~Part 32~

1K 44 8
                                    

Saat ini Lala dan Harold telah berada di ruang rawat Arley, dengan Lala yang memeluk Arley yang tengah berpura-pura pingsan, dan Harold yang menatapnya dengan sinis.

"Daddy.., Daddy bangun, Lala kangen hiks..." Ucapnya membangunkan Arley dengan sedikit terisak.

Sedangkan Harold dengan mati-matian menahan diri untuk tidak menampol wajah Arley yang terlihat sangat menjengkelkan di matanya.

"Papa... Kenapa Daddy belum sadar juga? Apakah Daddy sakit parah?" tanya berbalik memeluk Harold dengan sedih.

Harold tersenyum penuh kemenangan pada Arley yang sepertinya sedang mengintip dari celah matanya.

"Iya La, Sepertinya Daddy mu ini tidak akan bangun lagi. maka dari itu, kau akan tinggal bersama Papa selamanya." Jawab Harold dengan menggebu-gebu.

"Tidak!!!, Tidak akan kubiarkan hal itu terjadi!" Potong Arley seketika dengan menatap Harold tajam.

Lala pun seketika terkejut melihat Daddy nya yang tiba-tiba sadar dari Pingsannya.

"Daddy Udah Sadar??!" Ucapnya dengan antusias langsung berhambur kepelukan Arley.

"Iya sayang, setelah ini kita akan langsung kembali ke Indonesia-"Ucap Arley yang langsung terpotong oleh ucapan Harold.

"Apa Maksudmu?!, Atas dasar apa kau tiba-tiba ingin membawa Putri ku?" Ucapnya Tidak terima.

"Putrimu?! Sadar Harold, kau tidak memiliki hubungan darah dengannya, dan aku adalah ayah kandungnya. Jadi kau tidak memiliki hak atas Putri ku." Jawab Arley dengan menggebu-gebu.

Harold hanya tersenyum meremehkan ke arah Arley.

"Tak apa, Hak asuh Lala telah jatuh Ke tanganku." Jawabnya dengan senyum kemenangan seraya menyodorkan surat keputusan pengadilan ke hadapan Arley, entah kapan Harold mengurusnya.

Arley syok dibuatnya, ia tidak menyangka jika Harold segila itu menginginkan putrinya, rasanya ia tidak bisa berkata-kata.

Berbeda dengan Lala yang saat ini sedang menatap Daddy dan Papa nya bergantian dengan tatapan kesal dan jengkel.

"Papa sama Daddy kenapa sih? berantem terus kalo ketemu." Ucapnya dengan Heran.

"Lagipula, Lala tuh nanti gak mau tinggal sama Daddy atau Papa. Lala mau balik lagi tinggal di villa sama Bang Alen." Ucapnya dengan santai lalu segera meminta ponsel Arley.

Arley dan Harold terkejut mendengar keputusan Putrinya itu.

"Tapi La-"Ucap Arley hendak melarang.

"Nggak. Lala mau tinggal sama Bang Alen aja, berdua." Bantah Lala seraya memencet tombol panggilan pada Alen.

"Halo, Iya Pa?"

terdengar suara Alen dari sebrang telfon.

"Abang ini Lala, Abang-"

"Lala?! Astaga... Abang sangat merindukanmu Baby. Kau dimana?"

Tanya Alen dengan Antusias.

"Lala masih di london Abang. Setelah ini Lala akan pulang, dan kita akan kembali tinggal berdua di Villa." Jawab Lala dengan antusias, terpancar kebahagiaan di wajahnya.

"Oke La...Abang akan kembali ke villa sekarang, dan akan menyiapkan segalanya untuk menyambut kedatangan mu nanti"

"Oke Abang, bye bye, muach hihi.." Jawabnya kiss bye sebelum memutus sambungan telfon.

tuut...tuutt..

"Lala? Bukankah kamu sudah berjanji akan terus bersama Papa?" tanya Harold dengan wajah sendu.

ia tidak rela berpisah dengan Lala, tetapi ia tidak boleh egois dengan kebahagiaan Lala.

"Maaf Papa... Tapi Lala harus kembali ke kehidupan awal Lala. Lagipula tidak adil pada Daddy jika Lala tinggal bersama Papa, dan tidak adil bagi Papa jika Lala tinggal bersama Daddy," jelas Lala menatap Papa dan Daddy nya bergantian, seraya menghela nafas pelan.

"Jadi, Lala mohon sama Papa dan Daddy, izinin Lala kembali tinggal bersama Bang Alen ya?" Mohonnya dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

"Papa dan Daddy bisa menjenguk dan datang ke villa Lala kapan saja, atau kita bisa V-Call kapanpun dan dimanapun kalo lagi kangen Lala." Bujuknya lagi.

Arley dan Harold terlihat tidak rela, namun mereka tidak boleh egois untuk kebahagiaan Putrinya.

Akhirnya dengan berat hati Arley dan Harold menguatkan hati mereka dan berakhir mengizinkan Lala untuk kembali tinggal bersama Alen di Villa.

☘️☘️☘️

_ _ _ _ _ _ R

Auristela Allisya S.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang