16 • Kehilangan Sayap

253 39 21
                                    

~ Aku kembali, masih dalam versi sama. Tanpa sadar, mungkin telah jadi orang yang berbeda ~

•••

Selama di perjalanan pulang, Cinta yang biasanya hiperaktif tiba-tiba menjadi gadis pendiam. Hanya ada kecanggungan di antara keduanya, yang tidak dapat mereka hindari.

Motor Daffa berhenti. Cinta turun lalu berterima kasih.

Sedangkan, Daffa tidak menjawab, helm full face itu menutup seluruh wajahnya. Motor Daffa beranjak pergi.

Cinta membuka pintu dengan hati-hati. Takut ketahuan Natalia, bisa gawat urusannya.

"Dia siapa?" tanya Natalia sudah berdiri di depan pintu. Dengan tangan terlipat di dada. Matanya memancarkan leser pemindai penuh kecurigaan. "Pacar kamu?"

Dengan cepat Cinta menggeleng. "Bukan, kok, Bunda."

Natalia melangkah menuju sofa dan duduk di sana. "Baiklah. Lain kali, kamu kabarin Bunda jika mau pergi-pergi."

"Emang dibolehin?"

"Kalau alasan kamu jelas dan masuk akal. Kenapa nggak boleh?"

Cinta tersenyum. Ia tidak akan mengira Natalia yang dulu super overprotective terhadapnya. Telah berubah jadi wanita open minded yang keren.

"Tumben banget." Langkah Cinta bergerak kembali. Menuju anak tangga dan kamarnya yang berada di lantai dua.

"Tapi satu, Bunda nggak mau kamu pacaran."

Mendengar hal itu. Langkah Cinta terhenti. Cinta sudah 18 tahun, bahkan sudah merasakan yang namanya first kiss.

"Kenapa?" tanya Cinta tidak setuju.

"Cinta itu nggak abadi dan menyakitkan. Bunda nggak mau kamu merasakannya."

Cinta memandang Natalia. Mereka saling menatap dalam waktu yang cukup lama. Sambil memegangi dada, ia tidak setuju dengan apa yang Natalia katakan.

Sementara, bagi dirinya. Cinta itu adalah hal yang tidak bisa ia bodohi dan ia hindari, cinta itu ajaib.

"Iya, Bun." Cinta mengalah sesaat. Tidak ingin memperpanjang masalah.

•••

"Gue masih nggak percaya kalau gue ciuman sama Daffa."

Cinta yang masih betah berlama-lama di tempat tidur. Nampak enggan beranjak dari sana. Suasana hatinya bahagia sekali pagi ini, secerah mentari.

"Tapi kenapa Daffa nggak ngehubungin gue?" Cinta bertanya-tanya, sambil menscroll belasan pesan yang ia kirimkan pada Daffa melalui akun bodong itu.

Kesesokan harinya, merupakan hari kedua setelah kejadian di rumah Daffa tersebut.

"Daffa benar-benar!" Cinta kesal bukan kepalang.

Lagi dan lagi, Daffa memblokir akun Instagram bodong yang Cinta gunakan sebelumnya.

Hari ketiga.

Cinta duduk di meja makan. Natalia terlihat sibuk, bundanya berdiri agak jauh, terlihat konsentrasi penuh menelepon salah satu klien dengan bahasa Inggris yang terdengar fasih.

Menatap pada salad full sayuran yang sebenarnya tidak pernah ia sukai. Cinta merasa galau bukan main.

Tangan Cinta bergerak meraba bibirnya, rasa bibir Daffa masih teringat jelas dan terngiang-ngiang di benaknya.

Terserah. Jika, ingin mengecap Cinta sebagai cewek mesum. Cinta tidak peduli.

"Apa Daffa khilaf aja ciuman sama Cinta?" tanya Cinta dalam hati. Ia overthiking sendirian.

Apa Kabar, Cinta? (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang