~Part 27~

1.4K 67 8
                                    

Arley Pulang menuju mansion dengan perasaan marah dan emosi.
'berani sekali Eleanor bermain-main dengan nya' Batin Arley Geram.

Setelah Sampai di mansion, Arley langsung saja bergegas menuju Ruang kerjanya.

Terlihat Bella yang sibuk mencari berkas saham perusahaan nya, Arley tersenyum menyeringai.

Ia mendekat ke arah Bella,
"Apa yang kau cari Bella?" Tanya Alen tepat di telinga Bella.

Bella Terlihat sangat terkejut akan kedatangannya, wajahnya memucat seketika.

"Be-Bella.. lagi c-cari..." Ucapnya gugup bingung mencari alasan.

Arley tanpa perasaan menamparnya secara kuat tiga kali pada Pipi Bella hingga mengeluarkan darah pada sudut bibirnya.

Badan Bella bergetar seketika, Ia ingin kabur saat ini juga dari hadapan Arley.

Namun sebelum itu terjadi, Arley telah lebih dulu menyeretnya dengan kasar menuju Ruang bawah tanah dan mengikatnya menggunakan tali dengan erat hingga membuat Bella berteriak kesakitan.

"Hiks hiks... s..sakit Daddy.." Ucapnya dengan kesakitan.

"Cih, Jangan memanggil ku dengan sebutan itu, Aku tidak Sudi di panggil Daddy oleh mu." Bantah Arley dengan emosi.

Ia berjalan menuju sudut Ruang untuk mengambil sebuah Pisau dan Cambuk di tangannya.

"Bagaimana Bisa aku lupa, Margamu Eleanor, Bukan Savian." Ucap Arley menyeringai, sedetik kemudian Pisau itu sudah menari-nari dari Pipi hingga ke ujung jari tangannya.

Bella menjerit sejadi-jadinya, ia memanggil manggil Papinya.

"Lalu, Benarkah Jika Eleanor yang membunuh Istri Kesayangan ku?" Tanya Arley dengan wajah sendu mencengkeram dagu Bella dengan Kuat.

"Ti... tidak hiks...hiks..." Jawab Bella dengan menggelengkan kepalanya.

Arley yang mendengar kebohongan Bella Tertawa dengan keras, hingga...

Ctass... Ctass... Ctas...

Arley mencambuknya dengan membabi buta.

"Kau pikir aku tidak tau akan Kebusukan keluarga mu itu, hah?!" Bentak Arley emosi tetap mencambuk tubuh Bella.

Bella hanya menunduk dengan tangis yang menjadi.

"Hiks... Maafin Bel-La Dad.. hiks hiks.. Be-Bella Janji hiks... Tidak akan meng-ganggu keluarga S-savian lagi hiks hiks..." Mohon Bella pada Arley.

Arley berlutut di hadapan Bella.
"Memaafkan? Setelah keluargamu Membunuh Istri ku?" Tanya Arley dengan wajah dramatis nya.

"Jangan Bermimpi!!" Ucapnya dengan wajah menyeramkan, lalu mulai menusukkan pisau yang dipegangnya pada perut Bella.

Jleb..

Bella menjerit seketika. tak sampai situ saja, Arley menarik pisaunya ke samping merobek perut Bella hingga terlihat organ dalam Bella.

Bella sudah Pasrah saat ini, ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

"Bukankah impas jika aku kehilangan istri ku, dan Matthew kehilangan putrinya?" Tanya lagi Arley dramatis menatap Bella yang sudah bernafas tak beraturan.

Ia tertawa melihat wajah Bella yang kesakitan, hingga...

Jleb..

Arley kembali menusuk Bella tepat di jantungnya lalu mengobrak-abrik nya hingga Bella meregang nyawa.

Setelah itu Arley tertawa menggelegar melihat Bella yang sudah tak bernyawa.

Setelah puas, Arley memanggil beberapa bodyguard yang berjaga di depan pintu, bodyguard itu langsung berlari dengan cepat menuju kehadapan Arley.

"Potong-potong tubuh mayat ini, lalu berikan pada Leoned (Singa Kesayangan Arley)." Perintah Arley pada Bodyguard nya.

"Baik Tuan." Ucap bodyguard itu patuh lalu menunduk hormat pada Arley sebelum menjalankan perintahnya.

Setelah selesai urusan nya dengan Bella, Arley bergegas ke kamarnya untuk bersih-bersih karena banyak darah Bella di tubuhnya.

Ia ingin segera pergi ke Rumah Sakit untuk menemui Lala dan meminta maaf pada Putri nya itu. Tanpa Arley tahu saat ini Lala telah sampai di London di bawa Harold.

__________

Harold dan Lala sampai di London pada jam 3 sore, Harold langsung membawa Lala kekamar nya saat sudah sampai di mansion nya.

"Papa, Lala tidak mau tidur. Tadi Lala sudah tidur di pesawat." Tolaknya pada Harold.

"Sekarang Lala mau Apa?" Tanya Harold lembut pada Lala.

"Lala mau main." Ucapnya pada Harold.

Harold menganggukkan kepalanya Lalu kembali membawa ke gendongan nya dan membawanya menuju Ruang keluarga.

Sesampainya disana Harold langsung mendudukkan Lala di sofa, sedangkan dirinya mengambil Sekeranjang boneka Besar dan kecil yang telah ia persiapkan untuk Lala.

Lala membelalakkan matanya takjub melihat banyak boneka di depannya, namun ia kembali menggelengkan kepalanya.

"Lala tidak ingin main boneka Papa." Ujar Lala menjauhkan boneka itu.

Harold mengkerutkan keningnya bingung,
"Lalu kau ingin bermain apa?" Tanya Harold dengan semangat.

"Lala mau main sepeda Papa.." jawab Lala tak kalah semangat dalam mengatakan nya.

Wajah Harold yang semula berbinar berubah menjadi Sinis.

"Jangan bermimpi!" Ujarnya sinis pada Lala, Lalu mendudukkan dirinya disebelah Lala.

"Papa!, Lala tidak bermimpi. Lala beneran pengen main sepeda." Ucap Lala memohon Pada Harold.

"Tidak Lala, Papa tidak ingin kau kembali terluka." Tolak Harold dengan tegas, Lalu mengangkat Lala ke pangkuannya.

"Minta yang lain saja ya sayang." Bujuk Harold mengelus Rambut Lala sayang.

"Yaudah deh, Lala mau jalan-jalan aja di taman." Ucapnya pada Harold.

"Okey, tapi kamu tetap di gendong Papa." Ucap Harold dengan senyum di bibirnya.

"Kalo Lala di gendong namanya bukan jalan-jalan Papa, ish!." Ujar Lala kesal Pada Harold.

"Papa tidak ingin kau lelah nantinya." Jelas Harold lembut.

Lala hanya memutar bola matanya malas.

"Yaudah, terserah Papa." Ucap Lala kesal dengan wajah cemberut lucu.

"Imutnya Putri Papa ini" ucap Harold gemas seraya memberikan ciuman bertubi-tubi pada kening dan Pipi Lala.

"Iiihh Papa!!, Katanya mau Jalan-jalan!!." Ucapnya merengek seraya menjauhkan wajah Harold dari Pipi nya.

Harold tertawa kemudian menganggukkan kepalanya.
"Baiklah kita jalan-jalan..." Ucap Harold semangat Lalu Keluar dari mansion dengan Lala di gendongan koalanya menuju Taman untuk berjalan-jalan dan menghirup udara segar disana.

☘️☘️☘️

_ T _ _ _ _

Auristela Allisya S.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang