kamarnya untuk menyuruh nya bersih-bersih persiapan makan malam bersama.
Setelah bersih-bersih Lala berjalan dengan bersenandung kecil menuju lantai 1.
Terlihat Harvey dan Aldric yang tengah bersantai di depan TV.
Lala Hendak berbalik kembali ke kamarnya saat tak melihat Harold disana, namun Aldric terlebih dahulu menyadari kehadiran adiknya itu.
"Lala kemari!!" Panggil Aldric dengan datar saat melihat Lala hendak berbalik kekamar nya.
Lala menoleh slow motion menatap Aldric meringis, Lala memang sedikit takut pada Aldric karena sikapnya yang dingin.
Dengan perlahan Lala menuruni tangga lalu berjalan mendekat pada Aldric dan Harvey.
Aldric membawa Lala kepangkuan nya saat anak itu berada di depannya.
"Kenapa turun menggunakan tangga hm?! Bagaimana jika kau jatuh?!" Cerocos Aldric seperti sedang menginterogasi Lala.
Seketika Lala menjadi gugup, tanpa sadar ia memainkan kancing kemeja yang berada di lengan Aldric, ia hanya diam menunduk.
"Jawab Lala?!" Kesal Aldric merasa dicuekin oleh adiknya itu, Lala yang terkejut langsung menatap wajah Aldric yang memerah itu.
"La-lala ha-hanya ingin, A-Abang kenapa marah?, Lala kan tidak apa-apa" Cicitnya menatap Aldric takut.
Aldric semakin menatap nya tajam.
"Abang Lala lapar, Ayo makan," ucapnya mengalihkan pembicaraan Seraya mengalungkan tangannya dileher Aldric.
Aldric hanya menghela nafasnya pelan.
"Yaudah Ayo!" Ucapnya Lalu beranjak menuju Ruang makan dengan Lala digendong nya, tak lupa mengajak saudara dan Papa nya.
"Abang udah gak marah kan?" Tanya Lala memastikan saat sudah berada di meja makan, namun ia tetap berada dipangkuan Aldric.
"Ada syaratnya!" Usul Aldric tersenyum smirk.
"Apa?" Tanya Lala penasaran.
"Cium dulu," ucapnya dengan menunjuk pipinya.
"Hanya itu?" Tanya Lala menatap Aldric bingung.
Aldric hanya berguman lalu mendekat kan pipi kanannya.
Cup... Pipi kanannya
Cup... Pipi kirinya
Cup...dahinyaSenyum Aldric mengembang dibuat, bersamaan dengan itu Harold, Luke, dan Harvey hanya menatap Aldric sinis, Aldric tersenyum kemenangan kearah saudara dan Papa nya itu.
'dasar licik' batin Harvey dengan tatapan ingin menampol wajah songong Aldric.
"Ayo makan, Lala sudah lapar," Ujar Lala membuyarkan kesunyian itu.
"Lala mau lauk apa?" Tanya Harold lembut.
"Lala mau telur crispy, tempe, terong goreng, sama ikan, Papa." Ucapnya pada Harold.
Harold langsung saja mengambilkan nasi dan lauk yang diinginkan oleh putrinya itu lalu menaruhnya ke depannya agar dimakan.
Acara makan malam kali ini berjalan dengan khidmat hingga selesai.
Setelah nya Lala pamit duluan ke atas untuk tidur, Tak lupa ia mencium Pipi Harold, Harvey, Luke, dan Aldric bergantian sebelum naik ke atas.
☘️☘️☘️
_ _ _ _V_ _
KAMU SEDANG MEMBACA
Auristela Allisya S.
Action"Lala, Lo apain buku gue!!!" Teriak Alen marah seraya melihat buku catatannya yang hancur tak berbentuk. Lala hanya mengernyit. "Itu karena Abang gak ngizinin Lala buat sekolah di luar." Jawab Lala santai, "Jadi yang rusakin buku gue itu beneran Lo...