~ Perasaan adalah hal yang tidak bisa diprediksi. Selalu ada kejutan saat kamu jatuh cinta ~
•••
Amelda nampak sibuk, ia mondar-mandir mencari sesuatu.
Terlihat kompak bersama rekan satu timnya. Yang terdiri dari, Jennie, Herda, Kira, dan Okta. Amelda berperan sebagai leader yang aktif dan mengayomi.
Sisi baik Amelda membuat orang-orang segan padanya. Namun, Amelda selalu menekankan bahwa 'kita semua sama'.
"Lo yang masak, ya Mel?" tanya Shasa sengaja. Jarak tenda Shasa yang lumayan jauh, tidak menjadi alasan untuknya tidak menemui sang sahanat. Kabur menjadi alasan Shasa yang menghilang dari tenda area anak IPS ke tenda anak IPA.
"Mau gimana lagi, tim gue kalah tarik tambang." Amelda menjawab, wajah cantiknya terlihat cemong dengan arang, begitu pun dengan wajah Jennie, teman satu tenda Amelda itu juga turut membantu.
Sementara, Shasa menolak membantu. Ia saja malas membantu di tenda timnya sendiri, apalagi tim orang lain.
"Jadi, apa menu makan malam kita, Chef?" Shasa kembali bertanya, mengeluarkan ponsel dan merekam wajah Amelda sambil menahan tawa. Berharap rekaman itu akan menjadi aib sekaligus kenang-kenangan berharga.
Amelda sadar kamera, ia menutupi wajahnya agar tidak direkam lebih lama. "Hmmm, nasi goreng ayam sianida."
"Wow, enak tuh! Boleh request nggak, yang banyak cabenya, nggak?!" Selaku penyuka pedas, bagi Shasa apapun makannya harus pedas adalah yang ia mau.
"Nggak boleh!" Amelda memperhatikan sekitar. Melirik pada tenda milik Miranda yang tidak jauh dari tenda miliknya. Pandangan Amelda berhenti pada Cinta yang terlihat duduk sendirian dengan pandangan fokus ke langit. Sementara, Miranda dan dua lainnya sibuk berbincang sambil tertawa kecil. "Takutnya kalau ada yang nggak tahan pedas, bahaya. Kalau suka pedas, nanti lo pakai tambahan bubuk cabe aja."
"Yaudah oke, good job." Shasa tidak ingin memaksa. Apalagi tatapan Kira dan Okta tidak suka akan kehadirannya. Bukan apa, tapi karena Shasa malah memperlambat kerja Amelda atau kerja tim.
Saat Amelda sibuk dan tidak meladeni Shasa, gadis itu punya target lain yaitu Jennie yang menjadi lawak bicara dadakannya.
•••
Tiba saatnya makan malam.
"Untuk menghargai yang masak malam ini, jadi diharapkan semua makannya dihabiskan tanpa sisa, ya. Kalau mau nambah, boleh!" Jennie berucap lantang. Ia ingin jerih payah dan kerja sama timnya, bisa diterima di lidah teman-teman yang lain.
"Kalau nggak habis, ada hukumannya!" Amelda menambahkan. Karena tidak menjamin semua orang suka akan masakannya, maka dari itu apabila ada lebih dari beberapa orang tidak menghabiskan makanan di piringnya. Maka, pekerjaan Amelda akan lebih ringan. Sebab, hukuman cuci piring akan dilakukan bersama-sama dan cepat selesai.
"Amelda, nasi goreng buatan lo enak banget!" akui Rendy sambil mengacungkan jempol.
"Amelda harus jadi chef, nih!" Miranda menambahkan.
Disusul dengan pujian-pujian lain, membuat Amelda hanya bisa menahan senyum.
"Biasa aja, terima kasih ya teman-teman, buat pujiannya." Amelda menyahut ramah. Tatapan Amelda berhenti pada Daffa, orang yang ia harapkan bisa memberikan satu kata atas masakannya. Namun, Daffa tidak bereaksi apa-apa.
Daffa diam sekali. Tapi, Amelda lega karena Daffa berhasil menghabiskan makanan yang ia buat. Itu artinya, Daffa suka dengan masakan buatan Amelda, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Kabar, Cinta? (COMPLETED)
FanficSeperti semesta yang mempertemukan dua insan berbeda, menyatu dalam langit dan hangatnya mentari. Apa semuanya dapat berubah, jika Daffa tidak bertemu Cinta hari itu? Dunia Cinta berubah jadi lebih menarik, sejak pertemuannya dengan pria menawan be...