12 • Petaka Tugas Kelompok

220 44 19
                                    

~ Kamu seperti langit mendung, yang susah untuk ditebak ~

•••

Setelah lima hari tidak bersekolah. Cinta merasa beda saat menginjakan kakinya lagi.

"Gue kira dia berhenti sekolah."

"Gue kalau jadi dia, pasti malu banget datang ke sekolah."

"Mukanya polos ya, tapi kelakukan kek cewek gatel."

Cinta terus berjalan, mengabaikan tatapan sinis dan cemoohan dari orang-orang yang terlihat tidak suka padanya.

Melodi indah tiba-tiba terdengar di telinganya. Cinta menoleh ke arah kanan, tempat sumber suara itu berasal.

"Nggak apa-apa, terus berjalan."

Cinta terdiam sesaat, melihat Arsya membenarkan letak earphone di telinganya.

Dalam posisi berbagi satu bagian earphone, mereka berdua berjalan berdampingan dengan Arsya yang berada di sisi kanan dan Cinta berada di sisi kiri. Kabel earphone Arsya menjadi pemisah, sekaligus penghubung keduanya.

"Makasih Arsya," kata Cinta tulus.

Arsya mengangguk lalu menoleh pada Cinta. "Lo baik-baik aja, kan?"

Cinta mengangguk. "Iya, Cinta udah baikan. Cinta sebelumnya check up dan udah kateterisasi juga."

"Good girl. Sekarang, gue yang bakal ngejagain lo di sekolah."

"Kayak security gitu?"

"Nggak, kayak pacar jagain pacarnya."

"Ishh, apaan sih, Arsya nggak lucu!" protes Cinta dengan wajah cemberut. Tidak suka jika Arsya menggoda jahilnya begitu.

"Kayak adik jagain kakak perempuannya. Tante Natalia ngehubungin gue, dia khawatir sama lo di sekolah. Dan gue disuruh ngawasin lo di sini."

"Apaan sih, Bunda! Dikiranya Arsya CCTV gitu?!" Cinta mendumel kesal. Ia menoleh ke arah Arsya yang nampak menertawakannya. "Tapi, Arsya nggak ada cerita apa-apa kan tentang itu?"

Arsya menggeleng cepat. "Nggak, gue nggak cerita."

Cinta memekik girang. Seolah lupa dengan kebecian orang-orang padanya. Langkah Cinta berhenti, Arsya pun mengikuti.

Tubuh Cinta menyamping lalu melangkah lebih dekat pada Arsya. Cinta melebarkan tangan, lalu memeluk Arsya singkat.

"Terima kasih, Arsya. Cinta nggak akan lupa dan pasti, balas kebaikan kamu."

Pelukan itu terlepas, Cinta kembali ke posisinya semula. Melepaskan earphone di telinga lalu mengembalikan pada empunya.

"Kalau gitu, gue minta ... lo ngebalas kebaikan gue, hari ini."

"Apa itu?" Alis Cinta terangkat naik. Terlihat menantang dan tidak takut dengan permintaan Arsya.

"Janji dulu bakal lo tepatin."

"Asal nggak aneh-aneh, oke. Cinta janji bakal nepatin itu buat Arsya."

"Jauhin Daffa sehari ini aja."

"Kok gitu?!" protes Cinta cepat. "Cinta nggak mau, Arsya."

Arsya sudah menduga reaksi bebal Cinta. Gadis cantik itu memang susah untuk diberitahu.

"Harus!"

"Nggak mau!"

"Lo udah janji tadi."

"Cinta janji, asal permintaan Arsya nggak aneh-aneh."

Apa Kabar, Cinta? (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang