Pagi ini hujan turun begitu deras, Alen tidak sekolah karena sekarang hari Sabtu, libur.
"Bang pengen ngerasain mandi hujan, boleh nggak bang?" Tanya Lala seraya duduk dipangkuan Alen yang sedang nonton tv."Belum kapok kena cambuk kemaren? Mau lagi?!" ancam Alen dengan nada dingin.
Lala hanya cemberut mendengar ucapan Alen.
"Ish Abang mah gak seru!" Ucap Lala berdiri dari pangkuan Alen dan berjalan sebal menuju kamarnya.
"Lala kamu mau kemana, ini udah jam 8, dan kamu belum sarapan-" ucap Alen hendak mengomel.
"Lala gak laper" ucap Lala memotong ucapan Alen lalu membanting pintu kamarnya.
"Lala!" Paggil Alen membentak seraya menyusul kekamarnya.
" Lala sarapan sekarang atau mau Abang paksa lagi?!" Ancamannya.
Lala menatap wajah Alen dengan air mata yang menggenang.
"Gendong..." ucapnya merengek seraya menjulurkan tangannya ke Alen.
Alen hanya tersenyum tipis seraya lalu membawa adiknya ke gendongan koalanya, dan turun ke bawah menuju meja makan.
"Adiknya siapa sih kamu, gemes banget," ucap Alen gemas dengan mencium pipi Lala bertubi-tubi.
Lala hanya terkikik geli seraya berusaha menjauhkan wajah Alen dari pipinya.
"Hari ini Bang Axell akan berkunjung, kau jangan mencari masalah dengan nya," ucap Alen memperingati setelah dirinya dan Lala duduk disalah satu kursi meja makan.
"Dan satu lagi, jangan sampai bang Axell tau tentang kejadian kemarin, jika tidak kita akan diseret untuk kembali ke mansion." Ucap Alen lagi yang hanya diangguki oleh Lala.
Tanpa mereka sadari Daddy dan Abangnya sudah pasti tahu, banyak cctv yang diletakkan di Villa ini oleh sang Daddy tanpa sepengetahuan Alen dan Lala, sehingga Daddy dan ketiga Abang tertuanya bisa tetap mengawasi mereka dari jarak jauh.
"Kejadian apa?" Tanya Axell dingin, yang tiba-tiba muncul dari belakang Alen yang sedang memangku Lala.
Alen dan Lala seketika merasa tegang.
" Eee kemaren Lala jatuh dari tangga bang, maaf kejadian ini tidak akan terulang lagi." jawab Alen dengan pelan seraya menunduk.
"I iya bang, Lala kepleset. Lain kali Lala akan lebih hati-hati kok," Ucap Lala ikut menyahuti.
Axell hanya menghela nafas kasar seraya mengambil Lala dari Pangkuan Alen kegendongan nya, lalu Axell ikut duduk di salah satu kursi meja makan.
"Apa kalian pikir Abang tidak tau tentang kejadian kemarin?!" Tanya Axell lagi seraya menatap Lala yang bergetar ketakutan di pangkuannya.
"Jika sampai kamu kabur lagi, maka akan Abang pastikan detik itu juga kamu akan Abang seret kembali ke mansion!" Ucap Axell Dengan tegas terhadap Lala.
"Dan kamu Alen, temui Abang di gudang jam 12.00 siang nanti!" Ucap Axell lagi seraya menatap Alen tajam.
Alen dan Lala hanya menunduk.
"Apa kalian dengar?!" Ucap Axell lagi sedikit membentak.
"I-iya Bang," jawab Alen dan Lala serempak.
"P-permisi Den, ini sarapan Non Lala sudah jadi," Ucap Bi Sarmi gugup seraya menaruh kuah sup, ikan salmon goreng, dan segelas susu Vanila hangat di atas meja.
"Makasih Bi," Ucap Lala yang langsung memakan sarapannya, dan Bi Sarmi yang sudah pamit ke dapur.
Axell kembali menatap Alen tajam, Alen semakin menunduk dalam.
"Apa kau tidak memperhatikan waktu makan Lala, Alen?!" Tanya Axell dengan wajah datar.
"M-maaf, tadi Alen lupa bang," Ucap Alen pelan.
" Siap-siap saja dengan hukuman mu nanti siang." Ucap Axell seraya tersenyum smirk.
Lala yang mendengar itu langsung menatap Axell memohon.
"Abang jangan hukum Bang Alen, ini semua salah Lala," Ucapnya membela Alen.
"Lanjutkan makanmu Lala!" Ucap Axell dingin.
"Abang jangan hukum Bang Alen..." ucap Lala merengek pada Axell.
"Makan!" Ucap Alen membentak seraya menatap Lala tajam.
Akhirnya mau tak mau Lala melanjutkan sarapannya seraya menatap Alen iba.
☘️☘️☘️
_ _ _ _ Y _
KAMU SEDANG MEMBACA
Auristela Allisya S.
Aksi"Lala, Lo apain buku gue!!!" Teriak Alen marah seraya melihat buku catatannya yang hancur tak berbentuk. Lala hanya mengernyit. "Itu karena Abang gak ngizinin Lala buat sekolah di luar." Jawab Lala santai, "Jadi yang rusakin buku gue itu beneran Lo...