~Part 25~

1.3K 59 13
                                    

Setelah Arley menamparnya, Lala tak berani untuk mengeluarkan sepatah kata pun, bahkan untuk mendongak ia juga tak berani.

"Seperti itu Sikapmu terhadap yang lebih tua?!" Bentak Arley.

Lala menunduk dengan memegang pipinya yang memanas, air matanya tak henti mengalir.

"JAWAB!!" bentak Arley lagi.

Lala tetap menunduk seraya meremat tangannya kuat.

Arley yang kesal tidak mendapat jawaban, mengangkat Lala ke gendongan nya dengan kasar dan membawanya ke kamar nya.

Arley langsung membanting Lala ke kasurnya dengan kasar dan bergegas mengambil Rantai Di laci meja Rias Lala.

Lala menangis sejadi-jadinya melihat Arley yang memegang Rantai ditangannya, ia segera menjauhkan kakinya dari Arley.

"Tidak hiks.. Daddy... Hiks hiks..." Ucapnya terisak menjauhi Arley.

"Kemari!!, Kau harus dihukum supaya jera!" Ucap Arley Murka seraya menarik kaki Lala dengan kasar.

Arley memasangkan Rantai itu dengan tidak berperasaan pada kaki Lala, yang kemudian disambungkan pada salah satu kaki Ranjang.

"Tid-dhak hiks hiks... Bella jahat Daddy... Hiks hiks..." Adunya sesenggukan pada Arley.

Plak

Arley kembali menamparnya, namun tidak terlalu keras seperti tadi.

"Kau ingin mulutmu Daddy Lakban?!" Ancam Arley menatap Lala tajam yang sedang terisak.

Lala menggelengkan kepalanya kuat, seraya mengusap kedua pipinya yang terasa perih.

Nafas Lala terlihat semakin tak beraturan, Arley yang menyadari nya segera mengangkat Lala dan membawanya ke dekapan nya.

"Berhenti menangis, dan bernafas lah perlahan." Ucap Arley sedikit panik seraya mengusap punggung Lala lembut.

Setelah sedikit membaik Lala kembali bersuara,
"Dad-daddy...hiks... B-bu-ka.. Ran-tainya.. hiks..." Ucapnya sesenggukan dengan nafas yang tersenggal-senggal.

"Tidak!!, Kau akan tetap di rantai sampai Besok." Ucap Arley dengan tegas membuat Lala kembali mengeraskan tangisnya.

"Berhentilah menangis!!, Kau ingin ke Rumah Sakit jika nafas mu semakin sesak?!" Ancam Arley dengan tetap mengelus punggung Lala.

Semakin Lala nafas makin memberat, ia memukul dadanya beberapa kali dengan kencang.

"Dha-dhad Sh-sha-khit...hiks..hiks.." Ucapnya menatap Arley dengan wajah memerah kesakitan.

Arley yang panik langsung saja membuka Rantai pada Kaki Lala dan segera membawanya keluar menuju Rumah Sakit.

"Axell,!! Cepat Siapkan mobil, kau yang menyetir, Kita Kerumah Sakit Sekarang!." Ucap Arley Panik seraya bergegas keluar mansion.

Begitu juga dengan Axell yang langsung berlari menuju garasi untuk mengambil mobilnya, meninggalkan Bella yang masih pura-pura menangis.

Arley membawa Lala ke Rumah Sakit dimana Arish bekerja, yang tidak begitu jauh dari Mansion nya.

Setelah kepergian Arley dan Axell, Bella menghentikan tangisnya dan berubah menjadi tawa jahat.

"Hahaha... Baru segitu doang udah sekarat aja tuh sialan, Lemah." Ucapnya dengan mengibaskan rambutnya ke Belakang.

"Oh iya, aku harus segera cari berkas saham perusahaan Daddy dan memberikan nya ke Papi.. Supaya Papi makin Kaya dan Daddy Jadi miskin. Uuuhhh Kasian Daddy..." Ucapnya sok Sedih kemudian kembali tertawa.

Setelah itu ia langsung saja bergegas menuju ruang Kerja Arley untuk mencari berkas yang disuruh oleh Papi nya.

_________


Harold yang memantau nya sedari tadi menggeram marah, ia tidak bisa Sabar lagi untuk kali ini, Keluarga Eleanor sudah sangat keterlaluan, Ia telah membunuh Kekasihnya, dan sekarang Putrinya sakit karena kesalah pahaman yang di buat oleh keluarga Eleanor. Ia harus segera membongkar kebusukan keluarga Eleanor.

"Luis, Cepat Siapkan Penerbangan Kita hari ini ke Indonesia!, dan satu lagi, Cari tahu secara detail Kematian kekasih ku." Perintah Harold dengan sedikit emosi.

Luis yang memahami langsung mengangguk Patuh dan segera menjalankan perintah Harold.

"Setelah ini Papa tidak akan membiarkan mu tinggal dengan Arley lagi, Baby." Ucap Harold Yakin menatap Lala yang sedang kesakitan di Ponselnya.

☘️☘️☘️

_ N

Auristela Allisya S.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang